Peta Timur Tengah dalam Alquran milik Presiden AS Thomas Jefferson dipertunjukkan di paviliun Amerika Serikat Dubai Expo 2020 di Dubai, Uni Emirat Arab, Rabu ( 9/2/2022). | AP Photo/Jon Gambrell

Kisah Mancanegara

Perjalanan Pulang Alquran Koleksi Presiden AS

Sejumlah sejarawan percaya Presiden AS Jefferson menggunakan Alquran.

OLEH DWINA AGUSTIN

Dua jilid Alquran langka milik presiden ketiga Amerika Serikat (AS), Thomas Jefferson, menjalani perjalanan pulang ke negaranya, Rabu (9/2). Kitab suci ini sebelumnya menjadi pajangan dalam acara Dubai Expo 2020 yang berlangsung hingga Maret.

Pengiriman ini bersama dengan peta Arab yang ikut meramaikan paviliun AS di acara itu. Pengiriman ini dijaga 24 jam sebagai bagian dari perjalanan pertamanya ke luar AS sejak Jefferson muda membeli kitab itu saat masih menjadi mahasiswa hukum pada 1765.

Setelah upacara singkat dan pertanyaan dari wartawan, Yasmeen Khan dari Perpustakaan Kongres dengan hati-hati mengambil kedua kitab itu, menempatkan masing-masing di dalam kotak khusus. Kepala bagian konservasi kertas perpustakaan ini sebelumnya akan terbang kembali ke AS bersama koleksi itu.

photo
Alquran milik Presiden AS Thomas Jefferson dipertunjukkan di paviliun Amerika Serikat Dubai Expo 2020 di Dubai, Uni Emirat Arab, Rabu ( 9/2/2022). - (AP Photo/Jon Gambrell)

Rupanya, koleksi itu harus menerima perawatan khusus. Alquran dan peta itu dinilai sangat langka dan sangat sensitif.

Alquran itu, kata Khan, "Dimiliki sang presiden ketiga Amerika Serikat karena itu adalah kitab yang bernilai dan menyimpan pengetahuan berharga, yang akan dia dan rekan-rekannya gunakan saat mereka menyusun rancangan hak dan kebebasan rakyat Amerika."

Alat angkut kemudian dengan hati-hati menempatkan Alquran dan peta di dalam peti kayu khusus dengan bantalan empat inci dan nampan khusus dengan bantalan lebih banyak. Fasilitas ini ditempatkan bersama dengan sensor yang mendeteksi getaran dan perubahan suhu.

Alquran itu juga pernah dipakai dalam acara pengambilan sumpah jabatan anggota Kongres dari Michigan, Rashida Tlaib, pada 2019. "Ini amat penting bagi saya karena banyak warga Amerika yang merasa bahwa Islam asing dalam sejarah Amerika," katanya kepada Detroit Free Press saat itu. "Muslims sudah ada di sini, sejak awal."

photo
Alquran milik Presiden AS Thomas Jefferson dipertunjukkan di paviliun Amerika Serikat Dubai Expo 2020 di Dubai, Uni Emirat Arab, Rabu ( 9/2/2022). - (AP Photo/Jon Gambrell)

Pada 2007, Alquran yang sama juga dipakai dalam pengambilan sumpah Muslim pertama AS yang menjadi anggota Kongres, Keith Ellison. "Ini menunjukkan bahwa sejak awal sejarah negara kita, ada orang-orang yang visioner, toleran dalam beragama, percaya bahwa pengetahuan dan kebijaksanaan dapat bersumber dari mana saja, termasuk Alquran," kata Ellison kepada AP saat itu.

Menurut perpustakaan, Alquran dua volume ini adalah edisi kedua dari terjemahan 1734. Orientalis di Inggris, George Sale, menerjemahkannya untuk kepentingan misionaris. Pada 1764, terjemahan Alquran itu dicetak di London lalu dibawa ke AS. Kemudian, di tanah Amerikalah Jefferson membeli kitab itu.

Sejumlah sejarawan percaya Jefferson menggunakan Alquran, bersama dengan teks-teks agama dan politik utama dunia lainnya, ketika ia menyusun Deklarasi Kemerdekaan dan Konstitusi, pilar utama demokrasi AS pada 1776. Adapun Alquran berbahasa Inggris itu telah dibeli Thomas Jefferson ketika masih menjadi mahasiswa. 

photo
Alquran milik Presiden AS Thomas Jefferson dimasukkan dalam peti untuk dibawa kembali ke AS setelah dipertunjukkan di paviliun Amerika Serikat Dubai Expo 2020 di Dubai, Uni Emirat Arab, Rabu ( 9/2/2022). - (AP Photo/Jon Gambrell)

"Thomas Jefferson telah membeli salinan Alquran ini ketika dia berusia 21 atau 22 tahun dan dia dengan jelas membaca buku itu karena yang ia cari ada di dalamnya," kata Komisaris Jenderal Kementerian Luar Negeri AS Robert Clark dilansir dari The National News, beberapa waktu lalu.

Clark menuturkan, bahwa Thomas Jefferson tengah mempelajari hukum pada saat itu. Ia juga membentuk pendapatnya sendiri tentang keragamaan masyarakat di Amerika dan persatuan yang sempurna. “Dia membangun prinsip-prinsip dasar karena, seperti yang Anda tahu, dia adalah penulis Deklarasi Kemerdekaan dan kami percaya bahwa Alquran dan Alkitab membantu membentuk opininya," ujar Clark.

Dua volume dicetak di London pada tahun 1764 dan dibeli oleh Perpustakaan Kongres tak lama setelah Jefferson meninggal, pada 1826. Kemudian dipajang di perpustakaan dan kini di tampilkan di pameran dunia untuk pertama kalinya.

"Kami pikir ini adalah kesempatan besar bagi orang-orang yang datang dan mengunjungi paviliun AS untuk melihat bahwa di hari-hari awal kami, saat kami membentuk serikat kami, kebebasan beragama sangat penting," kata Clark.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat