KH Syuhada Bahri | Yasin Habibi/ Republika

Khazanah

Berpulangnya Inspirator dan Teladan Dakwah: KH Syuhada Bahri

Pada masa kepemimpinan KH Syuhada Bahri, DDII membangun kampus yang megah di Tambun, Bekasi

Jumat (18/2), Indonesia kembali kehilangan salah satu putra terbaiknya. Dia adalah ulama sekaligus  ketua Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (DDII) periode 2007-2015 Ustaz Syuhada Bahri.

Bagi DDII, almarhum merupakan sosok inspirator dan teladan dalam dakwah serta termasuk salah satu kader terbaik. ‘’Beliau salah satu kader terbaik dari Bapak Mohammad Natsir yang sangat menguasai seluk-beluk dakwah dan khususnya dakwah di pelosok pedalaman," kata Ketua Umum DDII Dr Adian Husaini kepada Republika, Jumat (18/2).

Adian melanjutkan, Ustaz Syuhada selama puluhan tahun aktif dan terjun secara langsung sebagai dai. Selain itu, almarhum juga konseptor yang aktif membina mahasiswa untuk berdakwah di kampus. Ketika menjabat ketua umum DDII, Adian sendiri menjadi ketua bidang ghazwul fikri.

"Di masa kepemimpinan Ustaz Syuhada, Dewan Da'wah melahirkan program kaderisasi 1.000 ulama yang sudah melahirkan 70 doktor dan 250-an master. Program ini masih berlanjut hingga sekarang dan saat ini ada 13 calon doktor yang dipesantrenkan oleh kami, dibiayai oleh Dewan Da'wah," ungkap dia.

DDII saat dipimpin Ustaz Syuhada juga bekerja sama dengan Universitas Pendidikan Indonesia untuk melakukan kaderisasi guru ulama tingkat S-2. Masih pada masa kepemimpinannya, DDII membangun kampus yang megah di Tambun, Bekasi, dengan nama Sekolah Tinggi Ilmu Da'wah (STID) Mohammad Natsir. Perguruan tinggi tersebut diresmikan oleh presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono.

Di mata Adian, Ustaz Syuhada adalah dai sejati yang sampai akhir hayatnya, dalam kondisi sakit, masih memikirkan dakwah. ‘’Beliau sudah cuci darah sepekan dua kali dalam beberapa tahun. Namun, beliau masih tetap menyampaikan pesan-pesan dakwah. Semangat dakwahnya tidak pernah menurun sampai akhir hayatnya. Jadi, betul-betul beliau adalah dai jiwa raga lahir batin," ucap Adian.

Dalam pandangan Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Buya Anwar, Ustaz Syuhada merupakan tokoh yang baik dan rendah hati. Dia juga mengagumi hubungan Ustaz Syuhada dengan para murid dan jamaahnya.

"Yang membuat saya kagum, hubungan beliau dengan murid-muridnya dan jamaahnya tetap terjaga dan beliau itu tampak oleh saya sangat dicintai dan dikagumi oleh murid-murid dan kader-kadernya," ucap dia.

Menurut Buya Anwar, Ustaz Syuhada juga sangat hemat dalam berbicara. Tapi, menurut dia, ketika Ustaz Syuhada berbicara, hal yang disampaikannya berisi banyak ilmu.

Hal yang sangat penting untuk dicontoh dari sosok Ustaz Syuhada, menurut Buya Anwar, adalah perjuangannya dalam berdakwah. "Beliau itu tampaknya memang seperti sudah menyedekahkan hidup dan kehidupannya untuk kepentingan dakwah. Hal ini tentu jelas merupakan hal yang sangat terpuji dan mulia," kata dia.

Wakil Ketua Umum PP Persatuan Islam (Persis) Ustaz Jeje Zaenudin juga menyampaikan rasa duka atas berpulangnya Ustaz Syuhada Bahri. Menurut dia, wafatnya Ustaz Syuhada meninggalkan sejumlah indikasi husnul khatimah.

“Beliau wafat di waktu subuh, yaitu waktu terbaik. Di hari Jumat, hari terbaik bagi umat Islam. Dan di bulan Rajab, salah satu bulan terbaik dalam satu tahun,” ujar dia.

Jenazah almarhum Ustaz Syuhada juga dishalatkan oleh begitu banyak orang. Hal-hal itulah yang menurut dia merupakan indikasi dan tanda-tanda wafatnya seseorang sebagai husnul khatimah.

Ustaz Jeje juga mengatakan, Ustaz Syuhada merupakan sosok yang komplet sebagai seorang ulama. ‘’Figur seperti almarhum di zaman sekarang agak sulit untuk didapatkan lagi oleh Indonesia,’’ katanya. 

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat