Ilustrasi dakwah di masjid. | Prayogi/Republika.

Khazanah

Aktifkan Dakwah Digital Remaja Masjid

Memerangi hoaks adalah bagian dari perjuangan berdakwah.

JAKARTA — Berbagai kalangan menyambut ide Gerakan Satu Masjid Satu Konten. Pimpinan Pusat Dewan Masjid Indonesia (DMI) menyatakan, gagasan tersebut mendorong makin aktifnya peran remaja masjid dalam berdakwah, khususnya melalui internet.

Anggota Departemen Kaderisasi Pemuda dan Remaja Masjid PP DMI Ahmad Syarifudin mengatakan, pihaknya mendukung wacana yang muncul dalam diskusi pada pekan lalu, antara Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK) Jakarta dan harian Republika itu.

Ia mengingatkan, ada lebih dari 800 ribu masjid di seluruh Indonesia. Apabila setiap masjid mempunyai kelompok remaja yang aktif berdakwah melalui media sosial, dampaknya akan sangat terasa. Terlebih, selama ini kebanyakan pengguna media sosial berasal dari kelompok muda.

Berdasarkan data Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) pada 2021, jumlah pemakai ponsel pintar di Tanah Air mencapai 167 juta orang atau 89 persen dari total penduduk. Bila dilihat berdasarkan usia, rata-rata mereka yang aktif bermedia sosial di Indonesia memiliki umur antara 25 hingga 34 tahun.

“Jika remaja masjid yang tersebar di ratusan ribu masjid itu aktif di media sosial, menyampaikan dakwah Islam rahmatan lil ‘alamin dan kebenaran, dampaknya akan sangat luar biasa. Mari kita aktifkan dakwah digital,” ujar Syarifudin kepada Republika, Ahad (6/3).

 

Salah satu tantangan besar dalam dakwah digital adalah persebaran hoaks. Ketua Remaja Masjid Baitur Rosyidin, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, tersebut menegaskan, para pemuda Muslim seyogianya berada di garda terdepan dalam mengatasinya. Kalau terus dibiarkan, diseminasi informasi bohong dapat merusak kerukunan dan mengadu domba antarunsur masyarakat.

Menurut dia, hoaks bisa dibuat siapa saja yang memiliki kepentingan-kepentingan, baik materiel maupun politis. Para penyebarnya dapat berasal dari para pendengung (buzzer) yang dibayar orang atau kelompok yang jahil. Syarifudin mengatakan, kelompok-kelompok pemuda Muslim yang tersebar di ratusan ribu masjid dapat turut memerangi hoaks yang disebarluaskan via media sosial. 

“Saya meyakini, memerangi kebohongan atau hoaks merupakan bagian dari perjuangan untuk kebaikan masyarakat, umat, bangsa, dan negara,” ujar dia.

Ketua Umum Remaja Masjid Cut Meutia (Ricma) Jakarta Muhammad Husein mengaku setuju dengan ide Gerakan Satu Masjid Satu Konten. Menurut dia, pihaknya selama ini terus berupaya menggencarkan dakwah via media sosial. Dalam membuat konten-konten, Ricma selalu mengutamakan penyaringan informasi, baik yang diterima maupun akan disampaikan ke tengah khalayak luas.

photo
Pemred Republika Irfan Junaidi berbicara dalam acara Islam: Kemodernan dan Keindonesiaan, di Masjid Sunda Kelapa, Jakarta, Jumat (4/3). - (Istimewa)

“Filter dilakukan agar tersampaikan informasi yang sahih kepada pemuda-pemuda di Jakarta dan masyarakat. Dengan demikian, mereka tidak akan salah tanggapan,” kata Muhammad Husein kepada Republika, kemarin.

Sebelumnya, Dewan Pengurus MASK Jakarta mengusulkan gagasan Gerakan Satu Masjid Satu Konten dalam acara dialog bertajuk “Islam: Kemodernan dan Keindonesiaan.” Penyelenggaraan acara itu bekerja sama dengan harian Republika.

Menurut pimpinan Dewan Pengurus MASK Jakarta Arief Rosyid Hasan, persebaran hoaks di media sosial sudah sampai taraf yang mengkhawatirkan. Sebab, berita-berita bohong berpotensi memecah belah persatuan umat dan bangsa. Ia pun memuji Republika yang selalu menghadirkan informasi tepercaya di tengah umat dan bangsa.

“Mungkin ke depan, masjid sebagai pusat kantor berita. Republika dengan remaja-remaja masjid bisa menjadi kontributornya,” kata Arief Rosyid, Jumat (4/3) lalu.

Pemimpin Redaksi Harian Republika Irfan Junaidi merespons baik ide Gerakan Satu Masjid Satu Konten yang disampaikan mantan ketua umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) itu. “Sehingga ruang digital kita akan banyak diwarnai oleh suara-suara dari masjid,” ujarnya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat