Ilustrasi dai Hidayatullah | ANTARA FOTO

Khazanah

Dai Hidayatullah Harus Miliki Empat Kekuatan

Dai Hidayatullah harus membumi dalam menyampaikan pesan takwa.

JAKARTA – Ormas Islam, Hidayatullah, baru saja menggelar rapat kerja nasional (rakernas) pada 9-11 Desember 2021 di Jakarta. Saat memberikan arahan pamungkas pada penutupan rakernas, Sabtu (11/12), Ketua Umum DPP Hidayatullah, Ustaz Dr Nashirul Haq (UNH), menekankan pentingnya empat kekuatan bagi para kader dai Hidayatullah.

"Untuk mencapai kebaikan, ketakwaan untuk kemajuan dakwah memang wajib ada yang namanya washilah," ujar pria yang akrab disapa UNH itu melalui keterangan tertulis yang diterima Republika, Senin (13/12).

UNH menjelaskan, washilah tersebut berupa kekuatan-kekuatan penting dalam diri seorang pemimpin. Pertama, quwwah ruhiyah atau kekuatan ruhiah. Ini meliputi kekuatan moral dan spiritual. Kekuatan ini penting sehingga memang patut ditempatkan pada urutan pertama.

Kedua, quwwah aqliyah atau daya nalar. Setelah ruhiah, menurut UNH, yang kemudian perlu dikuatkan adalah akal. "Jadi, pastikan setiap kali kita mengeluarkan gagasan, itu tidak ada yang keluar dari bimbingan wahyu," kata UNH.

Ketiga, kata dia, yaitu quwwah maddiyah atau kekuatan material. Kekuatan ini harus dikendalikan oleh jiwa dan pikiran yang suci. Misalnya, Ibnu Mubarok, yang memilih jalan menjadi pebisnis dan dilakukan untuk menjaga izzah atau kemuliaan ulama.

Keempat adalah quwwah idariyah atau kekuatan manajerial. UNH memaparkan, setelah kekuatan material diperoleh, selanjutnya perlu dihadirkan kekuatan manajerial. Sebab, berbagai nikmat harta dan fasilitas akan melenakan jika tidak diatur dengan sebaik-baiknya.

"Potensi yang ada bisa jadi kekuatan kalau dikonsolidasikan dalam bentuk quwwah idariyah," ujar dia.

Terakhir, UNH berpesan kepada segenap kader untuk tidak pernah mengendurkan semangat dan dedikasi dalam dakwah. "Jika dahulu, saat berada dalam kondisi terbatas kita bisa melahirkan banyak prestasi, maka saat ini kala ada fasilitas dan berbagai nikmat, prestasi kita tidak boleh menurun," ujar dia.

Humas DPP Hidayatullah, Ustaz Mahladi, menambahkan, rakernas yang digelar di Gedung Pusat Dakwah Hidayatullah, Jakarta, itu menghasilkan 26 kebijakan. Tiga di antaranya menjadi poin utama yang harus menjadi perhatian anggota ormas Hidayatullah di seluruh wilayah.

Poin pertama, yakni meminta kepada dewan pengurus wilayah (DPW) yang telah memiliki jaringan di semua kabupaten/kota agar segera memperluas jaringan ke kecamatan dengan pembentukan dewan pengurus cabang (DPC).

"Maka bagi DPW yang belum tercapai 100 persen jaringan di kabupaten/kota (DPD), maka harus segera memenuhi agar bisa tercapai 100 persen kabupaten dan kota," kata Ustaz Mahladi kepada Republika, Senin (13/12).

Poin kedua, DPW harus mempersiapkan diri dalam melakukan penilaian untuk klasifikasi dan kualifikasi DPW. Poin ketiga, yakni DPW harus mempersiapkan kader-kader yang akan dididik untuk mendapatkan sertifikat advokat. Selain advokat, DPD juga harus mempersiapkan dai dan guru untuk diberi pemahaman soal hukum.

Ustaz Mahladi juga menyampaikan, jaringan Hidayatullah kini telah ada di 34 provinsi, 383 kabupaten/kota, 304 kecamatan, dan 34 kelurahan/desa. Ormas Islam yang telah menginjak usia setengah abad pada 1 Muharam 1443 Hijriyah lalu itu telah memiliki 689 rumah Alquran yang tersebar di seluruh nusantara.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat