Pengikut gerakan militer Aliansi Al-Fateh melakukan aksi unjuk rasa menjelang pemilihan parlemen di Baghdad, Selasa (5/0/2021). | AP/Khalid Mohammed

Internasional

Irak Perketat Keamanan Selama Pemilu

Irak menutup perbatasan dan wilayah udaranya pada Sabtu (9/10) malam menjelang pemilihan parlemen.

BAGHDAD -- Irak menutup perbatasan dan wilayah udaranya pada Sabtu (9/10) malam menjelang pemilihan parlemen yang digelar pada Ahad (10/10). Otoritas Penerbangan Sipil telah menginformasikan penutupan tersebut kepada maskapai penerbangan dan penumpang.

"Maskapai penerbangan yang beroperasi di Irak dan penumpang telah diberitahu tentang penutupan semua bandara di Baghdad, Najaf, Basra, Erbil dan Sulaymaniyah," kata Otoritas Penerbangan Sipil, dilansir dari Anadolu Agency, Ahad (10/10).

Pihak berwenang mengatakan, penutupan akan dimulai pada Sabtu mulai dari pukul 6 sore, hingga Senin (11/10) pukul enam pagi waktu setempat. Selain itu, perbatasan darat dan laut juga akan ditutup, serta dilarang ada pergerakan antarkota sebagai bagian dari tindakan pengamanan menjelang pemilihan.

Sejauh ini ada 3.249 kandidat yang mewakili 21 koalisi dan 109 partai bersaing untuk mendapatkan kursi di parlemen, yang beranggotakan 329 orang. Menurut komisi pemilihan Irak, terdapat 24 juta warga Irak yang memenuhi syarat untuk memberikan suara. Pemungutan suara akan diawasi oleh sekitar 1.800 pengamat asing.

photo
Utusan khusus PBB untuk Irak Jeanine Hennis-Plasschaert menggelar konferensi pers di Baghdad, Selasa (5/10/2021). Hennis-Plasschaert menjelaskan upaya-upaya pemerintah Irak dengan bantuan teknis PBB untuk menutup celah yang bisa membuat pemilu Irak tak dipercaya publik. - (AP/Hadi Mizban)

Dikutip dari Aljazirah, warga Irak datang menuju ke tempat pemungutan suara untuk pemilihan awal yang dibuka tepat pada pukul tujuh pagi waktu setempat. Tetapi hanya sedikit pemilih yang datang lebih awal di satu tempat pemungutan suara di sebuah sekolah di pusat ibukota Irak, Baghdad.

“Saya datang untuk memilih untuk mengubah negara menjadi lebih baik, dan untuk mengubah para pemimpin saat ini yang tidak kompeten,” kata Jimand Khalil, yang merupakan salah satu warga pertama yang memberikan suaranya. "Mereka membuat banyak janji kepada kami tetapi tidak memberi kami apa-apa,” ujar pia berusia 37 tahun ini.

Keamanan juga nampak kian diperketat di Ibu Kota. “Warga Irak harus memiliki kepercayaan diri untuk memilih sesua hati nurani mereka. Dalam lingkungan yang bebas dari tekanan, intimidasi, dan ancaman,” kata misi PBB di Irak menjelang pemilihan.

Perdana Menteri Mustafa al-Kadhimi juga telah memberikan suaranya di Baghdad dan menyerukan semangat perubahan. “Keluarlah dan pilih, ubah realitas Anda, untuk Irak dan untuk masa depan Anda,” desak al-Kadhimi.

photo
Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi. - (EPA-EFE/CHRISTIAN MARQUARDT )

Sayangnya, pesimisme warga masih tetap menyelimuti ajang demokrasi di Irak kali ini. Dilaporkan dari Baghdad, Mahmoud Abdelwahed dari Aljazirah mengungkapkan, ekspektasi jumlah pemilih yang rendah pada pemilu kali ini didasarkan pada kekecewaan di antara orang-orang, terutama kaum muda.

“Sebagian besar yang kecewa adalah mereka yang bangkit melawan korupsi dan salah urus pada 2019, yang kala itu dikenal sebagai revolusi Tishreen,” katanya.

Saat itu, puluhan ribu demonstran turun ke jalan pada Oktober 2019 untuk mengekspresikan kemarahan mereka pada korupsi, pengangguran, dan layanan publik yang hancur. Sayangnya, unjuk rasa tersebut berujung pada hilangnya nyawa ratusan pengunjuk rasa.

Berdasarkan jajak pendapat, pemilihan parlemen awalnya dijadwalkan pada 2022. Tetapi partai politik memutuskan untuk mengadakan pemilihan umum lebih awal, menyusul aksi protes pada 2019. Pemungutan suara kali ini adalah yang kelima di Irak sejak 2003. Tepatnya ketika invasi pimpinan AS menggulingkan rezim mantan Presiden Saddam Hussein.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat