Pelajar mengikuti kegiatan Pembelajaran Tatap Muka di SDN 01 Pondok Labu, Jakarta Selatan, Senin (3/1). Berdasarkan kebijakan Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri yang diputuskan pada 21 Desember 2021 mengenai panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Ma | Republika/Thoudy Badai

Nasional

Sebagian Jabar Mulai PTM 100 Persen

Kapolri ingatkan dua syarat pelaksanaan PTM di daerah.

BANDUNG — Sebagian wilayah di Provinsi Jawa Barat mulai melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen, Senin (10/1). Sebanyak 330 sekolah berbagai jenjang mulai SD, SMP, SMK dan, MI, Mts, dan MA di Kota Bandung bisa melaksanakan PTM dengan kehadiran siswa 100 persen. Sebagian besar sekolah lainnya tetap menyelenggarakan PTM secara terbatas dengan kapasitas siswa hanya 75, 50, hingga 25 persen.

Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengimbau siswa dan orang tua menerapkan protokol kesehatan dengan ketat meski penyebaran Covid-19 melandai. “Saya titip protokol kesehatan jangan sampai abai," ujarnya, Ahad (9/1). Ia berharap di Kota Bandung tidak terjadi penyebaran Covid-19 gelombang ketiga.

Ketua Harian Satgas Covid-19 Kota Bandung Asep Gufron mengatakan, sebanyak 2.639 sekolah berbagai jenjang di Kota Bandung siap melaksanakan PTM. Namun, demi kehati-hatian PTM yang digelar 100 persen baru untuk 330 sekolah dan sudah dilakukan verifikasi. Ia memastikan, seluruh tenaga pendidik dan kependidikan di Kota Bandung sudah divaksin mencapai 98 persen lebih. Sementara, usia 12 sampai 17 tahun sudah mencapai 99 persen lebih.

"Sebanyak 330 itu siap (PTM 100 persen). Intinya Kota Bandung siap melaksanakan PTM," ujarnya. Ratusan sekolah yang bisa menerapkan PTM 100 persen masuk dalam sekolah kelompok 1. Sekolah pada kelompok 2 sebanyak 1.677 akan menggelar PTM terbatas dengan kapasitas maksimal 75 persen. Sekolah pada kelompok 3 sebanyak 632 menggelar PTM terbatas dengan kapasitas maksimal 50 persen dan kelompok keempat maksimal 25 persen.

Di Cirebon, PTM 100 persen juga mulai dilaksanakan. Pemkot Cirebon telah melaksanakan PTM 100 persen mulai Senin (10/1). Sekda Kota Cirebon, Agus Mulyadi, mengatakan, penerapan PTM 100 persen itu disepakati untuk dilakukan di seluruh tingkat pendidikan, mulai dari PAUD/TK, SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/SMK/MA. “Pembelajarannya dilakukan dengan enam jam pelajaran dari masing-masing tingkatan pendidikan,” tutur Agus.

Untuk mendukung PTM 100 persen, Polres Cirebon Kota menggelar vaksinasi untuk anak usia 6-11 tahun. Kapolres Cirebon Kota, AKBP M Fahri Siregar, mengatakan, pihaknya bahkan melakukan penjemputan kepada anak untuk menuju ke lokasi vaksinasi.

Ditunda

Terpisah, PTM 100 persen di Kota Bogor ditunda hingga akhir Januari. Penundaan dilakukan karena Kota Bogor kembali masuk PPKM Level 2. Kepala Disdik Kota Bogor, Hanafi, mengatakan, sesuai instruksi Disdik Provinsi Jawa Barat, wilayah Bodetabek (Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) untuk PTM 100 persen ditunda sampai akhir Januari.

“Jadi, PTM di Kota Bogor masih seperti sebelumnya 50 persen atau bergantian sesuai kebijakan sekolah. Pembagian rapor pada Senin nanti pun akan dibagi jadwalnya, tidak serentak. Jadi, prokes tetap terjaga,” kata Hanafi, Sabtu (8/1).

Hanafi menegaskan, PTM 100 persen memungkinkan dilaksanakan dengan catatan tenaga pendidik sudah divaksin semua. Saat ini, Disdik Kota Bogor sedang mengumpulkan bukti sertifikat vaksin dari tenaga pendidik di sekolah-sekolah. Dengan tujuan menyisir tenaga pendidik yang belum disuntik vaksin dengan alasan nonmedis.

Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo mengingatkan dua syarat wajib pelaksanaan PTM 100 persen bagi daerah, yakni target 70 persen vaksinasi bagi masyarakat umum dan 60 persen bagi kelompok lanjut usia. Kedua syarat tersebut wajib dipenuhi guna mendukung kebijakan terkait PTM.

"Pemerintah saat ini telah memberikan kebijakan PTM 100 persen, di mana untuk melaksanakan PTM 100 persen dan vaksinasi anak, maka target pencapaian vaksinasi masyarakat umum 70 persen dan lansia 60 persen harus terpenuhi," kata Sigit di Gedung Dome Bale Rame, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (7/1), dikutip dari siaran pers Divisi Humas Polri. 

Vaksinasi anak

Badan Intelijen Negara Daerah Istimewa Yogyakarta (BIN DIY) menargetkan 90.000 dosis vaksin ditargetkan untuk siswa Sekolah Dasar (SD) atau usia 6 hingga 11 tahun. Hal itu dilakukan gua mendukung kelancaran kegiatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sekolah.

"Diperkirkan nanti sebelum tanggal 25 Januari sudah tercapai 90.000 dosis. Ini merupakan kelanjutan rencana PTM, karena kemarin ada rencana target 100 persen," kata Koordinator vaksinasi BIN DIY, Adi Riyanto dalam keterangan, Sabtu (8/1).

Adi menerangkan, sejauh ini jajarannya sudah melaksanakan vaksinasi di dua sekolah yakni, SD Muhammadiyah Condong Catur dan SDN 4 Wates. Adapun, sambung dia, total siswa yang sudah divaksinasi mencapai 785 orang dari 853 murid.

Dia berharap, vaksinasi yang dilakukan dapat menciptakan kekebalan komunal bagi masyarakat. Dia mengataka, hal itu jufa dimaksudkan agar kegiatan masyarakat dapat normal kembali.

"Jadi semoga lanjutan dari vaksinasi ini dapat semuanya sehat,kembali normal, kemudian ekonomi tumbuh dan keinginan pelajar untuk belajar kembali dapat tercapai," katanya.

Perwakilan BIN DIY, Eko Susilo mengatakan, salah satu syarat PTM diberlakukan yakni siswa sekolah harus sudah divaksinasi. Dia mengatakan, alasan itu yang menjadi alasan BIN menggenjot target vaksinasi di awal 2022.

"Pertengahan Januari nanti, semua stakeholder vaksin sudah harus melaksanakan Booster. Jadi vaksinasi anak ini harus segera dituntaskan. Awal hari masuk sekolah ini harus jadi momentum dalam percepatan," katanya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat