Petugas Satlantas Polresta Yogyakarta memberikan himbauan, pamflet, dan membagikan masker kepada pengendara saat Operasi Zebra Progo 2021 di Tugu Pal Putih, Yogyakarta, Jumat (19/11/2021). | Wihdan Hidayat / Republika

Nasional

Satgas Perkirakan Kasus Bisa Naik 430 Persen pada Maret 2022

Penguatan tracing dan testing bisa jadi upaya cegah lonjakan kasus Covid-19

JAKARTA -- Kenaikan kasus Covid-19 meski kecil tetap harus diwaspadai. Berdasarkan analisis Satgas Covid-19, kenaikan kasus bisa mencapai 430 persen pada 1 Maret 2022 jika tidak ada upaya ketat menghindarinya.

Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19 Sonny Harry mengatakan, Indonesia perlu mewaspadai potensi lonjakan kasus positif virus korona. "Perkiraan terburuk, kasus akan naik sekitar 430 persen sampai 1 Maret 2022 kalau kita tidak melakukan upaya ketat, memperlemah penerapan protokol kesehatan, vaksinasi tidak mencapai target, dan testing serta tracing menurun," kata Sonny dalam webinar "Jangan Halu, Pandemi Belum Berlalu", Senin (22/11).

Pemerintah mempelajari bahwa kasus positif Covid-19 dapat melonjak setelah libur panjang. "Ada juga mobilitas masyarakat balik dari negara lain. Ini yang kita harus waspadai sehingga kita harus terus memperketat upaya melakukan skrining bagi orang yang masuk untuk mencegah masuknya varian Covid-19 baru di Indonesia," katanya.

Dalam 13 minggu setelah Natal dan tahun baru 2020, kasus positif Covid-19 meningkat hingga 398 persen. Begitu pula saat varian Delta mulai menyebar di Indonesia setelah Idul Fitri 2021, kasus positif Covid-19 meningkat hingga 900 persen dalam delapan pekan.

Namun demikian, dalam 2,5 bulan terakhir kasus positif harian berhasil diturunkan dari sekitar 56 ribu menjadi 314 kasus. Kasus aktif dapat diturunkan dari puncaknya 547 ribu menjadi 8.000.

Sonny menambahkan, lonjakan kasus positif Covid-19 perlu diwaspadai karena negara-negara lain mulai mengalami, contohnya Swiss dan Jerman. "Dan kita tahu ada sub varian Delta yang sekarang sudah ada di Singapura dan Malaysia. Dan akan berisiko kalau kita tidak mengendalikan penularan Covid-19," kata Sonny.

Ketua Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Masdalina Pane menjelaskan teknik pengendalian pandemi yang tepat dapat menurunkan kasus Covid-19. Salah satunya melalui penelusuran yang kuat sebagai standar utama pengendalian Covid-19.

"Memutus rantai penularan dengan mengisolasi mereka yang terkonfirmasi positif dan yang melakukan kontak erat. Itu yang harus kita kuatkan," kata Masdalina.

Penurunan kasus varian Delta di berbagai negara terjadi dalam delapan sampai  14 pekan bergantung dari sistem pelayanan kesehatan yang dimiliki. Oleh karena itu, banyak yang harus dilakukan pemerintah saat ini agar tidak terjadi lonjakan kasus seperti gelombang kedua pada Juli lalu. Salah satunya dengan meningkatkan fasilitas layanan kesehatan.

Dalam menekan laju penyebaran Covid-19, pemerintah telah melakukan beragam upaya termasuk pembatasan mobilitas masyarakat. "Secara epidemiologi, memang dikenal mampu menyebarkan penyakit, tapi tidak secara langsung meningkatkan atau menurunkan jumlah kasus," kata Masdalina.

Dia menjelaskan, ketika ada satu virus varian Delta masuk ke satu wilayah dan tidak diisolasi, maka dia akan meluas dengan cepat, terlepas dari ada atau tidak adanya mobilitas masyarakat.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat