Pengungsi Afghanistan menantikan bantuan makanan dari organisasi kemanusiaan Jerman di Kabul, Afghanistan, Rabu (27/10/2021). | EPA-EFE/STRINGER

Internasional

Taliban Minta Diakui

Tanpa diakui, Taliban menyebut isu Afghanistan akan mengancam dunia.  

KABUL --  Taliban meminta Amerika Serikat (AS) dan negara-negara lain untuk mengakui pemerintahan mereka di Afghanistan, Sabtu (30/10). Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan, kegagalan mengakui mereka dan  pembekuan dana Afghanistan di luar negeri akan bermasalah tidak hanya bagi Afghanistan tetapi juga dunia.

"Pesan kami kepada Amerika adalah, jika tidak diakui terus, masalah Afghanistan berlanjut, itu adalah masalah kawasan dan bisa berubah menjadi masalah bagi dunia," kata Mujahid.

Mujahid mengatakan, alasan Taliban dan AS berperang terakhir kali juga karena keduanya tidak memiliki hubungan diplomatik formal. "Isu-isu yang menyebabkan perang itu, bisa diselesaikan melalui negosiasi, bisa juga diselesaikan melalui kompromi politik," kata Mujahid.

AS menginvasi Afghanistan pada 2001 setelah serangan 11 September 2001 yang diyakini dilakukan Alqaidah. Ketika itu pemerintahan Taliban menolak untuk menyerahkan tamu mereka, pemimpin Alqaidah Usamah bin Ladin.

Mujahid menegaskan, pengakuan adalah hak rakyat Afghanistan. Meskipun tidak ada negara yang mengakui pemerintahan Taliban, para pejabat senior dari sejumlah negara telah bertemu dengan para pemimpin gerakan itu baik di Kabul maupun di luar negeri.

Kunjungan terakhir dilakukan oleh Menteri Luar Negeri Turkmenistan Rasit Meredow, yang berada di Kabul pada  Sabtu. Kedua belah pihak membahas implementasi cepat dari pipa gas Turkmenistan-Afghanistan-Pakistan-India (TAPI). Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi bertemu dengan pejabat Taliban di Qatar awal pekan ini.

Mujahid mengatakan, Beijing telah berjanji untuk membiayai infrastruktur transportasi. Cina, katanya, juga memberikan akses ekspor Kabul ke pasar Beijing melalui negara tetangga Islamabad.

Mujahid juga berbicara panjang lebar tentang masalah yang dihadapi penyeberangan perbatasan, terutama dengan Pakistan. Penyeberangan sangat penting untuk Afghanistan yang terkurung daratan. Dia mengatakan pembicaraan serius tentang masalah itu diadakan ketika menteri luar negeri Pakistan melakukan perjalanan ke Kabul minggu lalu.

photo
Salah satu pendiri Taliban, Mullah Abdul Ghani Baradar berfoto dengan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi dalam pertemuan di Tianjin, China, awal 2021. - (AP/Li Ran/Xinhua)

Menurut pengamat, meski telah bertemu Taliban, Cina tak akan memulai pengakuan terhadap mereka. Cina hanya akan melakukannya jika sudah ada kesepakatan dengan Pakistan, Rusia, dan Iran.

“Keadaannya akan berubah saat empat negara yaitu Cina, Pakistan, Rusia, dan Cina memiliki konsensus dalam hal ini. Kami (Cina) tidak akan jadi orang pertama,” kata Hu Shisheng, ahli Asia Selatan di China Institutes of Contemporary International Relations (CICR). CICR adalah lembaga think-tank resmi Cina di bidang keamanan nasional.

Tampil perdana

Dalam perkembangan berbeda, pemimpin tertinggi Taliban Haibatullah Akhundzada membuat penampilan publik perdananya sejak Taliban mengambil alih kekuasaan di Afghanistan, 15 Agustus lalu. Dia menemui para pendukungnya di Kandahar pada Sabtu.

Dalam kunjungannya, Akhundzada menyambangi madrasah Darul Ulum Hakimah. "Dia (Akhundzada) berbicara dengan tentara dan murid-muridnya yang pemberani," kata seorang pejabat Taliban, dikutip laman Al Arabiya.

Kunjungan Akhundzada ke sana mendapat pengawalan ketat. Tak diperkenankan ada dokumentasi, baik berupa foto maupun video. Namun Taliban membagikan rekaman audio selama sepuluh menit lewat akun media sosialnya.

Dalam rekaman tersebut, Akhundzada, yang dijuluki "Amirul Mukminin" atau pemimpin umat, memberi pesan keagamaan tanpa menyinggung politik. Ia pun berdoa untuk anggota Taliban yang telah wafat dan memohon keberhasilan para pemimpin kelompoknya dalam menghadapi ujian besar saat ini.

photo
Pengungsi Afghanistan menantikan bantaun makanan dari organisasi kemanusiaan Jerman di Kabul, Afghanistan, Rabu (27/10/2021). - (EPA-EFE/STRINGER)

Akhundzada ditunjuk sebagai pemimpin Taliban dalam transisi kekuasaan yang cepat. Dia didaulat setelah serangan pesawat tak berawak AS tahun 2016 menewaskan pendahulunya, Mullah Akhtar Mansour.

Serangan untuk Setop Musik

Orang-orang bersenjata yang mengidentifikasi diri mereka sebagai Taliban, melakukan serangan di sebuah acara pernikahan di Afghanistan timur. Mereka menyerang untuk menghentikan pemutaran musik, Jumat (29/10).

Serangan tersebut menewaskan sedikitnya dua orang dan melukai 10 lainnya. Seorang juru bicara Taliban mengatakan, dua dari tiga pria bersenjata telah ditangkap. Tetapi Taliban membantah bahwa pelaku merupakan anggota kelompok tersebut. Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan, kasus tersebut sedang diselidiki.

Seorang saksi mata mengatakan kepada BBC, empat pasangan menikah, dan menggelar acara resepsi bersama di Distrik Surkh Rod di Provinsi Nangarhar, Jumat. Mereka telah meminta izin kepada seorang pemimpin Taliban setempat untuk memutar rekaman musik di area resepsi yang hanya digunakan oleh para wanita.

Tapi pada larut malam, orang-orang bersenjata memaksa masuk dan mencoba menghancurkan pengeras suara. Ketika para tamu memprotes, orang-orang bersenjata tersebut melepaskan tembakan.

Kelompok ISIS, yang berseberangan dengan Taliban, juga aktif di Nangarhar. Mereka telah dituding melakukan kesalahan atas insiden serupa di masa lalu.

Taliban melarang musik ketika mereka berkuasa pada periode 1996 hingga 2001. Tetapi ketika kembali berkuasa, Taliban berusaha untuk menampilkan citra yang lebih moderat dan mencari pengakuan internasional. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat