Warga Malaysia dievakuasi menggunakan perahu karet akibat banjir yang menerpa sejumlah wilayah Malaysia akhir pekan lalu. | Vincent Tan/AP Photo

Internasional

Malaysia Kerahkan Militer Bantu Korban Banjir

PM Malaysia memobilisasi militer dan polisi untuk mengevakuasi korban banjir di enam negara bagian.

KUALA LUMPUR -- Perdana Menteri (PM) Malaysia Ismail Sabri Yaakob memobilisasi militer dan polisi untuk mengevakuasi korban banjir di enam negara bagian, Ahad (19/12), waktu setempat. Lebih dari 14 ribu orang tercatat telah mengungsi karena banjir yang diakibatkan curah hujan ekstrem yang berlangsung tiga hari belakangan.

Negara bagian Pahang mencatat jumlah pengungsi terbanyak, yakni 5.189 pada Ahad pagi waktu setempat. PM Malaysia mengatakan, persiapan penanganan banjir telah dilakukan di negara bagian Kelantan, Pahang dan Terengganu.

"Insya Allah, kami akan melakukan yang terbaik untuk membantu mereka yang terdampar dan menyelesaikannya malam ini," ujar Ismail Yaakob seperti dikutip laman The Strait Times, Ahad.

Asisten direktur jenderal departemen kebakaran dan penyelamatan untuk operasi Malaysia, Hisham Mohammad, mengatakan, Selangor, Melaka, Kelantan, Terengganu, dan Pahang termasuk di antara negara bagian yang terkena dampak. Dua kematian juga telah dilaporkan, satu terjadi di Pahang dan satu lagi di Terengganu.

Sebanyak 5.731 pusat bantuan telah dipersiapkan secara nasional untuk menampung hingga 1,63 juta pengungsi banjir. Siklus musim hujan di Malaysia memang biasa terjadi yang dimulai pada Oktober dan diperkirakan akan berakhir pada Maret. Namun hujan kali ini memiliki intensitas yang tinggi sehingga menimbulkan banjir parah.

photo
Warga Malaysia menyelamatkan barang-barang akibat banjir yang menerpa sejumlah wilayah Malaysia akhir pekan lalu. - (Vincent Tan/AP Photo)

Sementara itu, terowongan Stormwater Management And Road Tunnel (SMART) di Kuala Lumpur ditutup pada Sabtu (18/12) malam untuk mencegah aliran air banjir. Polisi juga bersiaga menyusul pembuangan air darurat dari bendungan Klang Gates di Hulu Klang, karena ketinggian airnya telah menembus tanda bahaya.

Raja Malaysia Sultan Abdullah Ahmad Shah mengunjungi Kuala Lumpur untuk memeriksa situasi banjir pada Sabtu malam, dan terlihat mengarungi banjir setinggi lutut di World Trade Center. Pada pukul 1.40 dini hari Ahad, Departemen Meteorologi Malaysia mengeluarkan peringatan bahaya merah.

Ini adalah tingkat tertinggi dalam skala tiga tingkat untuk hujan lebat yang terus-menerus terjadi di Kuala Lumpur, Selangor, Perak dan Pahang hingga Ahad. Badan tersebut juga mengeluarkan peringatan oranye atau tingkat tertinggi kedua, untuk hujan lebat yang turun di beberapa negara bagian, termasuk Kelantan dan Penang, hingga Ahad.

Anggota parlemen Klang, Charles Santiago, yang daerah pemilihannya dilanda banjir parah mengajukan permintaan bantuan mendesak. Dia mengatakan timnya membutuhkan kendaraan dan perahu berpenggerak empat roda (4WD) untuk menjangkau para korban yang terperangkap air banjir, dan memerlukan barang-barang seperti seperti makanan kering, air dan selimut.

"Staf dan relawan kami juga menjadi korban banjir. Dengan demikian, kami menghadapi kekurangan tenaga kerja untuk mendistribusikan makanan dan air. Oleh karena itu, kami perlu merekrut lebih banyak sukarelawan untuk distribusi makanan dan pekerjaan penyelamatan," katanya di Facebook.

Media sosial pun kini dibanjiri foto dan video jalanan yang tertutup air di Selangor, termasuk di Shah Alam dan Port Klang. Banyak orang terekam tengah terdampar di kendaraan, rumah, dan bangunan lainnya.

Sementara itu, Menteri Kesehatan Malaysia Khairy Jamaluddin mengatakan pada Sabtu malam bahwa semua korban banjir akan diperiksa sebelum diizinkan memasuki tempat penampungan. Mereka yang bergejala, berisiko atau dites positif Covid-19 akan dikirim ke pusat karantina.

Pusat Hidrografi Nasional mengunggah peringatan angin kencang dan hujan lebat di pantai barat Malaysia dan Selat Malaka karena depresi tropis, atau dikenal sebagai siklon tropis. Menteri Besar Selangor Amirudin Shari mengungkapkan, banjir di negara bagian kali ini, disebabkan oleh curah hujan tertinggi yang pernah tercatat.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat