Kapolresta Tangerang Kombes Pol Wahyu Sri Bintoro (tengah) saat berdialog dengan mahasiswa yang berdemonstrasi di kawasan Mapolresta Tangerang pada Jumat (15/10) yang menuntut pencopotan dirinya, buntut dari insiden mahasiswa MFA yang dibanting oleh angg | Eva Rianti/Republika

Nasional

‘Ganti Polisi dengan Satpam BCA’ yang Dianggap Kepedulian

Ramai mengampanyekan narasi perilaku satpam bank swasta yang lebih sopan ketimbang anggota polisi.

OLEH BAMBANG NOROYONO

Aksi personel kepolisian yang membanting mahasiswa saat demo di Tangerang, Banten, berbuntut kritik masif. Mabes Polri menanggapi positif reaksi publik di dunia maya, yang belakangan mengampanyekan kritik pertukaran peran seluruh anggota kepolisian di Indonesia, dengan satpam salah satu bank swasta.

Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Mabes Polri, Komisaris Besar (Kombes) Ahmad Ramadhan mengatakan, ungkapan-ungkapan para nitizen di jagat maya tersebut adalah sebagai kritik pengharapan agar anggota kepolisian dapat bekerja lebih baik untuk masyarakat. “Polri tidak anti terhadap kritik-kritik yang disampaikan oleh masyarakat,” kata Kombes Ramadhan, kepada wartawan Ahad (17/10).

Pernyataan pertukaran peran untuk mengganti anggota Polri dengan satpam bank tersebut, dikatakan Ramadhan, sebagai bentuk perhatian publik terhadap Polri. “Itu (Polri diganti satpam bank), menunjukkan masyarakat yang peduli terhadap kinerja kepolisian,” kata Ramadhan.

Sebab itu, Ramadhan mengatakan, agar anggota kepolisian juga mengintrospeksi diri atas kinerjanya sebagai pengayom dan pelindung masyarakat. “Pada prinsipnya, Polri sesuai dengan tugas pokoknya, akan melayani, melindungi, dan mengayomi masyarakat, serta memelihara keamanan, dan ketertiban masyarakat, juga melakukan penegakan hukum dengan menjunjung tinggi keadilan,” ujar dia.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Ramadhan menegaskan, Polri tak akan menindaklanjuti pelaporan pihak manapun atas kritik-kritik terhadap kepolisian itu. Sebaliknya, kata Ramadhan, Polri siap menindaklanjuti pelaporan terkait ancaman-ancaman yang marak di dunia maya terhadap akun yang mengkritik kinerja polisi.

Termasuk, kata dia, adanya informasi tentang ancaman kekerasan terhadap salah satu akun media sosial (medsos) yang turut mengampanyekan agar Polri diganti perannya dengan satpam bank. “Kepolisian akan merespons dengan menindaklanjuti laporan atau pengaduan secara profesional, dan akuntabel. Polri memberikan perhatian terhadap permasalahan-permasalahan yang menjadi perhatian publik,” terang Ramadhan.

Sepanjang dua pekan lalu, kritik terhadap Polri masif di dunia maya. Para nitizen mengampanyekan tagar #PercumaLaporPolisi. Hastag kritik tersebut, mencuat di jagat internet menyusul terungkapnya penghentian penyelidikan terkait kasus dugaan perkosaan ayah, terhadap tiga anak anaknya di Luwu Timur, Sulawesi Selatan.

Kampanye kritik via medsos tersebut dibalas oleh pengguna akun-akun nirkabel pendukung kepolisian dengan mencuatkan hastag #PolisiSesuaiProsedur. Ramadhan, pekan lalu mengatakan, Polri tak mau terjebak dengan parang tagar tersebut.

photo
Sejumlah demonstran yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Tangerang berunjuk rasa di depan Markas Polda Banten di Serang, Kamis (14/10/2021). Mereka memprotes tindak kekerasan aparat polisi yang membanting mahasiswa saat mengamankan unjuk rasa HUT Kabupaten Tangerang Rabu (13/10). - (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)

Kritik baru masyarakat yang marak di dunia maya, belakangan mengampanyekan narasi prilaku satpam bank swasta yang lebih sopan dan santun ketimbang para anggota Polisi. “Polisi se-Indonesia bisa diganti satpam BCA aja gaksih,” begitu bentuk ungkapan-ungkapan banyak netizen.

Ungkapan-ungkapan tersebut, masif sebagai sindirin, dan kritik terhadap institusi Polri. Namun, tak semua pengguna medsos setuju dengan narasi kritik terhadap Polisi tersebut. Bahkan banyak juga akun-akun medsos lainnya yang ‘meneror’ nitizen lain, yang menarasikan kritik tersebut dengan ancaman-ancaman kekerasan, bahkan pembunuhan. 

Salah satunya yang dialami pemilik akun Twitter @fchkautsar. Gara-gara menuliskan narasi serupa, akun medsosnya, diserbu dengan ancaman-ancaman mengerikan. Mulai dari tantangan berkelahi di jalanan, dan penargetan di jalanan, ancaman begal, mematahkan leher, bahkan pembunuhan.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat