Ketakutan pada suntikan | youtube.com

Sehat

Menjauhkan Ketakutan pada Suntikan

?Anak mengalami trauma jarum suntik jika masih merasa takut sebulan setelah penyuntikan.?

Bagi sebagian anak-anak pergi ke rumah sakit kerap menjadi wak tu yang mendebarkan, bahkan sangat menakutkan. Ada yang takut karena melihat stetoskop dan baju praktik dokter. Pun, ada pula yang takut melihat jarum suntik dan takut disuntik.


Qonita Khasyi'ah Humairo (7 tahun), sebagai contohnya. Dia langsung menangis ketika tahu akan mendapatkan imunisasi ulangan dengan jarum suntik. Ia bahkan menjerit dan merajuk ibunya agar tidak jadi imunisasi.


Begitu petugas kesehatan menghampiri, ia berusaha memberontak. Sementara itu, sang bunda terus membujuknya dan memeganginya. Petugas kesehatan juga berusaha menenangkannya. Kejadian serupa tidak hanya terjadi pada Qonita, tapi juga ada anak lain yang takut dengan jarum suntik.


Psikolog anak dan remaja, Vera Itabiliana Hadiwidjojo mengungkapkan, anak menjadi takut dengan jarum suntik karena ada pengalaman sebelumnya yang tidak menyenangkan dengan benda itu.


"Tak heran jika mereka akan berusaha untuk menghindarinya," kata dia pada Republika, Ahad (3/11).


Anak yang masih merasa takut setelah lebih dari satu bulan sejak kejadian, menurut Vera, dia disebut mengalami trauma jarum suntik. Anak bisa disebut memiliki fobia jarum suntik, jika reaksi takut berlebihan muncul melihat jarum suntik atau hal-hal yang berkaitan dengan jarum suntik.


Hal ini juga diakui oleh dokter anak dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr Catharine M Sambo SpA (K). Perempuan yang akrab disapa dokter Mayung ini mengatakan, untuk angka pastinya berapa banyak anak yang takut jarum suntik, dia tidak memilikinya. Namun, ketakutan terhadap jarum suntik itu sesuatu yang nyata.


Pada beberapa orang, ketakutan tersebut mungkin bisa terbawa sampai dewasa. Ada sedikit penderita trypanophobia atau ketakutan hebat atau berlebih ekstrem terhadap tindakan-tindakan medis yang menggunakan jarum hipodermik. Ini bisa timbul, saat akan diimunisasi atau untuk pengambilan sampel darah di laboratorium.


"Tapi, secara umum ketakutan terhadap jarum suntik itu akan berkurang seiring dengan anak semakin besar, terutama apabila orang tua atau pengasuh membimbing menjadikan imunisasi atau pengambilan sampel darah itu sebagai learning experience," jelasnya.



Bisa diturunkan

Penyebab takut terhadap jarum suntik bermacam-macam. Secara garis besar, ketakutan yang berlebih sering kali disebabkan pengalaman negatif yang berhubungan dengan kejadian tertentu dengan melibatkan jarum suntik. Di samping itu, ketakutan juga bisa dipicu dari anggota keluarga atau orang tua yang juga fobia jarum suntik.


"Trypanophobia bisa diturunkan secara genetik, tapi diagnosis trypanophobia ini harus dilakukan secara khusus, tidak sekadar orang ketakutan jerit-jerit lalu dikatakan fobia," kata dokter Mayung.

photo
flushinghospital.org


Selain itu, tambah dia, penyebab takut jarum suntik juga bisa karena reaksi tubuh, terutama yang terkait zat-zat kimia di otak. Bukan hanya itu, anak-anak yang difficult child atau yang temperamennya negatif, sensitif, inhibitif, juga bisa takut pada jarum suntik.


Penyebab lainnya bisa karena perilaku atau persepsi negatif yang munculnya dari pengalaman atau diajarkan. "Ini sering. Orang tua atau pengasuh ngancem-nya 'awas lho, kalau nakal nanti disuntik',"ujarnya.


Vera juga mengungkapkan hal serupa. Menurutnya, anak yang tidak dibantu meng atasi ketakutannya maka mungkin saja akan menjadi fobia. Misalnya, selalu di hindarkan dari hal yang ia takuti atau malah selalu ditakut-takuti. "Contoh ditakut-takutinya adalah kalau tidak mau makan nanti disuntik, lho" ujar Vera.


Sebelum pergi ke rumah sakit untuk bertemu dengan dokter dan disuntik, Vera menyarankan, anak harus dijelaskan alasan disuntik. Selanjutnya, orang tua bisa menyediakan atau melakukan apa pun yang bisa membantu mengurangi rasa takut dan melewati masa saat disuntik.


Contohnya, saat anak disuntik, ibu bisa me meluknya. "Sampaikan pada anak, orang tua ada dan siap mendampinginya melewati rasa sakit. Boleh juga diberikan hadiah sebagai apresiasi dirinya yang sudah berani disuntik," katanya.


Selain itu, Vera menuturkan, beberapa kiat agar anak tidak takut disuntik. Pertama, ban tu anak untuk merasa tenang dan nyaman. Misalnya, orang tua tidak ikut merasa tegang. Kedua, sampaikan pada anak bahwa disuntik memang terasa sedikit sakit. Katakan juga alasan mengapa dia harus disuntik.


Ketiga, hindari menakut-nakuti anak akan rasa sakit disuntik. Orang tua bisa mem berikan apresiasi betapa berani dan hebatnya anak karena sudah disuntik. Juga, biarkan anak menangis karena rasa sakit disuntik. Tidak usah dimarahi atau diperolok karena menangis.


Untuk anak sudah telanjur trauma ataupun fobia jarum suntik, hal ini bisa disembuhkan. Vera mengungkapkan, ada jenis psikoterapi yang bisa coba dilakukan pada anak. Tentunya dengan pengawasan ahlinya. "Psikoterapi yang bisa dicoba, misalnya terapi bermain atau hipnoterapi," ujarnya.


Dokter Mayung juga berpendapat, seiring dengan pembelajaran dan mening katnya usia, ketakutan terhadap jarum suntik akan berkurang. Kalaupun anak menyatakan ketakutannya, orang tua sebaiknya tidak mengabaikan atau membiarkannya, tapi juga tidak dibesar-besarkan. Orang tua bisa menyampaikan ketakutan tersebut pada dokter atau petugas kesehatan agar bisa diantisipasi.


Orang tua juga sebaiknya tidak menggunakan ancaman untuk disuntik kalau anak nakal. Mereka juga sebaiknya tidak menggunakan janji bahwa dokter tidak akan menyuntik. Jika memang pada saatnya harus disuntik, misalkan saat imunisasi, pertimbangkan untuk menyampaikan pada guru agar anak didampingi.


Dia mengatakan, ada beberapa teknik khusus untuk mengatasi nyeri pada saat disuntik, misalnya dengan teknik pernapasan atau menggunakan krim khusus untuk mengurangi nyeri. Bisa juga batuk saat jarum disuntikkan. "Biasanya ini bisa untuk anak yang sudah paham," jelasnya.


Ada juga teknik khusus agar tidak terlalu nyeri saat menyuntik bagi petugas kesehatan yang melakukannya. "Jadi, memang bila anak ketakutan, perlu dikomunikasikan pada petugas kesehatan, agar bisa sama- sama diatasi," ujarnya.


Untuk rekomendasi khusus tentang penanganan anak yang takut disuntik dan teknik penyuntikan yang mengurangi rasa nyeri memang belum ada dokumen resminya dari IDAI. Ia mengungkapkan, cara mengatasi hal ini merupakan bagian dari pendidikan dokter anak. (ed:dewi mardiani)

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat