Suasana rapat kerja antara Komisi II DPR, Kemendagri, KPU, dan Bawaslu membahas penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 di kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (24/1/2022). | ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/tom.

Nasional

Nama Terpilih Sesuai Pesan Berantai

Legislator mengeklaim kesamaan nama terpilih anggota KPU-Bawaslu dengan pesan berantai hanya kebetulan.

JAKARTA—Komisi II DPR telah menyepakati nama-nama calon anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Kamis (17/2) dini hari. Nama-nama terpilih sama persis dengan nama yang beredar dalam pesan berantai yang beredar pada Senin (14/2).

Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) mempertanyakan proses pengambilan keputusan calon KPU-Bawaslu yang dilakukan secara tertutup oleh Komisi II. Peneliti Perludem, Heroik Pratama mengatakan, pemilihan secara tertutup tidak dapat disaksikan publik. Termasuk bagaimana metode penentuan ranking yang menjadi dasar penentuan anggota KPU-Bawaslu.

"Dini hari pemilihan dilakukan secara tertutup yang tidak dapat disaksikan oleh publik. Menjadi pertanyaan bagaimanakan metode penentuan ranking yang dibuat, apa yang menjadi dasar penentuan rangking tersebut," kata Heroik Pratama, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (17/2).

photo
Calon anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Dahliah (kanan) mengikuti uji kelayakan dan kepatutan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (14/2/2022). - (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

"Bahkan nama-nama yang terpilih sama dengan nama-nama yang beredar melaui pesan berantai sebelum FPT (fit and proper test) dimulai," imbuhnya.

Menurut Heroik, hal tersebut justru berbeda dengan proses pemilhan anggota KPU dan Bawaslu dua periode yang lalu. Pada 2012 dan 2017, publik bisa melihat secara langsung proses pemungutan suara yang dilakukan oleh Komisi II saat memilih anggota KPU dan Bawaslu. 

Dia juga menyayangkan keputusan DPR yang kembali mempertahankan tradisi hanya memilih satu perempuan sebagai anggota KPU dan Bawaslu. Di tengah dorongan publik yang sangat kuat, serta tersedianya calon anggota KPU dan Bawaslu perempuan yang berkompeten dan berintegritas, Komisi II DPR punya kesempatan untuk melaksanakan mandat UU Pemilu memilih 30 persen perempuan dari komposisi anggota KPU dan Bawaslu.

Pada Senin (14/2), sebuah pesan berantai beredar. Pesan tersebut berisi tujuh calon anggota KPU dan lima calon anggota Bawaslu pilihan partai politik. Pesan itu berisikan nama-nama peserta seleksi KPU dan Bawaslu yang lolos hasil kesepakatan partai koalisi.

Untuk KPU, nama yang beredar adalah Parsadaan Harahap (HMI/Golkar); Idham Holid (HMI/Nasdem); Betty (HMI/Nasdem); Augus Mellaz (non muslim/PDIP); Yulianto (GMNI/PDIP); Afif (PMII/PKB); dan Hasyim (Ansor/Gerindra). Sedangkan pada Bawaslu ada Rahmat bagja (HMI/Golkar); Fuadi (HMI/Gerindra); Totok (GMNI/PDIP); Herwin (Non Muslim/Nasdem); Loli (PMII/PKB)

Republika kembali menerima pesan berisi tujuh nama calon anggota KPU dan lima nama calon anggota Bawaslu terpilih pada Selasa (15/2) malam. Tidak hanya Republika, pesan itu juga diterima oleh awak media lain. Pesan tersebut dikirim oleh orang tak dikenal.

Pesan itu kembali menampilkan daftar peserta seleksi yang diklaim dipilih parpol koalisi. Untuk KPU di antaranya Parsadaan Harahap (HMI/Golkar); Hasyim Asyari (Ansor/PMII/PKB); Betty Epsilon (HMI/Nasdem); I Dewa Kade (GMNI/PDIP); Yulianto Sudrajat (GMNI/PDIP); Yessy Momongan (GAMKI/Gerindra); Viryan (HMI/Gerindra).

Sedangkan untuk Bawaslu di antaranya Rahmat Bagja (HMI/Golkar); Fuadi (HMI/Gerindra); Totok (GMNI/PDIP); Aditya Perdana (HMI/Nasdem); Mardian (PMII/PKB). Kamis dini hari, Komisi II DPR mengumumkan nama calon anggota KPU dan Bawaslu terpilih. Saat diperhatikan nama-nama yang muncul sama persis seperti pesan berantai Senin lalu.

photo
Calon anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) I Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi mengikuti uji kelayakan dan kepatutan di Komisi II DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (14/2/2022).  - (Prayogi/Republika.)

Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Lucius Karus, berharap kesamaan tersebut hanya kebetulan. Ia mengaku, sulit membayangkan jika kesamaan daftar sebelum dan setelah pemilihan itu bukan kebetulan. Dengan kata lain, daftar nama yang beredar sebelum pemilihan itu memang datang dari Komisi II yang sejak awal sudah punya pilihan.

"Itu artinya fit and proper test yang berlangsung tiga hari hanya sekadar basa basi saja," ujarnya, Kamis (17/2).

Ia menilai jika itu yang terjadi, dia anggap tidak terlalu mengejutkan. Selama ini, kata Lucius, proses fit and proper test memang ditengarai hanya ajang formalitas. "Keputusan akhir bukan berdasarkan penilaian wawancara selama fit and proper, tetapi tetap saja berdasarkan lobi parpol dengan calon tertentu," katanya.

Wakil Ketua Komisi II DPR, Junimart Girsang, mengeklaim kesamaan nama terpilih dengan pesan berantai hanya kebetulan. "Kalau satu yang sama itu kan teka-teki, tebak-tebakan namanya itu. Boleh dong. Saya dapat berapa itu (pesan berantai), ada yang melenceng sama sekali," kata Junimart di Kompleks Parlemen Senayan, Kamis (17/2).

"Kalau sama ya itu kebetulan saja sama. Boleh dong orang berhitung," imbuhnya.

Politikus PDIP itu membantah ada kesepakatan sejak awal di Komisi terkait siapa saja dipilih sebagai calon anggota KPU dan Bawaslu masa bakti 2022-2027. Ia memastikan uji kelayakan dan kepatutan berjalan sesuai mekanisme.

"Jadi kalau disebutkan sudah diplot dari awal, saya mengatakan nggak ada yang diplot di sana," ujarnya.

Calon KPU-Bawaslu Terpilih

KPU:

1. Betty Epsilon Idroos (HMI/Nasdem)

2. Hasyim Asya'ri (Ansor/Gerindra)

3. Mochamad Afifudin (PMII/PKB)

4. Parsadaan Harahap (HMI/Golkar)

5. Yulianto Sudrajat (GMNI/PDIP)

6. Idham Holik (HMI/Nasdem)

7. August Mellaz (PDIP)

Bawaslu:

1. Lolly Suhenty (PMII/PKB)

2. Puadi (HMI/Gerindra)

3. Rahmat Bagja (HMI/Golkar)

4. Totok Hariyono (GMNI/PDIP)

5. Herwyn Jefler Hielsa Malonda (Nasdem)

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat