Suasana aktifitas vaksinasi Covid-19 Moderna dosis ketiga (booster) bagi tenaga kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Dumai, Riau, Selasa (24/8/2021). | ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid/foc.

Nasional

Sleman Rencanakan Pemberian Booster untuk Umum

Booster ini sudah dapat diberikan ke masyarakat umum yang menginginkan tahun depan. Prioritasnya, tetap lansia.

SLEMAN -- Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman mulai merencanakan pemberian vaksin dosis ketiga atau booster untuk masyarakat umum. Pemberian booster ini sendiri sebenarnya sudah dilakukan, tapi masih terbatas untuk tenaga kesehatan (nakes).

Sampai November 2021, capaian pemberian booster untuk nakes-nakes di Sleman sudah lebih dari 100 persen atau sekitar 104,8 persen. Angkanya memang jauh lebih tinggi dari capaian dosis pertama dan dosis kedua yang belum 90 persen.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Novita Krisnaeni memperkirakan, booster ini sudah dapat diberikan ke masyarakat umum yang menginginkan tahun depan. Prioritasnya, tetap lansia.

"Kemungkinan ketika seseorang yang punya BPJS, yang dibiayai pemerintah vaksin akan diberikan secara gratis, kalau tidak punya berbayar, peserta BPJS mandiri juga berbayar," kata Novita, Selasa (23/11).

Meski begitu, ia menekankan, target capaian pemberian booster akan berbeda dari dosis pertama dan kedua yang mencapai 70 persen, yang memang dimaksudkan untuk mewujudkan kekebalan kelompok. Novita berpendapat, targetnya sekitar 50 persen.

Namun, ia menilai, pelaksanaan pemberian booster kemungkinan tidak akan berbeda dari dosis pertama dan dosis kedua yang dilakukan secara massal. Sebab, Novita merasa, jika langsung diserahkan ke puskesmas atau rumah sakit tidak akan mampu.

"Jadi, untuk booster monggo yang mau ya silakan, yang tidak ya tidak apa-apa," ujar Novita.

Selain booster, Dinkes Sleman mulai merencanakan pemberian vaksin untuk anak-anak usia 6-12. Selain soal logistik, pelaksanaan pemberian vaksin kemungkinan baru bisa tahun depan karena tidak semua vaksin bisa dipakai untuk anak-anak.

Seperti dosis pertama dan dosis kedua bagi masyarakat umum, Novita menargetkan pemberian vaksin untuk anak-anak bisa mencapai 70 persen. Kemudian, pemberian rencananya dilakukan secara massal untuk efisiensi waktu dan tenaga kesehatan.

Mulai Desember 2021, lanjut Novita, pemberian vaksin dosis pertama sepenuhnya akan diserahkan ke layanan-layanan kesehatan seperti puskesmas dan rumah sakit. Tujuannya, agar bisa terus melakukan penyisiran sampai ke tingkat paling kecil.

"Kita memang harus terus mendatangi, terutama untuk lansia yang tidak bisa datang ke sentra-sentra vaksinasi," kata Novita.

Dinkes Sleman masih pula melakukan sampling kepada siswa-siswa yang sekolahnya sudah diizinkan menerapkan pembelajaran tatap muka (PTM). Namun, sejak pekan lalu, tes-tes sudah mulai menggunakan PCR mengikuti kebijakan pemerintah pusat.

Novita bersyukur, klaster-klaster yang sempat muncul seperti di Sedayu, industri tahu rumahan dan Nogotirto sudah tertangani dengan baik. Terakhir, cuma ada penambahan dua kasus, tanpa kasus meninggal dan kasus sembuh terus meningkat.

Untuk itu, ia tetap mengimbau agar semua elemen yang ada di Kabupaten Sleman dapat membantu optimalisasi upaya-upaya 3T, 3M dan vaksinasi. Apalagi, akhir November 2021 ini Sleman memiliki target vaksinasi dosis pertama 100 persen.

Belum lagi, menjelang akhir tahun biasanya terjadi peningkatan mobilitas dari masyarakat yang berpotensi meningkatkan penyebaran Covid-19. Karenanya, sudah dikeluarkan pula imbauan agar warga SLeman tidak melakukan mudik saat Nataru.

"Menghadapi Nataru nanti semoga tidak terjadi ledakan kasus," ujar Novita.

200 orang ditelusuri terkait klaster SDN Sukadamai

Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melakukan pemeriksaan terhadap kurang lebih 200 orang terkait 24 guru dan siswa SDN Sukadamai, Kota Bogor, yang positif Covid-19. Upaya penelusuran atau tracing dilakukan tidak hanya ke warga sekolah, tapi juga keluarga dan orang tua siswa.

“Informasi dari Dinas Kesehatan (Dinkes) yang di-tracing kurang lebih ada 200 orang,” ujar Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor, Hanafi, Ahad (17/11). Terdeteksinya kasus Covid-19 di SDN Sukadamai karena Puskesmas Mekar Wangi, Kecamatan Tanah Sareal, melaksanakan uji usap PCR terhadap 50 sampel secara acak pada Kamis (17/11).

Hasilnya, dia menabahkan, 10 persen dari satuan pendidikan terdeteksi positif Covid-19. Perinciannya, 14 orang siswa yang berbeda kelas dan 10 orang guru. “Itu hasil surveilans yang dilakukan Puskesmas Mekar Wangi, 10 persen satuan pendidikan, berbeda kelas. Ini bukan langsung terpapar karena sakit, tapi hasil surveilans,” kata Hanafi menjelaskan.

Sementara itu, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan pada pekan depan pemerintah pusat akan melakukan skrining terhadap 1.000 orang lebih di satuan pendidikan. Dengan begitu, Pemkot Bogor akan bersiap menghadapi kemungkinan yang ada.

Bima Arya menyebutkan, pihaknya akan tetap siaga dan waspada, seperti menyiagakan Rumah Sakit Lapangan di kawasan GOR Pajajaran untuk diaktivasi, serta menyiapkan kembali pusat isolasi di Ciawi, Kabupaten Bogor. “Dan, semuanya sudah siaga dan Pak Kapolres dan saya sudah berkoordinasi untuk kembali mengeluarkan kebijakan pengetatan mobilitas pada awal Desember nanti,” ujarnya menegaskan.

Di Kota Depok, kegiatan pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT) dihentikan setelah muncul kasus Covid-19 di sekolah di wilayah Kecamatan Pancoran, Depok. Wali Kota Depok, Mohammad Idris, menjabarkan, awalnya ditemukan dua kasus positif Covid-19 di salah satu sekolah di Pancoran Mas sehingga Pemkot Depok bergerak cepat melakukan tes usap keliling di berbagai lokasi sekitar wilayah tersebut. Ternyata, kasus semakin bertambah.

Menindaklanjuti hal tersebut, Pemkot Depok akhirnya mengeluarkan SE Wali Kota Nomor: 8.02/648/SATGAS/2021 tentang Penghentian Sementara secara Terbatas pada Penyelenggaraan PTMT. Kebijakan ini dalam rangka proses mitigasi dan antisipasi terhadap penyebaran kasus Covid-19 yang lebih luas.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat