Perempuan dan anak-anak menanti donasi roti di Kabul, Afghanistan, Agustus 2021 lalu. | AP/Bernat Armangue

Internasional

Menlu Afghanistan Minta AS Cairkan Dana 10 Miliar Dolar AS

Para pejabat Taliban mengatakan mereka membutuhkan waktu untuk membuat pengaturan pemisahan gender di sekolah dan tempat kerja.

 

KABUL -- Menteri Luar Negeri Afghanistan Amir Khan Muttaqi meminta Amerika Serikat (AS) dan negara lainnya untuk mencairkan dana 10 miliar dolar AS yang dibekukan ketika Taliban mengambil kekuasaan sejak 15 Agustus silam. "Sanksi terhadap Afghanistan tidak akan ... tidak ada manfaatnya," kata dia kepada AP yang dirilis Selasa (14/12).

Dia menegaskan bahwa Pemerintahan Taliban menginginkan hubungan yang baik dengan semua negara, termasuk Washington. Bahkan, tambahnya, pemerintahan pada prinsipnya berkomitmen terhadap pendidikan dan pekerjaan untuk anak perempuan dan wanita.

"Membuat Afghanistan tidak stabil atau memiliki pemerintah Afghanistan yang lemah bukanlah kepentingan siapa pun,” kata Muttaqi.

Sementara itu, Sekretaris Pers Gedung Putih mengatakan, Taliban tetap tidak bisa mengakses dana tersebut. Dia pun tidak mengindikasikan akan ada perubahan sikap dalam waktu dekat.  

"Proses hukum ini tidak dapat diabaikan dan telah menyebabkan penghentian sementara setiap pergerakan dana setidaknya sampai akhir tahun dan sangat mungkin lebih lama," katanya.

Bahkan jika dana tersebut bisa dikeluarkan, ujar dia, Washington ingin memastikan itu tidak menguntungkan Taliban. PBB dan organisasi lain pun telah mengatakan bahwa dana itu akan disalurkan melalui badan amal dan bukan kepada Taliban.

Psaki juga mencatat bahwa Taliban tetap menjadi kelompok teroris secara global. Meskipun begitu, Washington disebut telah bernegosiasi selama lebih dari dua tahun dengan gerakan pemberontak itu dan menandatangani kesepakatan pada Februari 2020 dengan Taliban untuk penarikan pasukan AS dari Afghanistan.

Dalam wawancara dengan AP tersebut, Muttaqi juga mengakui bahwa kelompok itu telah melakukan kesalahan selama bulan-bulan awal memimpin Afghanistan. "Kami akan bekerja untuk lebih banyak reformasi yang dapat menguntungkan bangsa," ujarnya tanpa merinci kesalahan atau kemungkinan reformasi.

Menurut Muttaqi, Taliban menyadari kemarahan dunia atas pembatasan yang diberlakukan Taliban terhadap pendidikan anak perempuan dan kaum wanita dalam dunia kerja. Di banyak wilayah Afghanistan, siswa perempuan antara kelas 7 dan 12 tidak diizinkan pergi ke sekolah sejak Taliban mengambil alih. Banyak pegawai negeri perempuan diperintahkan untuk tinggal di rumah.

Para pejabat Taliban mengatakan mereka membutuhkan waktu untuk membuat pengaturan pemisahan gender di sekolah dan tempat kerja. Muttaqi mengatakan Taliban telah berubah sejak terakhir memerintah.

"Kami telah membuat kemajuan dalam administrasi dan politik ... dalam interaksi dengan bangsa dan dunia. Dengan berlalunya hari, kami akan mendapatkan lebih banyak pengalaman dan membuat lebih banyak kemajuan," kata Muttaqi yang berbicara dalam bahasa Pashto selama wawancara di gedung Kementerian Luar Negeri di jantung ibu kota Kabul pada Ahad (12/12) lalu.

Muttaqi mengatakan bahwa di bawah pemerintahan baru Taliban, anak perempuan akan bersekolah hingga kelas 12 di 10 dari 34 provinsi di negara itu. Sedangkan sekolah swasta dan universitas beroperasi tanpa hambatan dan 100 persen perempuan yang sebelumnya bekerja di sektor kesehatan kembali bekerjaan. "Ini menunjukkan bahwa kami pada prinsipnya berkomitmen untuk partisipasi perempuan," katanya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat