Sejumlah calon jamaah umrah mengantre untuk pemeriksaan dokumen di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu (8/1). Sebanyak 419 orang berangkat melaksanakan ibadah umrah setelah beberapa tahun terakhir Indonesia tidak meng | Republika

Khazanah

Antusiasme Umrah pada Masa Pandemi Tinggi

Opsi dibukanya bandara lain untuk keberangkatan umrah telah dibahas dalam rapat bersama BNPB dan asosiasi umrah.

JAKARTA – Meskipun berbiaya mahal dengan aturan protokol kesehatan (prokes) yang sangat ketat, beribadah umrah pada masa pandemi ternyata masih diminati masyarakat.

Wakil Ketua Umum Afiliasi Mandiri Penyelenggara Umrah Haji (Ampuh), Tri Winarto, berpandangan, hal ini dapat menjadi kesempatan bagi pemerintah untuk memperbaiki regulasi yang menyulitkan jamaah umrah. "Alhamdulillah, walau harganya mahal, minat masyarakat untuk umrah masih tinggi," kata Tri Winarto, saat dihubungi Republika, Senin (7/2).

Menurut dia, tingginya antusiasme itu bisa dilihat dari pemberangkatan umrah perdana pada 8 Januari lalu. Kala itu, animo masyarakat sudah luar biasa. Banyaknya jamaah umrah yang berangkat ke Tanah Suci juga bisa dilihat pada tanggal 9, 10, 11, dan 12 Januari.

“Dan sampai hari ini pun bandara tetap dipenuhi jamaah umrah,” ujar dia.

Besarnya animo masyarakat pada keberangkatan umrah perdana itu membuktikan mereka tak mempersoalkan harga. Saat ini, yang mereka pikirkan adalah bagaimana dapat segera menunaikan ibadah umrah.

“Mereka memang sudah sangat ingin melaksanakan ibadah. Jadi, harga saya rasa sampai saat ini bukan menjadi kendala untuk umat Islam melaksanakan umrah," katanya.

Ia berharap semua pihak dapat memanfaatkan waktu pembukaan umrah oleh Arab Saudi ini. "Kemudian yang terpenting menurut saya adalah bagaimana kita menyambut baik dibukanya umrah ini untuk PPIU, untuk umat Islam Indonesia," katanya.

Sementara itu, terkait aturan pemberangkatan jamaah umrah, Kepala Sub Direktorat Pemantauan dan Pengawasan Umrah dan Haji Khusus Kementerian Agama (Kemenag), M Noer Alya Fitra mengatakan, sampai saat ini keberangkatan jamaah umrah masih melalui Bandara Soekarno-Hatta (Soetta). Meski demikian, opsi dibukanya bandara lain untuk keberangkatan umrah telah dibahas dalam rapat bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan asosiasi umrah.

“Kami sudah rapat dengan BNPB dan asosiasi untuk membahas antara lain hal tersebut. Sampai dengan saat ini, masih menggunakan Bandara Soetta untuk penyelenggaraan umrah,” ujar dia saat dihubungi Republika, Senin (7/2).

Ia juga menekankan, pembukaan bandara lain untuk pemberangkatan dan kepulangan jamaah umrah akan terus dievaluasi, sembari melihat kondisi positivity rate jamaah yang terpapar Covid-19 saat kepulangan dari Tanah Suci.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag, Hilman Latief, menyebut, pihaknya akan menyurati Satgas Nasional Penanganan Covid-19 sehubungan dengan usulan pembukaan bandara lain untuk keberangkatan dan kepulangan jamaah umrah.

Ia mengatakan, kewenangan untuk membuka bandara lain ada pada Satgas Nasional Penanganan Covid-19. Pembukaan akses kedatangan warga dari luar negeri ke Indonesia juga berkaitan dengan kesiapan fasilitas bandara serta sarana karantina.

Terkait hal ini, sejumlah penyelenggara perjalanan ibadah umrah (PPIU) menyeru agar kebijakan satu pintu keberangkatan (one gate policy) umrah segera dihapus. "One gate policy keberangkatan dan kepulangan jamaah melalui Jakarta cukup merepotkan," kata Pemilik Taqwa Tours, Rafiq Jauhary, kepada Republika.

Selain merepotkan, kebijakan satu pintu ini juga memberatkan jamaah dari segi biaya. Rafiq mengatakan, banyak biaya yang dikeluarkan jamaah untuk umrah pada masa pandemi, mulai dari biaya skrining kesehatan sampai biaya paket karantina di Tanah Air dan Tanah Suci yang harganya tinggi.

Karena itu, ia meminta pemerintah tidak lagi mengeluarkan kebijakan yang membuat pengeluaran jamaah umrah melambung.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Jejak Imani Haji Plus Umrah (jejakimani)

 

 

photo
Sejumlah calon jamaah umrah berjalan di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu (8/1). Sebanyak 419 orang berangkat melaksanakan ibadah umrah setelah beberapa tahun terakhir Indonesia tidak mengirimkan jamaah akibat pandemi Covid-19. Republika/Putra M. Akbar - (Republika)

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat