Sejumlah warga mengantre membeli sembako murah di Kantor Kelurahan Cililitan, Jakarta, Rabu (2/2/2022). | Republika/Putra M. Akbar

Tajuk

Kini Giliran Harga Gula

Terbatasnya stok gula bukan karena pasokan terganggu akibat bencana alam.

Masyarakat masih belum dapat menikmati harga minyak goreng yang wajar setelah hampir dua bulan ini melambung cukup tinggi. Minyak goreng murah yang dijanjikan pemerintah masih sulit didapat. Masyarakat masih kesulitan mendapatkan minyak goreng curah sesuai harga eceran tertinggi (HET) di pasar-pasar tradisional.

Minyak goreng kemasan sesuai HET di pasar-pasar modern juga, pasokannya masih sangat terbatas. Kini masyarakat harus kembali ‘menderita’ karena harga komoditas gula mulai tinggi di pasaran.

Bahkan, di sejumlah minimarket konsumen kesulitan memperoleh gula dalam beberapa hari terakhir. Sejumlah pasar modern di beberapa daerah tidak memiliki stok gula untuk dijual.

Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) melaporkan rata-rata harga gula hingga Rabu (9/2) sebesar Rp 15.550 per kilogram (kg). Angka itu lebih tinggi 24,4 persen dari harga acuan pemerintah sebesar Rp 12.500 per kg.

Harga gula yang tinggi tersebut menjadi penyebab sejumlah pasar modern memilih tidak menyediakan gula karena khawatir mendapatkan sanksi bila menjualnya di atas harga acuan pemerintah.

Sementara di pasar-pasar tradisional, stok gula masih tersedia. Namun, pasokannya tidak selancar sebelum-sebelumnya. Kondisi tersebut membuat harga gula di pasar tradisional merangkak naik dalam beberapa hari terakhir.

 
Sementara di pasar-pasar tradisional, stok gula masih tersedia. Namun, pasokannya tidak selancar sebelum-sebelumnya.
 
 

Kenaikan harga gula tentu sangat disesalkan oleh masyarakat. Apalagi, tidak sampai dua bulan ke depan, masyarakat akan memasuki bulan Ramadhan dan dilanjutkan dengan Lebaran Idul Fitri. Pada dua momen besar umat Islam tersebut biasanya konsumsi gula selalu meningkat tajam.

Konsumsi gula pada bulan Ramadhan dan Idul Fitri yang meningkat, umumnya menyeret harga gula ke level yang lebih tinggi. Karena itu, pemerintah dari jauh-jauh hari sudah menjaganya agar pasokan kebutuhan pokok, termasuk gula, terjamin sehingga harganya tetap terjangkau.  

Namun, kini dua bulan sebelum Ramadhan, harga gula sudah naik 24 persen dari harga acuan dan belum ada tanda-tanda akan kembali stabil. Bahkan, potensi naiknya harga gula sangat besar terjadi pada bulan suci umat Islam tersebut.

Seperti yang diungkapkan oleh Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi), Abdullah Mansuri, kenaikan harga gula saat ini sudah sangat tinggi dan belum bisa dipastikan akan kembali normal.

Penyebab utama kenaikan harga gula adalah stoknya yang terbatas. Terbatasnya stok bukan karena pasokan yang terganggu akibat bencana sehingga mengganggu jalur distribusi. Stok yang terbatas tersebut bukan juga karena produksi gula di dalam negeri menurun karena petani tebu mengalami puso.

 
Terbatasnya stok bukan karena pasokan yang terganggu akibat bencana sehingga mengganggu jalur distribusi.
 
 

Stok yang terbatas itu karena produksi gula di dalam negeri selama ini memang masih di bawah konsumsi nasional. Untuk memenuhi kekurangannya, pemerintah harus menutupnya dari impor.

Kondisi ini sudah terjadi bertahun-tahun sehingga pemerintah seharusnya tidak boleh lagi beralasan terjadi kelangkaan pasokan gula di pasar. Sebab, pemerintah sudah dapat menghitung berapa kekurangan kebutuhan konsumsi gula nasional, yang harus ditutupi lewat impor supaya tidak terjadi kelangkaan.

Rata-rata kebutuhan gula nasional mencapai 6 juta ton per tahun. Volume tersebut terdiri atas 3 juta ton gula untuk konsumsi masyarakat dan 3 juta ton gula untuk industri makanan dan minuman.

Saat ini, produksi gula nasional baru mencapai angka 2 juta-2,2 juta ton dan sepenuhnya diserap untuk kebutuhan konsumsi. Sisanya, dilakukan lewat pemenuhan impor, baik gula mentah maupun gula kristal putih.

Pemerintah harus pintar-pintar mengatur waktu datangnya impor gula untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri. Jangan sampai impor gula datang saat petani tebu panen atau industri gula dalam negeri melakukan penggilingan supaya harga gula tak anjlok. Namun, pemerintah tidak boleh terlambat impor agar tidak terjadi kekurangan pasokan gula di pasar sehingga harga tak melonjak.

 
Namun, Kemendag juga sejak awal tahun telah menerbitkan persetujuan impor (PI) gula mentah, yang akan direalisasikan mulai awal Februari untuk menutupi kekosongan yang terjadi.
 
 

Menurut data Kementerian Perdagangan, total stok gula tersedia per akhir pekan pertama Januari 2022 mencapai 689.463 ton. Jumlah itu cukup untuk kebutuhan selama 2,65 bulan. Sedangkan, sebagian besar pabrik gula akan melakukan giling pada Mei mendatang dan diperkirakan baru masuk pasar pada Juni 2022, sehingga berpotensi terjadi kekosongan menjelang Ramadhan.  

Namun, Kemendag juga sejak awal tahun telah menerbitkan persetujuan impor (PI) gula mentah, yang akan direalisasikan mulai awal Februari untuk menutupi kekosongan yang terjadi.

Kita berharap, pemerintah dapat mendorong realisasi impor gula dengan cepat agar harga gula tidak terus melambung. Pemerintah juga diharapkan mampu menutup ruang gerak mafia gula, yang biasanya bermain saat harga gula tinggi akibat pasokan yang terbatas. Dan yang lebih penting lagi, kejadian seperti ini seharusnya tidak boleh terulang. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat