Novak Djokovic | AP/John Minchillo

Olahraga

Enggan Divaksinasi Membawa Novak Djokovic ke Situasi Pelik

Prahara menimpa petenis pria peringkat nomor satu dunia, Novak Djokovic. Ia terancam dideportasi dari Australia.

Kisah ini bermula dari kedatangan Djokovic ke Negeri Kanguru beberapa hari lalu untuk mengikuti Australia Open 2022. Ia merupakan juara bertahan salah satu turnamen Grand Slam itu. Atlet asal Serbia ini tiba di Melbourne pada Rabu (5/1) dini hari waktu setempat.

Sesampainya di bandara, ia langsung ditahan di imigrasi. Australian Border Force (ABF) menilai Djokovic tak memiliki kelayakan untuk masuk ke negeri mereka. Visanya dibatalkan. 

Perdebatan dimulai. Perdana Menteri Australia Scott Morrison menerangkan, poin utama dari permasalahan ini adalah sang petenis tidak dapat menunjukkan bukti pengecualian dari vaksinasi Covid-19. Para pelancong yang diizinkan masuk harus dalam keadaan sudah mendapatkan vaksin lengkap atau memiliki keterangan tidak bisa divaksin karena alasan medis.

"Jika Anda tidak divaksin dan non-warga Australia, Anda tidak bisa datang. Saya ingin berterima kasih kepada petugas ABF yang melakukan tugasnya sesuai kebijakan pemerintah," kata Morrison, dikutip dari news.com.au.

Djokovic mengaku tidak melanggar aturan. Ia merasa telah mendapatkan jaminan dari penyelenggara. Ia membawa kasus ini sampai ke ranah hukum. Persidangannya berlangsung pada Senin (10/1) waktu setempat atau Selasa (11/1) dini hari WIB.

Sebelumnya, ia tak pernah mengungkapkan status vaksinasinya. Ia salah satu tokoh dunia yang terkenal menentang vaksinasi menjadi sebuah kewajiban. Rupanya, keadaan demikian membuatnya menghadapi situasi ini.

Djokovic pun mengaku terjangkit Covid pada Desember 2021 dan kini telah pulih. Itu menjadi dasar argumentasinya. Sebuah alasan medis yang membuat ia belum mendapatkan vaksin lengkap. Terlihat perbedaan antara aturan pemerintah dan Badan Tenis Australia menyikapi keadaan tersebut. 

"Sesuai aturan Tenis Australia, mereka yang terinfeksi virus dalam enam bulan terakhir tidak perlu divaksinasi. Namun, aturan pemerintah mengatakan, jika seseorang terkena infeksi dalam periode enam bulan, mereka masih memerlukan vaksin TGA (Therapeutic Goods Administration) untuk dianggap divaksinasi sepenuhnya," demikian laporan dikutip dari theprint.in.

Intinya, ia meminta izin khusus agar bisa tampil di turnamen yang dimulai pada 17 Januari 2022 ini. Menurut BBC, Badan Tenis Australia mengonfirmasi pengecualian medis terhadap Djokovic telah diberikan. Proses peninjauan sangat ketat melibatkan dua panel independen terpisah. Salah satunya dari pihak penyelenggara, berikutnya dari pihak Negara Bagian Victoria. 

Nasibnya ditentukan lewat hasil persidangan pada Senin (10/1). Jika bandingnya ditolak maka Djokovic bakal dideportasi. Sementara ini, ia ditampung di Park Hotel, sebuah penginapan di Melbourne. Tempat tersebut juga menjadi lokasi penampungan para pencari suaka.

"Mereka menahannya dan tidak memberinya sarapan. Dia hanya mendapat makan siang dan malam," kata Ibu Djokovic, Dijana, mengeluhkan.

Pemerintah Serbia juga ikut bereaksi. Presiden Aleksandar Vucic merasa sang bintang mendapatkan “pelecehan”. Ia menegaskan, seluruh Serbia bersama atlet 34 tahun itu.

Kini, Pengadilan Federal Australia di Melbourne telah memulai persidangan. Pihak Djokovic mengeluarkan argumentasinya. Pengacara petenis tersebut, Nicholas Wood, menilai pembatalan visa kliennya cacat hukum. 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Novak Djokovic (djokernole)

Menurut Wood, Djokovic sudah mengikuti semua prosedur untuk bisa memasuki Australia. Ia juga dinilai layak mendapatkan pengecualian vaksin karena sempat terjangkit virus tersebut pada 19 Desember 2021. 

Namun, pemerintah berpandangan, sang petenis tak memiliki penyakit medis yang akut hingga boleh mendapatkan dispensasi dari kewajiban vaksin. Beredar foto di media sosial, Djokovic melakukan berbagai kegiatan di luar rumah sehari setelah dites positif. Ia bahkan tidak menggunakan masker.

Pengacara pemerintah menolak argumentasi pihak Djokovic. Hakim federal Anthony Kelly mendengarkan semua perselisihan tersebut. Persidangan beberapa kali ditunda karena persoalan teknis siaran daring. 

Persidangan berlanjut dengan presentasi dari pemerintah. Proses itu diprediksi selesai pada pukul 17.00 waktu setempat. Namun, menurut //BBC//, putusan pengadilan tidak akan disampaikan sampai Selasa (11/1).

Djokovic salah satu atlet terbesar dalam sejarah tenis dunia. Ia sudah 20 kali memenangkan turnamen Grand Slam. Khusus di Australia Open, petenis asal Serbia itu berjaya di sembilan kesempatan, khusus di nomor tunggal. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat