Kabar Utama
Waspada Cuaca Ekstrem
Cuaca ekstrem akibat La Nina diperkirakan hingga Februari.
JAKARTA -- Bencana hidrometeorologi terjadi di berbagai wilayah dan menimbulkan kerusakan serta korban jiwa. Masyarakat diminta waspada dengan fenomena yang diperkirakan bakal berlangsung hingga awal tahun depan.
Di Kota Batu, Jawa Timur, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat mengumumkan jumlah korban jiwa akibat bencana banjir bandang yang terjadi pada Kamis (4/11) malam terus bertambah. "Korban meninggal dunia sementara menjadi enam orang," kata Plt Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, dalam siaran pers, Jumat (5/11).
Keenam korban meninggal dunia tersebut adalah Wiji warga Desa Bulukerto, Sarip warga Desa Bulukerto, Adi Wibowo warga Desa Bulukerto, Wakri warga Desa Tawangargo, Mahendra Feri warga Dusun Gintung, dan Alverta Shenazia Arvisa Vindra warga Dusun Gintung.
Banjir bandang menerjang Kota Batu setelah hujan deras mengguyur wilayah hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas yang berada di lereng Gunung Arjuno, Kamis (4/11). Berdasarkan laporan dari BPBD Kota Batu, terdapat enam titik yang mengalami banjir.
Warga Desa Bulukerto, Bumiaji, Kota Batu, Johan menuturkan, banjir bandang yang menerjang wilayahnya menimbulkan suara gemuruh pada Kamis (4/11) sore. Air yang tiba-tiba datang dengan ketinggian hampir tiga meter membuat warga panik seketika. "Warga pun langsung berlarian menyelamatkan diri," ucap Johan di Kota Batu.
Pria berusia 32 tahun ini mengungkapkan, banjir telah menyebabkan kamar mandinya rusak terbawa aliran air yang meluap. Selain kediamannya, ada lima rumah lainnya yang ikut rusak akibat terjangan banjir di Dusun Kliran dan Dusun Gemulo.
Sebanyak 17 titik kejadian bencana juga dilaporkan melanda Kota Sukabumi pada Kamis (4/11) sore. Bencana tersebut terjadi setelah wilayah Kota Sukabumi diguyur hujan deras pada Kamis siang hingga sore.
”Laporan sementara yang masuk ada sebanyak 17 titik bencana,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi Imran Wardhani.
Rinciannya bencana banjir sebanyak sembilan titik, longsor lima titik, dan rumah atau atap roboh tiga titik. Lokasi bencana tersebar merata di sejumlah kecamatan yakni Cibeureum, Citamiang, Warudoyong, Cikole, dan Baros.
View this post on Instagram
Banjir juga melanda sejumlah desa di Kabupaten Gorontalo Utara, Gorontalo, sejak Kamis malam (4/11). Menurut Kepala BPBD Gorontalo Utara Asri Ode Muisi, banjir paling parah terjadi di empat desa di Kecamatan Anggrek, tempat banjir menimbulkan genangan setinggi sekitar satu meter.
Sehari sebelumnya, banjir juga melanda enam kecamatan di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat pada Rabu (3/11) siang. Banjir yang dipicu hujan dengan intensitas tinggi menyebabkan tiga sungai meluap, yaitu Sungai Sibau, Sungai Mendalam dan Sungai Kapuas.
Tercatat 1.818 kepala keluarga atau 6.524 jiwa terdampak banjir dengan tinggi muka air tertinggi hingga 200 centimeter pada saat kejadian. Selain itu terdapat 1.084 unit rumah ikut terendam.
Banjir yang terjadi di wilayah Alor, Nusa Tenggara Timur sejak Rabu (3/11) juga menyebabkan lahan persawahan seluas 7 hektare terendam. Adapun lokasi areal persawahan terletak di Desa Malaipea, Kecamatan Alor Selatan.
Curah hujan tinggi yang mengguyur serta jebolnya tanggul sungai Paliwang yang masih dalam tahap pengerjaan, memicu banjir tersebut. Selain menyebabkan areal persawahan terendam, banjir ini juga berdampak pada pemukiman warga.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelumnya menyatakan tahun ini Indonesia akan terdampak fenomena La Nina. La Nina adalah penurunan suhu laut wilayah khatulistiwa di Samudra Pasifik di bawah normal yang muncul beberapa tahun sekali.
Kepala BNPB Letjen TNI Ganip Warsito sebelumnya meminta empat provinsi mewaspadai dampak fenomena tersebut. Diantaranya Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Ganip mengatakan dampak La Nina diprediksi akan terjadi hingga medio Februari 2022.
Dampaknya, intensitas hujan menjadi tinggi dan beberapa daerah diprediksi mengalami banjir. "Kewaspadaan dan mitigasi dampak La Nina mutlak dilakukan," ujar Ganip dalam rapat koordinasi, Kamis (4/11).
Humas BNPB, Abdul Muhari mengimbau masyarakat untuk lebih meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan di tingkat terkecil yaitu keluarga. "Salah satunya dengan menyiapkan tas siaga bencana, rencana penyelamatan, dan pastikan jalur evakuasi keluar rumah tidak terhalang perabot rumah tangga," kata Abdul Muhari.
View this post on Instagram
Wisatawan Agar Waspada
Beberapa hari terakhir, sejumlah bencana terjadi di Indonesia, termasuk di Jawa Barat. Warga yang hendak berwisata di provinsi itu diminta mewaspadai fenomena cuaca ekstrem tersebut.
Menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat, Dedi Taufik, kerawanan itu bukan berarti ada di kawasan wisata. Namun, mayoritas bencana bisa terjadi di jalan menuju tempat wisata.
"Jadi, misal kita ingin jalan ke Garut, itu di jalannya yang rawan bencana. Sama kalau kita mau ke Pangalengan atau Ciwidey, bencana bukan ada di tempat wisata melainkan akses ke sana," ujar Dedi di Bandung, Jumat (5/11).
Dedi mengatakan, salah satu daerah yang harus diwaspadai wisatawan adalah Bandung utara, yang mengarah ke Lembang dan Subang. Kawasan wisata yang berada di tebing atau dekat dengan titik rawan bencana harus diwaspadai.
Untuk itu, menurut dia, para wisatawan pun wajib mempelajari kondisi cuaca di daerah tujuan. Selain itu, bisa juga membaca informasi dari media massa berbagai kemungkinan yang ada di kawasan wisata tersebut. "Kita sekarang di Jabar, ada 108 kawasan wisata yang jadi tujuan. Dan beberapa wisata memang rawan bencana," kata Dedi.
Manajemen krisis kebencanaan, menurut dia, sudah mulai diterapkan sejumlah kawasan wisata, termasuk membentuk satuan tugas (satgas). "Pelatihan pada satgas juga sudah dilakukan, jadi mereka mengetahui apa saja yang harus dijalankan, terutama kalau tempat wisatanya memang rawan bencana," katanya.
Basarnas juga Bandung ikut mempersiapkan diri dengan cuaca ekstrem yang ada saat ini. Kepala Kantor SAR Bandung Deden Ridwansah menyatakan, pihaknya sudah mempersiapkan personel serta peralatan untuk menghadapi cuaca, yang kurang bersahabat pada saat ini.
"Terlebih BMKG telah memberikan peringatan terkait fenomena La Nina, yang bisa mengakibatkan peningkatan bencana hidrometeorologi," kata Deden.
Sementara itu, Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta Menteri Sosial Tri Rismaharini memperhatikan perkembangan bencana banjir, yang terjadi di Indonesia. “Tolong lokasi banjir untuk dapat ditangani dan terus dipantau,” kata Wapres dikutip dalam siaran pers Sekretariat Wakil Presiden, Kamis (4/11).
Risma pun menyatakan kesiapannya untuk menangani bencana yang terjadi dan akan melaporkan kondisi terkini, apabila sudah mendapatkan perkembangan hasil dari lokasi banjir. Selain banjir bandang di Kota Batu, pada kesempatan ini Risma juga melaporkan perkembangan penanganan bencana banjir di Jalan Sintang-Melawi, Kalimantan Barat, yang terjadi pada Kamis (21/10).
Ia melaporkan, Kementerian Sosial telah mempersiapkan lumbung padi di Melawi untuk mengantisipasi ramalan potensi curah hujan tinggi dari BMKG. Sebab, diperkirakan intensitas hujan yang tinggi akan mencapai titik puncaknya pada Januari hingga Februari 2022.
“Ramalan BMKG itu kan parahnya (hujan) justru Januari sampai Februari. Sekarang ini kami siapkan lumbung padi sehingga nanti kalau ada banjir, jalannya putus, mereka masih bisa survive dengan lumbung,” kata Wapres.
View this post on Instagram
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.