Warga mengikuti aksi unjuk rasa melawan pembatasan untuk mencegah pandemi di Amsterdam, Belanda, Sabtu (20/11/2021). | (AP Photo/Peter Dejong)

Internasional

Gejolak Demonstrasi Guncang Eropa

Prancis mengirimkan puluhan pasukan khusus untuk mengembalikan ketertiban di Kepuluan Karibia.

PARIS-- Prancis mengirimkan puluhan pasukan khusus untuk mengembalikan ketertiban di Kepuluan Karibia, Guadeloupe usai unjuk rasa antiperaturan pembatasan sosial Covid-19, yang berujung dengan kerusuhan dan penjarahan.

Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmain mengatakan, Prancis mengirimkan 50 anggota pasukan taktik khusus RAID dan GIGN. GIGN (Groupe d'intervention de la Gendarmerie nationale) dan RAID merupakan unit taktis khusus kepolisian Prancis untuk misi-misi kontrateroris, penyelamatan sandera, pengawasan ancaman nasional, mengawal pejabat pemerintah, dan menangkap kelompok kejahatan terorganisasi.

Unit-unit itu dikirimkan ke toko yang dijarah. Darmanin mengatakan, kekuatan tambahan ini meningkatkan jumlah polisi dan gendarmerie di Guadeloupe menjadi 2.250 personel. Gendarmerie merupakan pasukan militer dengan tugas penegakan hukum di Prancis. "Pesan pertama adalah negara akan tetap berdiri kokoh," kata Darmanin seperti dikutip Aljazirah, Ahad (21/11).

Pengiriman pasukan ini dilakukan setelah kerusuhan terjadi selama beberapa hari. Pengunjuk rasa berkumpul di sejumlah kota untuk sengaja melanggar jam malam yang diterapkan untuk meredakan kekerasan. "Malam tadi sangat bergejolak," kata sumber dari kepolisian.

Sumber tersebut menambahkan, pasukan keamanan mencatat sekitar 20 insiden ‘penjarahan atau upaya perampokan' di kota pinggir laut Pointe-a-Pitre dan Le Gosier. Hal ini terjadi di toko perhiasan, bank, tempat taruhan dan pusat perbelanjaan.

Pasukan Gendarmerie yang keluar dari stasiun Kota Saint-Francois juga disambut lemparan benda-benda yang dibakar. "Senjata api digunakan terhadap pasukan kepolisian di empat wilayah yang berbeda," tambah sumber tersebut.

Satu petugas terluka ringan setelah wajahnya terkena lemparan batu. Di barat Le Petit-Bourg, petugas pemadam kebakaran harus memadamkan api di dua toko ponsel yang dijarah.

Perwakilan Pemerintah Prancis di Guadeloupe, Alexandre Rochatte mengatakan, telah memberlakukan jam malam dari pukul 18.00 hingga 05.00 waktu setempat setelah gejolak sipil berlangsung selama lima hari. Dalam kerusuhan tersebut barikade di jalan-jalan dibakar, sementara pemadam kebakaran dan dokter menggelar mogok kerja.

Rochatte mengatakan, vandalisme di pekerjaan listrik di dekat bendungan terutama di Capesterre-Belle-Eau telah memadamkan listrik banyak pelanggan. Serikat pekerja juga menggelar unjuk rasa tanpa batas untuk memprotes kebijakan wajib vaksin Covid-19 bagi pekerja kesehatan.

Sebagian besar warga Prancis sudah menerima dua dosis vaksin Covid-19, program vaksinasi di pulau-pulau kekuasaan Prancis masih stagnan.

photo
Pengunjuk rasa membawa poster menolak syarat vaksinasi untuk bepergian di Roma, Italia, Sabtu (20/11/2021). - ((AP Photo/Alessandra Tarantino))

Hingga 16 November 2021, hanya sekitar 46 persen orang dewasa di Guadeloupe yang sudah menerima dosis pertama vaksin Covid-19.

Tak hanya di Prancis, Belanda juga dilanda kerusuhan unjuk rasa antikebijakan wajib vaksin. Aljazirah melaporkan, pada Jumat (19/11) malam polisi Negeri Kincir Angin melepaskan tembakan ke pengunjuk rasa dan tujuh terluka dalam penjarahan yang terjadi di pusat Kota Rotterdam.

Penjarahan diawali protes kebijakan pemerintah yang membatasi pergerakan orang-orang yang tidak divaksin. "Dalam sejumlah kesempatan polisi merasa perlu menarik senjatanya untuk membela diri," kata Wali Kota Rotterdam, Ahmed Aboutaleb.

Penjarah dan perusuh mengamuk juga di pusat perbelanjaan kota pelabuhan tersebut. Mereka melemparkan api, batu, dan petasan ke petugas keamanan. "Polisi menembak pengunjuk rasa dan orang-orang terluka," kata Aboutaleb.

Polisi juga melepaskan tembakan peringatan. Sejumlah polisi terluka akibat kekerasan dan puluhan ditangkap sementara. Diperkirakan akan semakin banyak yang ditangkap setelah polisi mempelajari rekaman kamera keamanan.

photo
Ratusan orang berunjuk rasa menolak pengetatan di Wina, Austria, Sabtu (20/11/2021). - ((AP Photo/Lisa Leutner))

Situasi mulai tenang pada Jumat malam tapi masih banyak polisi yang berjaga di jalan. Kekerasan ini menjadi peristiwa kerusuhan terburuk di Belanda sejak peraturan pembatasan sosial pandemi virus korona diberlakukan tahun lalu.

Situasi Mengkhawatirkan

Ledakan penularan Covid-19 di Eropa, terus menunjukkan situasi yang mengkhawatirkan dalam satu pekan terakhir. Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn mengatakan, situasi virus korona di negaranya sangat buruk.

Situasi ini membuka kemungkinan pihaknya untuk menerapkan peraturan pembatasan sosial yang ketat termasuk pada warga yang sudah divaksin tidak dapat diabaikan. "Saat ini, kami tidak bisa mengesampingkan kemungkinan apapun," katanya dalam konferensi pers.

Situasi ekonomi pun dicekam waswas dan ketidakpastian karena terbuka kemungkinan Jerman yang akan memberlakukan pembatasan sosial. Obligasi menjadi negatif dan nilai euro serta saham terperosok.

photo
Petugas kesehatan mengevakuasi pasien Covid-19 menggunakan helikopter menuju rumah sakit di Herrsching, Jerman, Jumat (19/11/2021). - ((Matthias Balk/dpa via AP))

Sebelumnya, Austria menjadi negara pertama Eropa barat yang menerapkan kembali pembatasan sosial ketat pada musim semi ini untuk menahan gelombang baru wabah Covid-19. Pada Jumat (19/11) lalu Jerman melaporkan 52.970 kasus infeksi virus korona dan 201 kasus kematian, sehingga total angka kasus kematian terkait virus korona Negeri Panzer menjadi 98.739. 

Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan, peraturan pembatasan sosial akan diterapkan di daerah-daerah yang rumah sakitnya terancam tertekan oleh gelombang pasien Covid-19. Termasuk bagi masyarakat yang sudah divaksin maupun yang baru sembuh dari Covid-19.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat