DistorsiKERAS | Youtube

Geni

DistorsiKERAS: Puncak Underground dalam Sinema

Pada penghujung tahun akan digelar DistorsiKERAS Virtual Concert Big Bang.

Industri film Indonesia perlahan mulai pulih. Satu per satu judul sinema kembali meramaikan bioskop. 

Film-film yang telah maupun segera hadir mengusung temanya sendiri. Misalnya saja film karya peraih Piala Citra (2014) kategori sutradara terbaik, Adriyanto Dewo, berjudul Galang yang mencoba membingkai puncak musik underground di Tanah Air. 

Setelah pada pertengahan tahun ini merilis film dokumenter musik panjang berjudul Gelora: Magnumentary of Gedung Saparua, Rich Music bersama Swan Studio kembali bekerja sama dengan rencana perilisan film fiksi bertemakan musik.

Film berjudul Galang berlatar kejayaan musik pada era 2008. Pada tahun itu, geliat kreativitas musik dan pendukung lainnya sedang bertumbuh. Selain ada band-band yang merilis album, berinvasi ke luar negeri, mereka juga membangun distro.

“Pokoknya 2008 ini seperti era kebangkitan musik beserta elemen-elemen lainya. Jadi banyak yang diceritakan dari masa terpuruk, bangkit, dan berproses untuk raih hal yang baik juga,” kata Creative Director Rich Music, Aska Pratama "Rocket Rockers", dalam konferensi pers virtual, Jumat (22/10).

Beberapa adegan dalam film tersebut akan memperlihatkan warna musik pada masa itu, terutama rock dan metal. Cerita bermula dari seorang anak muda bernama Galang (Elang El Gibran) yang tinggal di Bandung dan sering menemani kakaknya Maryam (Laras Sardi) menonton konser musik underground.

Suatu hari, Maryam mengenalkan sebuah band baru bernama AXFIKSIA kepada Galang. Maryam suka sekali band ini, terutama karena vokalisnya, Irfan. Pada suatu akhir pekan, Maryam meminta Galang menemaninya untuk menonton konser AXFIKSIA di gedung konser.

Galang tidak suka dengan musiknya dan semakin lama merasa jengah menemani kakaknya ke konser musik underground. Dia menolak ajakan Maryam. Mereka pun berpisah di depan pintu masuk gedung ditemani nada kecewa dari Maryam.

Galang memutuskan pulang duluan. Lewat tengah malam, Galang mendapat kabar Maryam masuk rumah sakit karena terjadi insiden saat di konser. Sesampainya di rumah sakit, Galang baru tahu penyebabnya, terjadi kericuhan usai band AXFIKSIA manggung dan beberapa orang meninggal malam itu, termasuk Maryam.

Di balik rasa terpukulnya, Galang berusaha masuk ke skena musik tersebut untuk mencari alasan dan jawaban terhadap rasa bersalahnya. Ada amarah yang Galang rasakan karena meninggalkan Maryam pada malam tragedi tersebut.

Galang menyelinap masuk ke basecamp AXFIKSIA, berpura-pura sebagai fan sejati, di mana dia bertemu dengan Asmara (Asmara Abigail) yang juga manajer band AXFIKSIA. Asmara menerima Galang sebagai kru.

Perlahan tapi pasti, Galang mulai masuk ke dalam skena musik lewat pintu masuk Asmara. Galang tidak mengatakan kalau ia adalah adik dari salah satu korban malam tragedi itu. Apa yang akan dilakukan Galang selanjutnya? 

Proses syuting film ini masih berlangsung dan rencananya dilakukan selama 15 hari di Bandung. Film yang rencananya tayang pada Desember 2021 merupakan kolaborasi sang sutradara dengan penulis skenario Tumpal Tampubolon.

Sebelumnya, mereka sempat bersama juga membuat film Tabula Rasa. Selain dibintangi Asmara Abigail dan Elang El Gibran, Galang juga diisi oleh Kiki Narendra (berperan sebagai Bapak) Jenny Zhang (berperan sebagai Ibu), dan Agra Piliang (berperan sebagai Irfan).

Agar hype musik 2008 tetap terasa, Music Director Galang, Hinhin Agung Daryana "Nectura", juga menggali lagi musik dan segala perkembangannya pada tahun itu. Dia mencoba menggambarkan hasrat bermusik para musisi underground pada era tersebut.

 Jadi, harus bisa merepresentasikan gerakan teman-teman pada waktu itu, jadi cukup lumayan usahanya. Kami juga menggali gimana perjalanan sampai ke titik ini,” ujar lelaki yang akrab disapa Akew itu dalam kesempatan yang sama.

Film ini kehadiran kameo dari band-band seperti Savor of Filth, Tcukimay, Rocket Rockers, juga penggawa musik seperti Ink "Rosemary", Rian Pelor, Ami "Nudist Island", Yas "Alone At Last", dan Buluk "Superglad". Ada juga Addy Gembel "Forgotten" dan Beby "Beside" yang akan muncul di film ini dan bertindak sebagai konsultan film. Digarap oleh Rich Music yang menjadi penggagas proyek rangkaian program DistorsiKERAS, dan menjadi eksekutif produser dari film ini.

Selain film Galang, akan diadakan pula DistorsiKERAS Virtual Concert yang berlangsung dari September-Desember 2021 (Fase 2). Berkonsep konser virtual di seluruh Indonesia, penampil untuk masing-masing daerah adalah Rocket Rockers (Aceh dan Lhokseumawe), Nectura dan Summerlane (Medan dan Pekanbaru), Closehead dan Anarcute (Lampung dan Jambi), For Revenge (Bandung dan Sukabumi), Alone At Last (Garut, Tasikmalaya, Cirebon), Jeruji (Bogor dan Depok), Private Number (Bekasi dan Karawang), juga Hellcrust dan Saturday Night Karaoke (Tangerang dan Jakarta). Turut juga tampil pemenang dari audisi masing-masing daerah.

Pada penghujung tahun akan digelar pula DistorsiKERAS Virtual Concert Big Bang dengan pengisi acara Padi Reborn, Sugarpop, Beside, Godless Symptoms, Bonga Bonga!, 510, Turtles Jr, dan Taring.

“Intinya kami ingin pada masa sulit ini tetap bisa memperkuat dan membangun komunitas musik ini, terutama 2021 kami concern ke rock, metal, dan turunannya,” ujar Creative Director Rich Music, Aska Pratama "Rocket Rockers".

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat