Foto udara peserta membentangkan bendera Merah Putih saat kirab santri di Desa Ciwulan, Telagasari, Karawang, Jawa Barat, Senin (25/10/2021). | ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar

Nasional

Sinergi NU-PDIP Diharap Bawa Kemaslahatan

Ketum PDIP Megawati menjanjikan kedekatan kaum nasionalis dan religius terus erat.

JAKARTA—Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, mengaku Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) bukan hanya kolega dalam perjuangan bagi NU. Gus Yahya menyebut, sinergi NU-PDIP diharapkan membawa kebaikan untuk Indonesia.

"Selama kedua pihak setia kepada semangat dasar perjuangannya, ini akan jadi sinergi yang mudah-mudahan membawa kemaslahatan yang lebih besar untuk bangsa, negara, dan manusia," ujar Gus Yahya saat peringatan Harlah ke-96 NU yang digelar PDIP, Sabtu (12/2).

Ketum PBNU mengatakan, dalam perjuangan, seluruh elemen harus memperhatikan jagat yang ditempati. Ia menekankan kepada warga Nahdliyin agar tak lupa merawat bumi selama proses perjuangan untuk Indonesia.

"Jagat itu dengan dua dimensi yang paling mendasar, terutama bumi sebagai tempat kita hidup dan kita pijak bersama ini. Kedua adalah tatanan kehidupan di atasnya," ujar Gus Yahya.

Gus Yahya mengakui, hal yang alamiah jika manusia ingin terus meningkatkan kualitas hidupnya. Namun, jangan sampai dalam mencapai hal tersebut, justru melakukan perusakan.

"Kalau ada yang belum sempurna, ada yang harus diperbaiki, mari kita perbaiki dengan strategi menyempurnakan. Bukan strategi untuk merusak dan menghancurkan dan ini adalah prinsip yang menjadi ingin kita tegakkan dalam pergulatan Nahdlatul Ulama ke depan," tegasnya.

Atas nama PBNU, Gus Yahya mengapresiasi peringatan Harlah ke-96 NU yang digelar partai berlambang banteng moncong putih itu. Secara khusus, ia menyampaikan salam kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. "Terima kasih dan salam hormat untuk Ibu Megawati," ujar Gus Yahya.

Megawati juga mengakui partainya dan NU akan selalu dekat dan beriringan. Kedekatan ini dinilainya sudah sejak dulu hingga masa depan. "Alhamdulillah kedekatan kaum nasionalis dan kaum religius hingga kini masih berjalan dengan erat. Begitu pun hubungan PDI Perjuangan dan Nahdlatul Ulama sangat dekat dan selalu beriringan," ujar Megawati.

Ia menuturkan, kedekatan kaum nasionalis dan NU sudah terjadi sejak kepemimpinan Presiden Sukarno. Sang ayah, kata Megawati, bahkan dekat dengan Kiai Haji Hasyim Asy'ari dan Kiai Haji Abdul Wahab Hasbullah. "Saya tidak akan pernah lupa, selalu ingat Bung Karno diberi gelar oleh Nahdlatul Ulama, yaitu Waliyul Amri ad-Dharuri bi as-Syaukah. Gelar yang merupakan dukungan besar warga Nahdliyin pada kepemimpinan beliau," ujar Megawati.

Ketum PDIP menjanjikan akan meneruskan kedekatan kaum nasionalis dan NU hingga ke masa depan. Menurutnya, kedekatan NU dan PDIP bisa mengatasi seluruh persoalan yang dihadapi bangsa Indonesia.

Megawati secara khusus menitipkan pesan agar NU selalu menyebarkan ajaran Islam yang rahmatan lil ‘alamin. "Saya ucapkan selamat hari lahir Nahdlatul Ulama. Teruslah menyebarkan ahlus sunnah wal jamaah dan Islam yang rahmatan lil 'alamin, serta meneguhkan komitmen kebangsaan," tutur Presiden ke-5 RI itu.

photo
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) bersama Wapres Ma’ruf Amin (kiri), didampingi Ketua DPR Puan Maharani (kanan) dan Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf (kedua kiri) tiba di Balikpapan Sport and Convention Center, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin (31/1/2022). Presiden menghadiri acara Pengukuhan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Masa Khidmat 2022-2027 dan Harlah ke-96 NU. - (ANTARA FOTO/HO/BPMI/Laily Rachev)

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut mengatakan, sinergi NU dan kaum nasionalis memiliki sejarah panjang dalam perjuangan Indonesia. Ke depan, sinergi keduanya harus tetap hadir dalam menangkal ancaman kebangsaan.

"Saya ingin menegaskan Nahdliyin dan nasionalis terlekat tanggung jawab yang luar bisa. Nahdliyin dan nasionalis adalah backbone negeri ini, negeri yang tertata kenegaraannya didirikan kondratur majemuk, beragam, dan bineka," ujar Gus Yaqut dalam peringatan Harlah ke-96 NU yang digelar PDIP, Sabtu (12/2).

Integrasi Islam dan nasionalisme bagi NU sebenarnya tidak ada kendala. Hal ini tidak bisa dilepaskan dari cara menempatkan keduanya dalam posisi saling menguntungkan, membutuhkan, mengisi, dan menguatkan. "Pengukuhan semangat kebangsaa tersebut bisa dilihat dari beberapa kebijakan politik NU yang dinilai strategis bagi bangsa Indonesia, seperti resolusi jihad. Ini bukti kecintaan NU pada negara," ujar Gus Yaqut.

Karenanya, ia juga mengajak kader dan simpatisan PDIP untuk bergabung dengan masyarakat Nahdliyin dalam menghalangi pihak yang ingin menghancurkan Indonesia. Dari segala upaya yang ingin melenyapkan kemajemukan, kebinekaan, dan keragaman di negeri ini.

"Dalam pandangan saya, dalam Nahdliyin dan nasionalis untuk bersama-sama mengembangkan sistem sosio politik yang sah secara teologis, yang mempromosikan kesejahteraan bagi umat Islam dan non-Muslim," ujar Gus Yaqut.

"Ini juga menunjukkan bahwa antara NU dan nasionalis mampu menjadi pioner yang mengatur ketegangan dialektis antara Islam dan negara, sehingga hari ini bisa kita saksikan bagaimana perbedaan kebangsaan, hasil politisnya diputuskan dengan relasi-relasi yang kompleks di antara kekuatan pada umumnya dan bukan cara kekerasan," kata dia.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat