Warga beraktivitas di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta, Ahad (30/1/2022). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi inti yang terus mengalami kenaikan mengindikasikan pemulihan daya beli masyarakat yang terus membaik. | Republika/Thoudy Badai

Kabar Utama

BPS Klaim Daya Beli Membaik

Peningkatan laju inflasi pada Januari 2022 terjadi seiring menguatnya aktivitas konsumsi masyarakat.

JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka inflasi inti pada Januari 2022 cukup tinggi, yakni mencapai 0,42 persen secara bulanan (month to month/mtm) atau 1,84 persen secara tahunan (year on year/yoy). Laju inflasi inti yang terus mengalami kenaikan mengindikasikan pemulihan daya beli masyarakat yang terus membaik.

Kepala BPS Margo Yuwono menyampaikan, angka inflasi inti secara bulanan tertinggi sejak Agustus 2019. Saat itu, inflasi inti tercatat sebesar 0,43 persen. Sementara secara tahunan, inflasi inti Januari 2022 tertinggi sejak September 2020 yang saat itu sebesar 1,86 persen," kata Margo.

Inflasi inti merupakan komponen inflasi yang cenderung menetap atau persisten di dalam pergerakan inflasi. Pergerakan inflasi inti dipengaruhi faktor fundamental, seperti interaksi permintaan dan penawaran.

Margo menjelaskan, inflasi inti mencerminkan indikasi dari kondisi daya beli masyarakat. Sebab, dengan sejumlah pendapatan yang diterima, masyarakat dapat mengoonsumsi sejumlah barang.

Jika terdapat kenaikan harga-harga, kata dia, secara normal mengindikasikan adanya kenaikan permintaan dan dapat disimpulkan bahwa daya beli makin baik. "Kita bisa lihat tren inflasi inti, terlihat memang semakin baik dan (diharapkan) daya beli semakin baik juga ke depannya," kata Margo dalam konferensi pers, Rabu (2/2).

Margo mengatakan, inflasi inti pada Januari 2022 memberikan andil kepada inflasi umum sebesar 0,27 persen. Adapun, angka inflasi umum tercatat 0,56 mtm atau 2,18 persen yoy.

Komoditas yang menyumbang kenaikan inflasi inti, yakni berasal dari bahan pangan hingga biaya kebutuhan nonpangan, di antaranya ikan segar, kendaraan mobil, serta tarif sewa rumah.

Secara keseluruhan, ada sebanyak 85 kota yang mengalami inflasi dari 90 kota indeks harga konsumen (IHK) pada Januari 2022. Hanya terdapat lima kota yang mengalami deflasi. Adapun inflasi tertinggi terjadi di Sibolga sebesar 1,53 persen. Inflasi di Sibolga paling besar disumbang oleh harga daging ayam ras 0,16 persen serta ikan serai yang menyumbang 0,16 psn.

photo
Pengunjung melihat atraksi barongsai di Botani Square, Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (1/2/2022). - (Republika/Putra M. Akbar)

Adapun deflasi tertinggi terdapat di Kotamobagu 0,66 persen. Komoditas yang paling memberikan andil, yakni ikan cikalang diawetkan sebesar 0,30 persen dan cabai rawit merah 0,28 persen.

Dilihat menurut kelompok pengeluaran, Margo menyampaikan, kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami inflasi 1,17 persen dan memberikan andil inflasi tertinggi sebesar 0,30 persen.

"Komoditas yang paling memberikan andil adalah daging ayam ras 0,07 persen, diikuti ikan segar dengan andil 0,06 persen, dan beras juga memberikan andil 0,03 persen," ujar Margo.

Menariknya, catatan BPS tidak memasukkan harga minyak goreng sebagai salah satu penyebab inflasi sebulan terakhir. Padahal, harga minyak goreng sempat melambung dua pekan lalu, sebelum akhirnya dicoba dikendalikan oleh pemerintah. Namun, saat ini kondisi minyak goreng di pasar ritel modern san tradisional masih tetap sukar ditemukan.

photo
Perkembangan Indeks Harga Perdagangan Besar - (bps.go.id)

Kalangan ekonom mengingatkan pemerintah untuk menjaga momentum perbaikan inflasi inti demi menjaga proses pemulihan daya beli masyarakat. Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai, kenaikan inflasi inti memang didorong oleh kenaikan permintaan konsumen yang ditandai dari terus meningkatknya indeks keyakinan konsumen untuk berbelanja.

Namun, dari sisi produksi, pemerintah perlu melihat lebih jeli. Pasalnya, para produsen, utamanya industri manufaktur, mulai mengalami kendala dari kenaikan bahan baku. Kenaikan bahan baku impor bahkan mencapai dua hingga tiga kali lipat akibat biaya pengiriman yang tinggi.

"Jadi, inflasi inti yang meningkat, di satu sisi, sinyal positif, tapi di sisi lain harus ada kewaspadaan karena input produksi yang naik, juga biaya tenaga kerja yang bertambah," kata Bhima kepada Republika, Rabu (2/2).

Ia menekankan, kendala yang dihadapi produsen tersebut akan meningkatkan harga jual yang ujung-ujungnya akan ditanggung oleh konsumen sebagai level terakhir rantai pasok barang. Situasi itu tidak dimungkiri bisa mendorong adanya penurunan daya beli masyarakat.

photo
Pedagang mengikat minyak goreng curah yang baru ditimbang di lapaknya di Pasar Palima Palembang, Sumsel, Selasa (1/2/2022). Harga minyak goreng di pasar tradisional pada hari pertama penerapan ketentuan Harga Eceran Tertinggi (HET) dari pemerintah, menurut pedagang belum mengalami penurunan yakni masih kisaran Rp18.000 -19.500 per liter yang diiringi juga minimnya stok minyak goreng. - (ANTARA FOTO/Feny Selly)

Bhima menilai, pemerintah pada tahun ini harus lebih bekerja keras dalam menjaga stabilitas pasokan bahan baku. Ia mencontohkan, kebijakan domestic market obligation (DMO) batu bara dan minyak sawit sebagai salah satu upaya menjaga ketersediaan pasokan, perlu dikawal dan diterapkan secara efektif.

"Selain itu, meningkatkan pendapatan masyarakat dengan cara pembukaan lapangan kerja dengan baik dan efektif serta stimulus bantuan dari pemerintah. Kalau itu masih sulit, digitalisasi harus dipercepat sehingga bisa membantu masyarakat beradaptasi," katanya.

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy Manilet mengatakan, meski inflasi inti terus meningkat, masih belum mencapai seperti level sebelum pandemi.

"Pada kondisi prapandemi, inflasi inti itu sampai dua persen, sekarang masih sekitar satu persen. Tapi, itu lumrah karena dia meningkat bertahap,” ujarnya.

Senada dengan Bhima, Yusuf menekankan, stabilitas dari permintaan barang dan jasa masyarakat menjadi indikator penting. Harga-harga, terutama harga pangan, juga perlu dijaga untuk memastikan masyarakat tidak terbebani dari sisi pengeluaran.

photo
Perkembangan Indeks Harga Perdagangan Besar - (bps.go.id)

Selain itu, tren kasus Covid-19 yang terus meningkat perlu mendapat perhatian dari masyarakat luas. Pasalnya, jika mobilitas tidak dikendalikan, dikhawatirkan akan kembali berdampak pada pembatasan-pembatasan aktivitas yang dapat menghambat pemulihan laju inflasi ke level normal seperti sebelum pandemi.

"Kita tinggal lihat saja bagaimana kelanjutan dari omikron dan penanganannya," ujar dia.

Deputi Kemenko Bidan Perekonomian Iskandar Simorangkir mengatakan, inflasi inti yang terus mengalami kenaikan menunjukkan tingkat permintaan barang dan jasa secara nasional dan merupakan kabar baik bagi pemerintah. Hanya saja, pemerintah tidak hanya fokus pada inflasi inti.

Terdapat inflasi harga pangan bergejolak atau volatile foods yang mesti diwaspadai. Pasalnya, harga-harga komoditas pangan secara global tengah mengalami kenaikan, seperti yang terjadi pada minyak sawit sebagai bahan baku minyak goreng.

"Namun, secara keseluruhan, peningkatan harga pangan masih terkendali karena Indonesia merupakan negara produsen komoditas," ujarnya.

Kendalikan harga

Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu menyoroti kesulitan ekonomi yang dirasakan oleh masyarakat selama pandemi Covid-19. Hal ini semakin diperparah oleh kenaikan harga barang pokok sejak akhir 2021 dan awal 2022.

"Hari-hari ini rakyat semakin sulit dan menjerit betapa susahnya kehidupan ekonomi mereka. Janganlah pemerintah menambah beban kebijakan yang semakin memberatkan beban kehidupan mereka," ujar Syaikhu dalam pidato penutupan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PKS, Rabu (2/2).

Harga minyak goreng yang semakin mahal dan langka sangat memberatkan ekonomi masyarakat. Hal tersebut semakin memprihatinkan ketika Indonesia sebenarnya adalah salah satu negara pengekspor minyak kelapa sawit mentah yang merupakan bahan baku minyak goreng.

"Ini tentu memprihatinkan karena Indonesia adalah salah satu negara pengekspor minyak kelapa sawit mentah terbesar di dunia, tetapi justru mengalami masalah minyak goreng," ujar Syaikhu.

Anggota DPR Komisi IV dari Fraksi PKS Andi Akmal Pasluddin turut menyoroti kenaikan harga pangan pada berbagai komoditas. Ia meminta agar pemerintah menemukan solusi konkret dan tidak menyalahkan satu sama lain.

photo
Pedagang menata minyak goreng kemasan di kiosnya di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Rabu (26/1/2022). - (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/rwa.)

"Persoalan harga pangan ini ketika pemerintah dikritisi, sebagai contoh Kementerian Pertanian, maka akan ada pendapat yang berkelit bahwa persoalan harga ini tanggung jawab Kementerian Perdagangan," ujar Andi.

Ia menyampaikan, berdasarkan data BPS, komoditas penyumbang utama inflasi adalah cabai rawit, minyak goreng, dan telur ayam ras. Cabai rawit menyumbang 0,11 persen, minyak goreng sebesar 0,8 persen, dan telur ayam ras sebesar 0,05 persen terhadap inflasi pada Desember 2021.

“Harap-harap rakyat pada penurunan harga pangan ini sudah terlalu lama hingga berganti tahun, karena mereka telah mengalami penurunan daya beli sebagai dampak akibat pandemi Covid-19 yang tidak kunjung selesai," ujar Andi.

Ia menjelaskan, momen Natal dan tahun baru mengakibatkan komoditas makanan dan minuman jadi penyumbang utama inflasi. Namun, bila fondasi ekonomi kerakyatan kuat, hal tersebut tidak akan terlalu menjadi gejolak yang berarti. 

Jaga Tingkat Konsumsi

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu menilai, peningkatan laju inflasi pada Januari 2022 terjadi seiring menguatnya aktivitas konsumsi masyarakat. Pemerintah, menurut dia, akan berupaya untuk terus mendorong peningkatan konsumsi masyarakat. 

Badan Pusat Statistik (BPS) pada Rabu (2/2) mengumumkan, laju inflasi pada Januari 2022 tercatat sebesar 2,18 persen (yoy) atau meningkat dari angka Desember 2021 sebesar 1,87 persen (yoy). “Kenaikan harga komoditas dan beberapa harga pangan karena faktor cuaca basah, juga berkontribusi pada inflasi tersebut,” katanya di Jakarta, Rabu.

Febrio memastikan pemerintah senantiasa menjaga harga-harga energi domestik, seperti bahan bakar minyak (BBM) pada harga yang tetap meski terjadi kenaikan harga komoditas. “Hal ini ditujukan agar daya beli masyarakat terhadap kebutuhan energi pokok tetap terjaga,” ujarnya.

Berdasarkan data BPS, inflasi inti juga terus melanjutkan tren peningkatan, yakni mencapai kisaran 1,84 persen (yoy) atau naik dari angka Desember 2021 yang sebesar 1,56 persen (yoy).

Menurut Febrio, membaiknya sisi permintaan seiring naiknya mobilitas masyarakat telah mendorong peningkatan inflasi inti di tengah risiko tekanan inflasi impor, sebagai dampak masih tingginya harga komoditas.

Selanjutnya, inflasi harga pangan bergejolak atau volatile food meningkat mencapai 3,35 persen (yoy) atau naik dari angka Desember 2021 sebesar 3,2 persen (yoy). Ia menjelaskan, permintaan meningkat seiring membaiknya kondisi pandemi Covid-19, baik oleh konsumen rumah tangga maupun sektor akomodasi dan restoran yang telah mendorong kenaikan harga.

“Kenaikan harga minyak goreng mulai terkendali dengan intervensi pemerintah dan harga patokan yang ditetapkan,” katanya.

Kebijakan domestic market obligation (DMO) dan domestic price obligation (DPO) oleh Kementerian Perdagangan diharapkan efektif dalam mengendalikan harga minyak goreng di pasar.

Ia menegaskan, pemerintah akan terus berkomitmen untuk menjaga momentum pemulihan konsumsi masyarakat, dengan terus  memberlakukan kebijakan akomodatif pada harga energi domestik ke depan.

Untuk menjaga stabilitas harga di tingkat nasional, menurut dia, pemerintah pusat dan daerah juga akan selalu berkoordinasi dengan Bank Indonesia serta otoritas terkait demi menciptakan bauran kebijakan yang tepat. Pemerintah pun tetap memberikan bantuan untuk menjaga daya beli kelompok masyarakat miskin dan rentan, dengan mengalokasikan anggaran perlindungan sosial sebesar Rp 431,5 triliun.

Meningkatnya inflasi disambut positif oleh investor. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu sore ditutup menguat.

IHSG ditutup menguat 76,5 poin atau 1,15 persen ke posisi 6.707,65. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 8,26 poin atau 0,88 persen ke posisi 947,89.

photo
Petugas membersihkan lantai di depan layar indeks harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (3/1/2022). - (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana mengatakan, data inflasi Januari 2022 yang dirilis oleh BPS mencapai 2,18 persen (yoy). Herditya menilai, angka tersebut sesuai dengan ekspektasi pasar seiring dengan adanya pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Analis Indo Premier Sekuritas Mino juga mengutarakan hal senada. Menguatnya IHSG ditopang oleh meningkatnya inflasi inti pada Januari 2022 yang mencapai 1,84 persen.

"Inflasi inti yang kembali mencatatkan kenaikan menandakan mulai pulihnya daya beli masyarakat," ujar Mino.

Selain itu, indeks manufaktur Januari yang tetap ekspansif turut menjadi katalis positif bagi pergerakan IHSG hari ini. Berdasarkan survei IHS Markit, Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Januari 2022 berada di level 53,7.

Capaian tersebut naik dibanding pada Desember tahun lalu, yang mencapai 53,5. Indeks di atas 50 menandakan bahwa industri manufaktur dalam tahap ekspansif.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Badan Pusat Statistik (bps_statistics)

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat