Para pekerja dan nelayan beraktivitas di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Karangsong, Indramayu, Jawa Barat, Sabtu (23/12/2023). | Republika/Prayogi

Ekonomi

KKP Genjot Hilirisasi Perikanan

Produk bermutu, bergizi, dan bernilai tambah menjadi kata kunci yang kini dicari pasar

JAKARTA -- Kementerian Keluatan dan Perikanan (KKP) menggenjot investasi di sisi hilir komoditas kelautan dan perikanan. Selain peluangnya yang terbuka, Fortune Business Insight memperkirakan market size produk perikanan global menyentuh 605,46 miliar dolar AS pada 2029.

"Peluang hilirisasi perikanan begitu besar, artinya kalau tidak ikut terlibat bisa-bisa kita ketinggalan di 2029," ujar Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Budi Sulistiyo dalam keterangannya, Kamis (2/4/2024).

Budi memaparkan, dari sisi permintaan, produk bermutu, bergizi dan bernilai tambah menjadi kata kunci yang kini dicari pasar. Karenanya, produk berlabel traceability, eco friendly, sustainability, ready to eat, ready cook dan ready to serve semakin diminati konsumen. "Artinya apa, konsumen kita semakin cerdas karena menghendaki produk bermutu dan berkelanjutan," ucap Budi.

photo
Pekerja menjemur ikan asin di desa Lombang, Juntinyuat, Indramayu, Jawa Barat, Senin (13/3/2023). - (Antara/Dedhez Anggara )

Tak hanya itu, dari sisi piramida nilai tambah, Budi melihat komoditas perikanan bisa diolah menjadi berbagai berbagai varian produk. Mulai dari bahan baku yang bisa langsung dimasak, kemudian pengolahan pakan hewan ternak, produk kesehatan, kosmetik, hingga farmasi.

Budi menyampaikan KKP juga telah merespons permintaan pasar dengan penyediaan bahan baku secara kontinyu dan sesuai standar baik jenis, ukuran hingga mutu. Budi menyontohkan sertifikasi Good Manufacturing Practice (GMP), misalnya, menunjukkan bahwa industri pengolahan menerapkan praktik yang baik.

"Ini kita belum bicara bagaimana teman-teman di KKP juga memperhatikan pada mutu sejak hulu misalnya dengan sertifikat CBIB, CPIB, dan lain-lain," sambung Budi.

Budi kemudian memaparkan analisa daya saing lima komoditas prioritas. Pasar udang global, misalnya, senilai 60,4 miliar dolar AS pada 2023. Kemudian rumput laut sebesar 16,7 miliar dolar AS, tilapia sebesar 13,9 miliar dolar AS dan kepiting-rajungan 879 miliar dolar AS serta lobster menyentuh 7,2 miliar dolar AS pada tahun yang sama.

Sementara market share Indonesia di pasar global mencapai 16,4 persen untuk rumput laut, lalu 9,7 persen untuk tilapia, dan 6,7 persen untuk udang pada 2022.

"Kepiting-rajungan kita baru 1,9 persen dan lobster hanya 0,5 persen. Tapi potensi kita ada untuk terus melakukan peningkatan," ucap Budi.

Karenanya, guna meningkatkan minat investasi di sektor kelautan dan perikanan, pemerintah telah menyiapkan sejumlah insentif. Di antaranya tax allowance berupa keringanan pajak penghasilan (PPh) dari nilai investasi atau lima persen per tahun selama enam tahun. Lalu, investment allowance/ berupa pengurangan laba bersih sebesar 60 persen dari total nilai investasi untuk enam tahun atau 10 persen setiap tahun.

Budi memastikan jajarannya juga siap mendampingi para pelaku usaha agar bisa mengakses insetif tersebut. "Mengurus perizinan berusaha juga semakin mudah melalui sistem perizinan berusaha terintegrasi secara elektronik yang menyederhanakan prosedur, meningkatkan efisiensi, dan transparansi," kata Budi.

photo
Pekerja menangkap ikan nila di Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar, Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (15/11/2023). - (Antara/Henry Purba)

Budi mengatakan realisasi investasi kelautan dan perikanan mencapai Rp 12,07 triliun pada 2023. Jumlah ini meningkat 38,02 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp8,75 triliun. Budi menyebut pengolahan menjadi bidang usaha terbesar dalam menyerap investasi (38,56 persen) disusul budi daya (26,63 persen), perdagangan (20,25 persen), penangkapan (12,41 persen) dan jasa perikanan (1,97 persen).

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengaku tengah bersiap merencanakan pembangunan infrastruktur berupa data terintegrasi. Data ini bisa dimanfaatkan untuk mendorong pembangunan dan investasi di kelautan dan perikanan Indonesia.

"Kami sedang merencanakan pembangunan infrastruktur Ocean Big Data yang bertujuan untuk pengawasan, monitoring, penyediaan data yang terbaru, dan penyusunan decision support system," kata Trenggono.

 

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat