Ahmad Syafii Maarif | Daan Yahya | Republika

Resonansi

DR Chandra Muzaffar dan Kapitalisme 3 K

Kapitalisme 3 K gagal memperbaiki kondisi umat manusia, di samping merusak lingkungan.

Oleh AHMAD SYAFII MAARIF

OLEH AHMAD SYAFII MAARIF

Hampir tak ada LSM dan lembaga studi peradaban di muka bumi ini yang tak mengenalnya. Gagasannya yang brilian dan tajam tentang masalah sosial, keadilan, penindasan, dan kemanusiaan global mendapat perhatian istimewa dari berbagai kalangan dunia.

Bahasanya lugas dan langsung menembak sasaran, tetapi tetap terkontrol dalam koridor  akademik. Dia diangkat menjadi pimpinan atau anggota dalam berbagai lembaga kajian peradaban dan agama dunia, di Barat dan di Timur.

Itulah Dr Chandra Muzaffar (kelahiran Pulau Pinang, 10 Maret 1947). Ph.D dalam ilmu politik dari Universitas Singapura, 1977. Sejak dari rahim ibunya ia kena penyakit polio hingga tidak dapat berjalan tanpa kursi rodanya yang sederhana.

Suami Mariam Mohamed Hashim ini dikaruniai dua putri, Samirah (28) dan Anisa (24). Persahabatan kami berlanjut dari tahun ke tahun. Bila ada yang penting hendak disampaikan kepada saya, suaranya yang lembut lewat telepon jadi alat komunikasi efektif.

 
Kedudukan saya sebagai ketua umum PP Muhammadiyah waktu itu, mempererat persaudaraan kami.
 
 

Kedudukan saya sebagai ketua umum PP Muhammadiyah waktu itu, mempererat persaudaraan kami.

Bukankah Muhammadiyah sebenarnya kekuatan masyarakat sipil yang cukup diperhitungkan berbagai LSM di muka bumi? Hampir 100 tahun Muhammadiyah menyumbang banyak untuk pencerdasan dan pencerahan bangsa Indonesia.

Sebagai tokoh LSM, Muzaffar jelas tertarik dengan Muhammadiyah dan ormas lainnya. Posisi Indonesia di Asia Tenggara menentukan situasi umum kawasan, terutama jumlah penduduknya yang besar di samping sebagai bangsa Muslim yang juga terbesar.

Sebenarnya, saat diskusi meja bundar di Tanah Tinggi Genting (Pahang, Malaysia) akhir November 2002, Muzaffar ingin banyak berbincang tentang Indonesia, tetapi karena sempitnya waktu niat itu tak dapat dilaksanakan.

Pertemuan Tanah Tinggi Genting strategis dalam mengantisipasi dampak buruk globalisasi. Pertemuan dihadiri sejumlah terbatas tokoh dunia, yang punya keprihatinan dan komitmen menyelamatkan peradaban dari gempuran globalisasi yang semakin ganas dan kasar.

Nilai-nilai kerohanian dan keadilan semakin terdesak oleh gempuran ini. Peradaban modern tidak mampu menawarkan ekuilibrium baru, setelah agama tradisional dinilai gagal oleh otak yang semakin tersekulerkan.

Muzaffar di antara sedikit pemikir yang peduli dengan nilai kerohanian ini. Bukan karena apa-apa, tetapi ternyata manusia modern tak semakin  bahagia.  Ia juga pembela yang sangat gigih bagi kemerdekaan Palestina dari cengkeraman pendudukan Israel.

 
Peradaban modern tidak mampu menawarkan ekuilibrium baru, setelah agama tradisional dinilai gagal oleh otak yang semakin tersekulerkan.
 
 

Melalui buletin bulanan Just Commentary, media resmi LSM JUST (International Movement for a Just World), pimpinan tokoh kita ini, orang dapat mengikuti pandangannya tentang keadilan, kapitalisme, HAM.

Coba kita ikuti, misalnya, analisisnya tentang perkembangan terakhir kapitalisme. Di mata Muzaffar, ada tiga dimensi kapitalisme modern atau kepitalisme 3C (3C Capitalism): a corporate dimension, a casino dimension, and a consumerist dimension.

Atau dalam bahasa Indonesia kapitalisme 3K (3 dimensi): kapitalisme korporat, kapitalisme kasino, kapitalisme konsumeris.

Data berikut menjelaskan kesenjangan tatanan sekonomi dunia. Korporasi multinasional dan transnasional yang hanya 500 diperkirakan menguasai 70 persen perdagangan dunia, yang ditopang manajemen dan teknologi canggih.

Misi utama mereka: memaksimalkan keuntungan. Fenomena ini kian menjurus kepada terpusatnya kekayaan global pada segelintir manusia melalui sistem keuangan internasional yang hebat, tetapi sarat spekulasi.

Sistem inilah yang dilukiskan ekonom Inggris, mendiang Susan Strange sebagai “kapitalisme kasino,” penuh spekulasi.

Proses selanjutnya, barang yang dihasilkan kapitalisme korporat harus dibeli, sebagaimana layanan yang disediakannya harus digunakan. Begitu juga, tumpukan uang malalui mesin kapitalisme kasino harus dibelanjakan. Maka itu, muncullah kapitalis konsumerisme.

Berkat bantuan industri iklan, fenomena konsumerisme semakin menjadi-jadi.  Memang, tulis Muzaffar, tidak dapat disangkal, tiga bentuk kapitalisme di atas memberi manfaat bagi sektor tertentu umat manusia.

 
Sistem inilah yang dilukiskan ekonom Inggris, mendiang Susan Strange sebagai “kapitalisme kasino,” penuh spekulasi.
 
 

Kemiskinan absolut pada negeri-negeri tertentu berkurang. Begitu juga, kemakmuran pada lapisan tertentu masyarakat juga semakin dirasakan. Harga-harga sebagian barang dan layanan semakin murah yang dapat dijangkau massa.

Namun secara keseluruhan, kapitalisme 3K gagal memperbaiki kondisi umat manusia, di samping merusak lingkungan. Kesenjangan antara kaya dan miskin pada skala global semakin lebar pada tingkat berbahaya.

Mengapa orang harus melawan kapitalisme 3K? Muzaffar dengan ungkapan tajam menyimpulkan: “... kita menentang kapitalisme 3 K karena kita bertekad agar tetap menjadi manusia.” (Chandra Muzaffar, “Corporate, Casino, Consumerist Or 3 C Capitalism” dalam Just Commentary, Vol. 2, No. 9, Sept. 2002, hlm. 9).

Itulah sekelumit gambaran Chandra Muzaffar, manusia kursi roda, sahabat kita, dengan suara lantang telah melawan segala bentuk penindasan dan ketidakadilan lokal dan global.

Semuanya ini jelas memerlukan stamina spiritual dan intelektual prima. Chandra Muzaffar dikaruniai semua nilai itu sebagai modal utama berjuang untuk kebaikan semua. Viva Muzaffar!n

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat