Warga melihat kondisi Masjid Raya Kajai yang rusak akibat gempa bumi di Kecamatan Talamau, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, Jumat (25/2/2022). | ANTARA FOTO/Altas Maulana/Lmo/nym.

Kabar Utama

Hanya Baju di Badan Ini yang Kami Bawa

Gempa Pasaman Barat dirasakan hingga jauh karena memang groundmotion-nya cukup kuat.

OLEH FEBRIAN FACHRI, RR LAENY SULISTYAWATI

Nalis (50 tahun) sesekali menyeka air matanya saat berada di lokasi pengungsian, di kantor Bupati Pasaman Barat, Jumat (25/2) malam. Raut wajah panik dan kalut tak bisa ia sembunyikan.

Bersama ratusan pengungsi lain, Nalis hanya bisa pasrah sekaligus bersyukur semua anggota keluarganya selamat dari gempa berkekuatan magnitudo 6,1 pada Jumat (25/2) pagi.

Ratusan pengungsi pada Jumat (25/2) malam beristirahat di bawah tenda di depan kantor bupati, tepatnya di Lingkuang Aua, Pasaman Barat. Pantauan Republika di lokasi pengungsian, warga beristirahat di posko bencana.

Nalis (50) mengaku mengungsi hanya membawa pakaian yang ada di badan. Perempuan yang sehari-hari berprofesi sebagai petani kebun ini tak dapat lagi menyelamatkan harta bendanya pascagempa. Karena rumahnya rata dengan tanah.

“Hanya pakaian di badan ini yang kami bawa. Kami langsung lari keluar rumah setelah terdengar gempa," kata warga Simpang Timbu Abu, Pasaman Barat, itu kepada Republika, Jumat (25/2).

Nalis memboyong tujuh orang anggota keluarganya ke tempat pengungsian. Nalis, suaminya, lima anak, dan ibunya.

photo
Warga berada di bawah tenda di depan rumahnya yang rusak akibat gempa di Jorong Pinagar, Nagari Aua Kuning, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatra Barat, Jumat (25/2/2022). Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan gempa berkekuatan magnitudo 6,2 di Pasaman Barat dan sekitarnya itu mengakibatkan tujuh warga meninggal dunia. - (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/aww.)

Nasib serupa juga dialami Leni Irawati yang juga warga Timbu Abu. Perempuan yang berprofesi sebagai guru SD ini merasakan gempa saat mengajar di sekolah.

Leni juga hanya membawa pakaian dinas yang dikenakan sejak pagi. Leni menyebut dirinya pergi ke pengungsian bersama 10 KK lainnya dari Timbu Abu. Karena rumah warga di sana dan juga sekolah rata dengan tanah.

“Untungnya tak ada dari kami yang jadi korban luka atau meninggal. Tapi kami di sini sama sekali tak punya apa-apa selain pakaian di badan,” ujar Leni.

Gempa berkekuatan magnitudo 6,1 mengguncang Kabupaten Pasaman Barat, Sumatra Barat pada Jumat (25/2) pagi. Data sementara mencatat total jumlah korban jiwa sebanyak tujuh orang dan puluhan lainnya mengalami luka ringan hingga berat.

“Korban meninggal teridentifikasi tiga orang di Kabupaten Pasaman Barat dan empat (orang) di Kabupaten Pasaman. Sedangkan total korban luka-luka mencapai 85 orang, dengan rincian luka berat 10 orang dan luka ringan 50 orang di Pasaman Barat, serta 25 orang di Pasaman,” kata Plt Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari.

photo
Warga memeriksa kerusakan akibat gempa bumi di Pasaman, Sumatra Barat, Jumat (25/2/2022). - (AP Photo/Marsulai)

Gempa juga mengakibatkan ribuan warga harus mengungsi. Data terakhir mencatat, sebanyak 5.000 warga mengungsi di 35 titik. BPBD melaporkan sebaran titik pengungsian berada di Kecamatan Talamau, Kecamatan Pasaman dan Kinali. Petugas di lapangan masih terus mendata warga yang mengungsi.

Gubernur Sumbar Mahyeldi memerintahkan BPBD provinsi untuk bergerak cepat membantu penanganan dampak bencana gempa. Ia meminta semua pihak menjalankan SOP yang sudah ada terkait kebencanaan agar tidak ada tugas yang tumpang tindih sehingga respons bisa dilakukan secepatnya. Ia mengimbau warga untuk tetap waspada karena masih ada kemungkinan terjadinya gempa susulan.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by BMKG (infobmkg)

Waspada banjir bandang

Kepala BPBD Pasaman, Alim Bazar, mengatakan, ada potensi terjadinya bencana banjir bandang di beberapa titik di Pasaman Barat dan Kabupaten Pasaman. Penyebabnya, menurut Alim, karena gempa bumi yang terjadi membuat ada pergeseran tanah.

Setelah dilakukan susur sungai, terdapat sejumlah sungai yang mongering karena ada penyumbatan di hulu sungai. 

photo
Warga melakukan shalat di tenda darurat di Nagari Pinagar, Kecamatan Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatra Barat, Jumat (25/2/2022). - (ANTARA FOTO/Muhammad Arif Pribadi/Lmo/aww.)

“Setelah gempa, kami perintahkan tim lakukan susur sungai. Ada potensi banjir bandang karena ada air menumpuk akibat penimbunan tanah yang bergeser,” kata Alim.

BPBD bersama tim gabungan menurut Alim berupaya mencegah supaya bencana banjir bandang ini dapat diantisipasi. Supaya tidak menimbulkan bertambahnya korban, ia meminta masyarakat yang tinggal di dekat aliran sungai supaya lebih waspada dan mengungsi sementara waktu.

Belum maksimal

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, segmen angkola sesar Sumatra bisa melepas energi lebih besar dari gempa di Kabupaten Pasaman Barat berkekuatan magnitudo 6,1. Energi tertinggi yang dapat dilepaskan adalah gempa dengan kekuatan magnitudo 7,6. “Kami mencatat segmen ini, atau segmen angkola ini, mampu melepaskan energi dan membangkitkan gempa hingga kekuatan 7,6,” kata Dwikorita.

photo
Warga melihat kondisi rumah yang rusak akibat gempa di Nagari Pinagar, Kecamatan Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatra Barat, Jumat (25/2/2022). Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan gempa berkekuatan magnitudo 6,2 di Pasaman Barat dan sekitarnya itu mengakibatkan tujuh warga meninggal dunia. - (ANTARA FOTO/Muhammad Arif Pribadi/Lmo/aww.)

Gempa yang terjadi merupakan jenis gempa kerak dangkal atau shallow crustal earthquake akibat aktivitas sesar aktif, yaitu Sesar Besar Sumatra tepatnya pada Segmen Angkola bagian selatan. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip).

“Artinya kita memang masih sepatutnya untuk waspada dengan cara mitigasi yang tepat, terutama penataan bangunan tahan gempa bumi,” kata Dwikorita.

Dwikorita menjelaskan, gempa yang terjadi di Pasaman Barat merupakan tipe gempa yang diawali gempa pembuka atau foreshock, kemudian terjadi gempa utama atau mainshock. Kemudian baru diikuti serangkaian gempa susulan atau afterschock.

Ia mengimbau masyarakat untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa. “Berdasarkan pengalaman, banyak terjadi korban bukan akibat tumpahnya itu, tetapi akibat dampak setelah gempa di mana banyak bangunan-bangunan yang rusak,” kata dia.

Menurutnya, gempa Pasaman Barat dirasakan hingga jauh karena memang groundmotion-nya cukup kuat dan direspons oleh tanah lunak dan teramplifikasi hingga dapat dirasakan di Malaysia.

Kendati demikian, kata dia, hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami karena pusat gempa terletak di daratan. “Hingga pukul 09.35 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan telah terjadi 15 kali aktivitas gempa susulan dengan magnitudo terbesar 4,2,” ujar dia.

Dwikorita mengatakan, catatan sejarah gempa di wilayah Pasaman pernah dilanda gempa merusak beberapa kali seperti yang terjadi pada tahun 1822, 1892, 1926 magnitudo 7,0 dan 1971 Magnitudo 6,1. Terkait isu likuefaksi juga terjadi, Dwikorita mengakui fenomena ini memungkinkan terjadi.

“Kalau melihat kondisi kemiringan lereng, tanah, bebatuan, dan kekuatan gempa meski tak sekuat gempa Padang di Sumatra Barat 2009 lalu, likuefaksi mungkin terjadi. Artinya ada potensi,” ujar dia.

Dwikorita juga mengingatkan masyarakat untuk menghindari tebing-tebing atau lereng, karena gempa susulan berpotensi atau dapat mengakibatkan runtuhnya batuan yang mengakibatkan longsor. Selain itu masyarakat diminta memeriksa serta memastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Indonesia Tunggal Ika 

Jangan sampai menggelorakan kebinekaan sambil mengoyak ketunggalan.

SELENGKAPNYA

Ketika Allah Memberikan Ujian

Sungguh Allah tak memberi ujian di luar kesanggupan. Beragam pula cara-Nya membangun persiapan.

SELENGKAPNYA

Korban Terus Berjatuhan

DPR menilai upaya evakuasi WNI sudah saatnya dipertimbangkan secara serius. 

SELENGKAPNYA