Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat melintasi Jalan Layang Non Tol (JLNT) Tanah Abang-Kampung Melayu di Jakarta, Ahad (23/5). Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melaksanakan uji coba road bike JLNT Tanah Abang-Kampung Melayu yang digunakan seb | Republika/Putra M. Akbar

Jakarta

Ride in Peace, Mengenang Pesepeda Korban Kecelakaan

pada periode 2017-2020, rata-rata jumlah pesepeda meninggal ditabrak kendaraan bermotor mencapai 88 orang per tahun.

Komunitas Bike to Work (B2W) Bogor, Komunitas Sepeda Lipat Bogor, dan 41 komunitas sepeda Bogor lainnya, menggalang aksi peduli korban kecelakaan yang menimpa pesepeda di jalan raya. Acara bertajuk “Ride in Peace” digelar di titik Tugu Kujang, Kota Bogor, Jawa Barat, Ahad (21/11).

Kegiatan ini digelar juga sekaligus untuk memperingati Hari Mengenang Korban Kecelakaan Lalu Lintas Sedunia 2021 (World Day of Remembrance for Road Traffic Victims).

Seusai komunitas sepeda melaksanakan kampanye keselamatan bersepeda, mereka melanjutkan aktivitas dengan bersepeda keliling Kebun Raya Bogor. B2W Indonesia mencatat, sepanjang 2021 terjadi 35 kecelakaan dengan korban meninggal sebanyak 15 orang. Sementara pada periode 2017-2020, rata-rata jumlah pesepeda yang meninggal karena ditabrak kendaraan bermotor di Indonesia mencapai 88 orang per tahun.

Ketua B2W Bogor, Roni Wang, mengatakan, setiap tahun kecelakaan yang menimpa pengguna sepeda di jalan raya terus naik. Dia menduga, kenaikan angka kematian seiring dengan semakin maraknya penggunaan sepeda di Indonesia. Selain untuk olahraga, kini tidak sedikit warga menggunakan sepeda untuk menunjang mobilitas sehari-hari.

“Kita sama-sama mengingat dan menegaskan bahwa upaya keselamatan di jalanan kita memang buruk, kebijakan demi kebijakan tidak signifikan mengurangi jumlah korban di jalan. Sebagian memang karena perilaku penggunanya,” kata Roni di Kota Bogor, Ahad.

Bahkan, dia menduga, sebenarnya angka kematian pesepeda di jalan raya bisa lebih tinggi dari laporan resmi. Hal itu disebabkan tidak semua kecelakaan tercatat oleh aparat berwenang. Oleh karena itu, puluhan komunitas sepeda berkumpul untuk memperingati sekaligus mengimbau pengendara kendaraan bermotor agar hati-hati di jalan, jangan sampai menabrak mereka yang bersepeda.

Secara khusus, Roni berpesan kepada para anggota B2W Bogor dan pegiat sepeda lainnya untuk terus menyuarakan gerakan tertib berlalu-lintas. “Kita hanya punya pilihan, yaitu akan membiarkan tragedi berulang atau menyetop jatuhnya korban lebih banyak,” katanya.

Roni pun mengusulkan kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, demi keamanan para pengguna sepeda, perlu ada penambahan jalur sepeda. Hal itu menjadi kebutuhan mutlak untuk dipenuhi segera agar ada kesetaraan antara pengguna sepeda dan kendaraan bermotor.

Menurut dia, jalur sepeda di Kota Bogor saat ini masih belum nyaman. Kondisi itu dipicu kendaraan yang masih parkir di ruas jalur sepeda seperti di Jalan Pajajaran, juga bergabungnya pejalan kaki di jalur sepeda seperti di sepanjang sistem satu arah (SSA).

“Fungsi pengawasan jalurnya juga kami mohon untuk diperhatikan karena banyak sekali kendaraan yang parkir untuk waktu yang lama di beberapa ruas jalur sepeda,” ujar Roni.

Menurut dia, pembuatan jalur sepeda di sepanjang Jalan Juanda, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor kurang efektif. Pasalnya, posisi jalur sepeda ditinggikan, yang konsep itu berbeda dengan jalur sepeda di kota lain, seperti Jakarta. Sudah tinggi jalur berbeda, kata dia, masih saja angkot, sepeda motor, dan mobil seenaknya parkir sembarangan. Hal itu jelas sangat menganggu mobilitas para pesepeda.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Bike To Work Indonesia (b2w_indonesia)

“Titik-titik yang masih perlu jadi perhatian adalah di sepanjang Jalan Pajajaran tepatnya di depan RS Mulia, hingga sebelum perempatan Warung Jambu, serta di depan Botani Square sampai Jalan Cidangiang dan depan Terminal Baranangsiang, depan Puri Begawan sampai Bale Binarum, dan di depan Masjid Raya Bogor,” kata Roni.

Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan, Pemkot Bogor sedang membuat jalur khusus pesepeda di Jalan Juadan. Jalur tersebut akan terintegrasi dengan jalur pedestrian untuk sekaligus sebagai penataan wilayah, yang selama ini dikuasai pedagang kaki lima (PKL).

Oleh karena itu, sambung dia, mulai dari titik Mall BTM Bogor hingga SMAN 1 Bogor nantinya bakal menjadi jalur pedestrian dan khusus sepeda. “Jadi, ada jalur pejalan kaki yang cukup luas untuk jalan kaki dan olahraga, ada jalur hijau tengah-tengah, dan ada sedikit jalur sepeda. Jadi, jalur sepeda ini melengkapi yang ada di seberangnya,” kata Bima.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat