Suasana pesta kembang api saat penutupan PON XX Papua di Stadion Lukas Enembe, Kabupaten Jayapura, Papua, Jumat (15/10). Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua resmi ditutup oleh Wakil Presiden Republik Indonesia Maruf Amin dengan juara umum diraih Jawa B | Republika/Thoudy Badai

Olahraga

Banjir Rekor di PON XX Papua

Sebanyak 90 rekor baru terpecahkan dari empat cabang olahraga PON XX Papua.

JAYAPURA — Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2021 resmi tuntas setelah Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin merampungkan rangkaian lomba melalui upacara penutupan di Stadion Lukas Enembe, Jayapura, Jumat (15/10) malam WIT. Selama 23 hari pelaksanaan ajang olahraga terbesar nasional itu, tercipta berbagai rekor yang mengesankan.

Meski PON edisi ke-20 bergulir di tengah pandemi Covid-19, setidaknya terdapat 90 rekor baru yang terpecahkan dari empat cabang olahraga, yakni akuatik, atletik, selam, dan angkat besi.

Cabang olahraga atletik yang digelar di klaster Merauke berhasil memecahkan 15 rekor. Dari jumlah tersebut, ada tiga nomor lomba yang memecahkan rekor tingkat nasional. Rekor nasional perdana dibukukan atlet lempar lembing kontingen Provinsi Jawa Tengah, Atina Nur Kamil, dengan lemparan sejauh 51,26 meter.

Lalu pelari putri nomor 400 meter asal Sumatra Selatan, Sri Mayasari, sukses memecahkan rekor yang sudah bertahan selama 37 tahun. Ia mampu finis paling cepat dengan catatan waktu 53,32 detik. Sebelumnya, rekor dipegang oleh Emma Tahapary pada 1984 dengan catatan 54,20 detik.

Sementara dari cabang olahraga selam, terbilang ada lima rekor yang telah pecah. Provinsi Jawa Timur menjadi pemborong prestasi dengan menyabet empat rekor sekaligus.

Kemudian di sektor renang, total terdapat 28 rekor yang berhasil dicatat. Dua di antara total rekor merupakan rekor nasional yang dipecahkan oleh Patrisia Yosita Hapsari asal Jawa Timur dan Angel Gabriela Yus dari DKI Jakarta.

Tak ingin kalah, cabang olahraga angkat besi menyumbang 17 rekor yang sukses dibukukan para atlet. Adapun yang membuat istimewa, semuanya merupakan pemecahan rekor nasional.

Provinsi Jawa Barat menjadi yang paling banyak mempersembahkan rekor melalui enam nomor perlombaan, kemudian diikuti oleh Sulawesi Selatan dan Nangroe Aceh Darussalam (NAD) yang masing-masing meraup tiga rekor.

Contohnya adalah atlet putri Jawa Barat, Tsabita Alfia, yang memecahkan rekor kelas 67 kg putri dengan total angkatan 212 kg, snatch (97 kg), dan clean and jerk (115 kg).

Sementara, atlet putra Sulawesi Selatan yang meraih medali perunggu Olimpiade Tokyo 2020, Rahmat Erwin Abdullah, juga membuat rekor di kelas 81 kg dengan total angkatan seberat 340 kg, snatch (150 kg), dan clean and jerk (190 kg).

Rekor angkat besi dari dua atlet tersebut juga diikuti oleh lifter Jawa Barat, Carrel Julius, yang memecahkan rekor di kelas 109 kg dengan angkatan 333 kg, snatch (148 kg), dan clean and jerk (185 kg).

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali memberikan apresiasi kepada para atlet yang telah memecahkan rekor di ajang PON XX Papua 2021.

 
Ini luar biasa, semangat dari para atlet di tengah situasi pandemi, tetapi masih bisa melakukan pemecahan rekor
ZAINUDIN AMALI, Menteri Pemuda dan Olahraga
 

"Ini luar biasa, semangat dari para atlet di tengah situasi pandemi, tetapi masih bisa melakukan pemecahan rekor," kata Zainudin.

Sementara, Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Marciano Norman menyebut, ada satu rekor yang tak diakui karena persoalan sertifikasi arena. Padahal, rekor itu merupakan tingkat dunia.

"Ada satu rekor dunia dari cabang olahraga panjat tebing. Namun, rekor itu tidak diakui di tingkat dunia karena papan panjatnya belum bersertifikat internasional," ujar Marciano.

Menurut pensiunan TNI bintang tiga itu, salah satu poin kesuksesan sebuah ajang olahraga adalah rekor-rekor yang tercipta dari para peserta. Meski di tengah pandemi Covid-19, menurut Marciano, PON XX Papua relatif berjalan sukses dan tanpa hambatan berarti.

"Pekan Olahraga Nasional ini tolok ukur keberhasilannya adalah pemecahan rekor. Ternyata alhamdulillah. Pada masa pandemi Covid-19 ini ada cukup banyak pemecahan rekor," kata Marciano.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat