Rafael Monlina (33) menggendong bayinya saat mengunjungi reruntuhan Desa Aceredo di bendungan Lindoso, Spanyol, Sabtu (12/2/2022). | AP/Emilio Morenatti

Kisah Mancanegara

Aceredo, Reruntuhan Desa yang Tenggelam

Reruntuhan Desa Aceredo muncul lalu mengaduk emosi warga sekitar.

OLEH LINTAR SATRIA

Setiap musim panas, dasar waduk Lindoso sebelah barat laut Spanyol memperlihatkan rumah-rumah Desa Aceredo. Desa itu terendam tiga dekade yang lalu ketika bendungan pembangkit listrik meluap membanjiri lembah.  

Reruntuhan Desa Aceredo muncul lalu mengaduk emosi warga sekitar. Mereka dapat melihat bangkai-bangkai mobil karatan, air mancur yang masih menyemburkan air dan jalanan yang dulu digunakan menuju bar.

"Seluruh tempat itu sebelumnya kebun anggur, pohon-pohon jeruk, semuanya hijau, begitu indah," kata penduduk desa, Jose Luis Penin, yang dulu mampir ke bar di desa itu bersama kawannya setelah seharian memancing.

"Lihat sekarang, sangat menyedihkan," kata pria berusia 72 tahun sambil menunjuk waduk. Ia tinggal di dekat desa itu.

Zona-zona kering di Semenanjung Iberia memang kerap mengalami musim kering. Tapi pakar menilai perubahan iklim memperburuk masalah.

photo
Musim kering dan air yang surut menampilkan kembali Desa Aceredo yang terendam bendungan Lindoso. - (AP/Emilio Morenatti)

Curah hujan Spanyol pada tiga bulan terakhir 2021 hanya 35 persen rata-rata dibanding periode yang sama dari tahun 1981 hingga 2010. Kemudian musim kering berlangsung dan sama sekali tidak ada hujan.

Saat ini baru 10 persen daerah di Spanyol yang mendeklarasikan mengalami "kekeringan berkepanjangan". Sebagian besar daerah terutama di selatan yang menghadapi kelangkaan ekstrem. Kekeringan dapat berdampak pada irigasi pertanian.

Pada November lalu, lembah sekitar Sungai Guadalquivir di barat daya Spanyol sudah dideklarasikan mengalami kekeringan berkepanjangan. Kini daerah itu fokus pada sengketa lingkungan mengenai hak air di dekat Taman Nasional Donana, situs lahan basah yang tercatat sebagai Warisan Dunia.

Pemerintah kawasan Andalusia ingin memberikan hak air pada para petani yang memiliki lahan dekat taman. Tapi kritikus mengatakan langkah itu akan semakin membahayakan satwa liar yang sudah hampir punah karena kekeringan.  

"Dua, tiga tahun terakhir sudah kering, kemungkinan hujan semakin dan semakin sedikit," kata petani tomat di selatan Almería, Andrés Góngora.

photo
Musim kering dan air yang surut menampilkan reruntuhan Desa Aceredo di bendungan Lindoso, Spanyol, Sabtu (12/2/2022). - (AP/Emilio Morenatti)

Góngora masih mengharapkan dapat jatah air dari pabrik desalinasi. Ia merasa lebih baik dibanding petani lain yang khusus pada gandum dan makanan ternak.

"Pertanian sereal tahun ini benar-benar hilang," kata Góngora. Wilayah-wilayah lain di Spanyol tengah dan timur laut juga merasa terbakar.

Asosiasi petani dan peternakan di Spanyol, COAG, memperingatkan kekeringan tahun ini mengancam lebih dari setengah petani Spanyol. Mereka mengatakan bila hujan lebat tidak turun dalam waktu satu bulan, produksi tanaman tadah hujan seperti sereal, zaitun, kacang-kacangan dan kebun anggur bisa kehilangan 60 sampai 80 persen.

Tetapi asosiasi itu juga khawatir akan nasib pertanian yang bergantung pada irigasi. Sebagian besar kapasitas waduk di wilayah selatan di bawah 40 persen.

Pemerintah Spanyol berencana mendedikasikan dana pemulihan pandemi dari Uni Eropa senilai 570 juta euro atau 647 juta dolar AS untuk mendanai sistem irigasi yang lebih efisien. Termasuk menggabungkan sistem energi terbarukan.

Pekan lalu, Menteri Pertanian Spanyol Luis Planas mengatakan pemerintah akan mengambil tindakan darurat bila hujan tidak turun dalam dua pekan. Kemungkinan terbatas pada bantuan ekonomi untuk mengganti kerugian hilangnya hasil panen dan pendapatan para petani.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat