Warga mendatangi toko buku Samir Mansour yang hancur terkena bombardir pesawat Israel di Gaza pada Mei 2021 dan dibuka kembali Kamis (17/2/2022). | AP/Adel Hana

Kisah Mancanegara

Warga Gaza Minati Belajar Bahasa Ibrani

Permintaan meningkat untuk belajar bahasa Ibrani seiring tawaran baru izin kerja oleh Israel.

OLEH DWINA AGUSTIN

Di ruang kelas yang terang benderang di Gaza, seorang guru mengeja kata-kata Ibrani di papan tulis. Pelajaran ini diikuti dengan penuh perhatian oleh puluhan warga Palestina lainnya yang berharap dapat memanfaatkan pembukaan peluang kerja di Israel.

Permintaan yang meningkat untuk belajar di pusat bahasa Nafha seiring dengan adanya tawaran baru izin kerja oleh Israel. Pemilik pusat bahasa Nafha Ahmed Al-Faleet mengatakan, jumlah orang yang terdaftar untuk belajar bahasa Ibrani telah meningkat empat kali lipat. Jumlah yang mendaftar mencapai 160 siswa per kursus sejak Israel mulai memberikan izin kerja pada kuartal terakhir pada 2021.

"Kursus ini memungkinkan siapa saja yang mendapat izin untuk membaca tanda, dokumen yang ditulis dalam bahasa Ibrani, dan berkomunikasi dengan (tentara) di pos pemeriksaan Israel. Jika majikan hanya berbicara bahasa Ibrani, itu memungkinkan pekerja untuk bisa berkomunikasi," kata Al-Faleet.

photo
Warga mendatangi toko buku Samir Mansour yang hancur terkena bombardir pesawat Israel di Gaza pada Mei 2021 dan dibuka kembali Kamis (17/2/2022). - (AP/Adel Hana)

Sekitar 2,3 juta warga Gaza tinggal di jalur pantai yang sempit, sebagian besar tidak dapat pergi untuk mencari pekerjaan di luar negeri. Mereka didesak oleh pembatasan ketat selama 15 tahun oleh Israel.

Sebanyak 64 persen dari populasi Gaza diperkirakan hidup dalam kemiskinan dan pengangguran mencapai 50 persen. Wilayah yang dipimpin oleh kelompok Hamas ini juga berbatasan dengan Mesir, yang memberlakukan pembatasan sendiri pada penyeberangan.

Sebelum perlawanan Palestina meletus pada 2000, sekitar 130 ribu warga Gaza bekerja di Israel. Namun, sejak 2005, Israel menarik diri dari Gaza dan membangun pembatas yang memutus Israel dari Gaza.

Kini, Israel menawarkan 10 ribu izin yang memungkinkan penduduk Gaza menyeberangi perbatasan untuk bekerja di wilayah itu. "Saya datang ke sini hari ini untuk belajar bahasa Ibrani sehingga saya dapat menangani berbagai hal dalam pekerjaan saya di dalam (Israel) dengan mudah," kata salah satu siswa pusat bahasa Nafha, Maher Al-Farra.

photo
Warga mendatangi toko buku Samir Mansour yang hancur terkena bombardir pesawat Israel di Gaza pada Mei 2021 dan dibuka kembali Kamis (17/2/2022). - (AP/Adel Hana)

Sedangkan pejabat senior Hamas Eassam Daalis mengatakan, Israel pada diharapkan dapat menawarkan 30 ribu izin kerja. Ekonom Gaza Mohammad Abu Jayyab mencatat, tawaran izin adalah salah satu dari serangkaian langkah ekonomi yang disepakati di bawah penyelesaian politik yang ditengahi oleh perunding Mesir, Qatar, dan PBB setelah konflik Mei. "Ini bukan inisiatif Israel sepihak," kata Abu Jayyab.

Petugas penghubung Israel Kolonel Moshe Tetro mengatakan, pekerjaan baru akan meningkatkan ekonomi Gaza. "Dan akan memberikan ketenangan dan stabilitas keamanan," ujarnya.

Namun, kondisi dapat saja berubah. Apalagi, ketegangan memercik akibat bentrokan antara pemukim Yahudi dan warga Palestina di wilayah pendudukan Tepi Barat. Ditambah lagi penggusuran keluarga Palestina di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat