Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi (tengah) bersama Dirut Pupuk Indonesia Bakir Pasaman (kanan) dan Dirut Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo (kiri) saling berbincang ketika meninjau Pabrik Petrokimia Gresik di Gresik, Jawa Timur, Kamis (1/4 | ANTARA FOTO/Zabur Karuru

CSR

Petrokimia Mendorong Petani Naik Kelas

Petrokimia menggandeng 21.344 petani dalam Program Makmur, PT Royal Lestari Utama (RLU) membina petani karet di Jambi.

Salah satu kegiatan CSR yang dilakukan oleh BUMN dan perusahaan swasta adalah membina petani. Hal itu bertujuan agar para petani dapat mengelola lahan secara lebih produktif dan berkelanjutan, kemudian naik kelas. Hal itu dilakukan antara lain oleh Petrokimia Gresik dan PT Royal Lestari Utama (RLU).

Petrokimia Gresik, perusahaan Solusi Agroindustri anggota holding Pupuk Indonesia, telah menggandeng 21.344 petani dalam Program Makmur sepanjang tahun 2021 dengan luas lahan yang digarap mencapai 19.421 hektare (Ha) atau 121 persen dari target yang diamanahkan yaitu 16 ribu Ha.

Direktur Operasi dan Produksi Petrokimia Gresik Digna Jatiningsih menjelaskan, Program Makmur yang diinisiasi oleh Pupuk Indonesia dan dijalankan oleh seluruh anggota holding, termasuk Petrokimia Gresik, merupakan upaya untuk menciptakan ekosistem yang mendukung petani dari hulu hingga hilir sehingga proses budi daya maupun pemasaran hasil pertanian berjalan optimal.

“Program ini terbukti mampu meningkatkan produktivitas hasil pertanian di berbagai komoditas yang kami garap, mulai dari tanaman pangan, perkebunan hingga hortikultura,” ujar Digna, beberapa waktu lalu.

Adapun Program Makmur yang dijalankan Petrokimia Gresik selama tahun 2021 menyasar komoditas padi (seluas 7.781 Ha), tebu (5.728 Ha), jagung (4.292 Ha), kelapa sawit (948 Ha), benih kangkung (532 Ha), bawang merah (50 Ha), tembakau (50 Ha), porang (35 Ha), dan melon (5 Ha).

“Mayoritas di Jawa Timur yang merupakan wilayah terdekat dengan perusahaan. Kemudian Jawa Tengah dan DIY, disusul Bali-Nusra, Jawa Barat, serta Sumatra,” tambah Digna.

Melalui program tersebut, Petrokimia Gresik memberikan jaminan pasar dengan menghadirkan offtaker untuk menjaga harga hasil pertanian tidak anjlok bila dijual ke tengkulak, kemudian menggandeng pihak asuransi untuk melindungi petani dari potensi gagal panen, serta bekerja sama dengan pihak perbankan sebagai pemberi modal. Petrokimia Gresik akan berperan dalam menyuplai pupuk dan pestisida melalui anak perusahaan sekaligus memberikan kawalan melalui edukasi pemupukan berimbang dan layanan mobil uji tanah.

“Ketika produktivitas meningkat dan hasil pertanian terserap dengan baik, diharapkan kesejahteraan petani dapat terdongkrak dan tentunya stok pangan nasional juga terjaga,” tandasnya.

Digna menambahkan, Program Makmur juga menjadi sarana edukasi bagi Petrokimia Gresik agar petani terbiasa menggunakan pupuk non-subsidi, mengingat alokasi pupuk subsidi yang diberikan pemerintah jumlahnya terbatas dibandingkan dengan kebutuhan nasional. Sebagai bonusnya, penjualan pupuk nonsubsidi Petrokimia Gresik pun meningkat.

Tahun 2021, serapan NPK nonsubsidi dari Program Makmur mencapai 9.656 ton atau 201 persen dari target sebesar 4.800 ton, dan serapan urea nonsubsidi sebanyak 3.812 ton atau 119 persen dari target 3.200 ton. Selain itu juga adanya serapan pupuk nonsubsidi ZA sebanyak 16.383 ton, SP-36 berjumlah 390 ton dan ZK 46 ton. Adapun total penjualan pupuk komersial atau nonsubsidi dari Program Makmur Petrokimia Gresik mencapai 29.585 ton.

Kendati demikian, ada sejumlah kendala yang dihadapi Petrokimia Gresik dalam menjalankan Program Makmur. Salah satunya adalah keterbatasan tenaga administrasi dan lapangan yang memiliki kualifikasi agronomis untuk kawalan lapangan.

“Untuk itu, kami mengadakan sejumlah workshop sebagai jawaban atas permasalahan tersebut untuk memastikan kawalan lapangan Program Makmur berjalan optimal,” ujar Digna.  

Pembinaan petani karet

Ratusan petani karet yang tergabung dalam kelompok tani hutan (KTH) dan kelompok wanita tani (KWT) di Desa Sungai Karang, VII Koto Ilir, Kabupaten Tebo, Jambi, mendapatkan pembinaan. Kegiatan pembinaan yang digelar sejak Oktober 2021 itu dilaksanakan agar para petani dapat mengelola lahan secara lebih produktif dan berkelanjutan.

Upaya pemberdayaan petani karet ini dihelat perusahaan karet alam berkelanjutan, PT Royal Lestari Utama (RLU), melalui anak usahanya PT Lestari Asri Jaya dan PT Wanamukti Wisesa dengan menggandeng Yayasan Inisiasi Dagang Hijau (IDH). Ketua Kelompok Tani Hutan (KTH) Rejo Mulyo Lestari, Miswandi, mengatakan, pembinaan yang diberikan RLU dan IDH ini sangat bermanfaat untuk petani.

Tidak hanya mendapatkan ilmu mengenai budi daya tanaman yang lebih produktif dan berkelanjutan, petani juga mendapatkan bantuan sarana produksi pertanian. Bantuan berupa pisau sadap, mangkuk untuk menampung getah karet, dan bibit tanaman karet unggul.

“Pelatihan ini sangat baik dan menambah pengetahuan kami tentang KTH dan tujuan dari kemitraan kehutanan yang membuat kami semakin semangat dalam membangun kelompok," ujar Miswandi. "Kami berharap ke depan mendapatkan bimbingan dalam menyusun dan membuat rencana bisnis.”

Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Karang Jaya, Nurwati, mengatakan, pelatihan yang diberikan membuat petani memiliki wawasan yang lebih luas mengenai teknik budi daya tanaman dan pemanfaatan lahan. "Kami sangat senang dengan pelatihan ini karena dapat menambah wawasan tentang pentingnya berwirausaha dan bagaimana cara memanfaatkan lahan di sekitar rumah," katanya.

Direktur RLU Yasmine Sagita menjelaskan rangkaian pelatihan untuk petani yang tergabung dalam KTH dan KWT ini diisi oleh fasilitator yang berkompeten. Fasilitator tersebut datang dari kalangan akademisi Universitas Jambi serta kalangan profesional di bidang teknik budi daya tanaman karet dan penerapan agroforestri (wanatani) karet.

“Kegiatan ini di  antaranya bertujuan untuk meningkatkan kapasitas petani maupun fasilitator perusahaan tentang bagaimana teknik budi daya tanaman karet dan praktik manajemen terbaik pengelolaan lahan berkelanjutan,” ucap Yasmine Sagita.

Teknik budi daya yang diberikan meliputi penyiapan lahan, budi daya tanaman, serta pengenalan dan cara penanggulangan penyakit tanaman. Petani juga dikenalkan dengan pengelolaan tanaman karet dengan prinsip keberlanjutan serta cara memilih komoditas hortikultura yang dapat ditumpangsarikan dengan tanaman karet untuk mendapatkan manfaat maksimal.

Sementara itu, pelatihan praktik manajemen meliputi analisis siklus tanaman, pelatihan pembuatan kompos, pupuk, dan herbisida organik. Berikutnya pemanfaatan hasil produksi pertanian dan rumah tangga serta analisis pemanfaatan lahan dengan pola agroforestri yang baik. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat