Sejumlah pengendara motor listrik melintas di area percobaan pengasopalan lintasan Formula E non permanen di kawasan Monumen Nasional, Jakarta, Ahad (23/2). Uji coba pengaspalan tersebut dilakukan guna mengevaluasi metode pengaspalan dengan cara shendseet | Republika/Thoudy Badai

Jakarta

Commitment Fee Formula E DKI Turun Drastis

Penurunan drastis commitment fee Formula E terjadi usai dilakukannya renegosiasi.

JAKARTA  -- Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Perseroda) Widi Amanasto mengaku pihaknya sudah melakukan renegosiasi dengan Formula E Operation (FEO). Dari hasil negosiasi ulang itu, dia mengaku ada penurunan harga terhadap commitment fee yang sebelumnya mencapai Rp 2,3 triliun menjadi Rp 560 miliar.

Ditanya mengenai alasan banting harga, Widi menyebut, karena taktik negosiasi dan juga karena kondisi pandemi saat ini. Menurut dia, rencana bisnis awal yang membuat harga melambung akan sulit dilaksanakan. "Berat sekali untuk kami laksanakan. Itu dua malam lanjut terus. Zoom meeting terus kita," kata Widi saat ditemui di DPRD DKI Jakarta, Rabu (6/10).

Dia memerinci, biaya Rp 560 miliar itu memang angka untuk tiga tahun. Meski demikian, dia tak bisa menjelaskan lebih jauh, karena proses kontrak diselesaikan oleh Direktur Manajemen Aset PT Jakpro, Gunung Kartiko. "Kan sudah dibayarkan, nah tidak mungkin kita minta tidak ada tambahan commitment fee lagi ya. Jadi kita lakukan," tutur dia.

Di lokasi yang sama, Direktur Manajemen Aset PT Jakpro, Gunung Kartiko, menjelaskan mengenai commitment fee Formula E. Menurut dia, commitment fee Formula E akan kembali kepada tuan rumah penyelenggara FE dalam bentuk biaya operasional FEO.

Gunung mencontohkan, biaya tersebut akan digunakan untuk pengiriman mobil balap, kru hingga pembalap FE itu sendiri. "Orang berpikir commitment fee untuk berkomitmen sesuatu. Padahal, commitment fee itu balik ke tuan rumah penyelenggaraan. Dari sana akan ada ratusan box yang dikirim juga dengan biaya itu," jelas dia.

Bahkan, commitment fee, menurut Gunung juga akan mencakup panggung dan grand stand hingga keperluan balap lainnya. Kendati demikian, Gunung menampik jika commitment fee yang dibayarkan sejak 2019 untuk penyelenggaraan 2020, disusul dengan pembayaran setengahnya di 2020.

Dia menjelaskan, pembayaran penuh justru sudah dibayarkan pada 2020, ditambah dengan separuh lainnya pada 2021 yang digunakan untuk tiga tahun ke depan. Menurut dia, pembayaran setelah saat itu hanya ditambah sedikit dari anggaran yang harus dibayarkan. "Tapi, itu artinya kita sudah hampir setengahnya, lebih dari setengahnya," ungkap dia.

Karena itu, commitment fee diakuinya tidak dibayarkan lagi pascabiaya yang dibebankan pada 2019 silam. Dia menambahkan, biaya yang digunakan pada tahun tersebut, digunakan untuk tiga tahun masa perencanaan penyelenggaraan. "Dan tidak ada biaya bank garansi, Pak Wibi (Ketua Fraksi NasDem DPRD DKI, Red) sangat fight sekali," ucap dia.

Gunung menegaskan, khusus bank garansi yang disebut, sudah ditarik lagi oleh Jakpro dan kini berada di genggaman pihaknya. Dia mengatakan, dana tersebut juga sebenarnya tidak pernah berpindah, tapi ada di Bank DKI. "Namanya bank garansi. Tapi, kita enggak bisa pakai," tutur dia.

Lebih jauh, Ketua Fraksi NasDem DPRD DKI, Wibi Andrino, menyatakan, pihaknya akan mengupayakan lebih lanjut mengenai teknis di lapangan. Termasuk, jalur dan pengaspalan ulang nantinya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (republikaonline)

Pembiayaan terkait hal itu, diakui Wibi akan berasal dari sponsor dan bisa dimanfaatkan lebih jauh nantinya. Khusus jalur balapan itu, kata Wibi, memang sekadar jalan aspal, dengan spesifikasi khusus untuk keperluan ajang balapan. Kendati demikian, dia menyebut jika pengaspalan dan beton yang digunakan untuk barrier melalui cetakan khusus dan bukan beton biasa.

Ditanya sinyal legislatif yang menyarankan penyelenggaraan Formula E boleh dilakukan asal bukan dari APBD, Wibi tak menepis hal itu. Menurutnya, biaya yang sudah dibayarkan sebelumnya akan digulirkan untuk terus menjadi lini bisnis lanjutan.

Wibi menambahkan, antrean sponsor yang tertarik hingga kini masih panjang. Bahkan, dia menyebut jika ada sistem antrean di dalamnya. Namun demikian, setiap sponsor akan dipilah bentuk proposalnya.

Dalam penjelasannya, jalur lintasan balap memang ada lima pilihan hingga kini. Dia memerinci, meski belum bisa menyebut titik-titik pasti, lima pilihan itu akan diajukan ke FEO untuk dilakukan survei kelaikan. Rencananya, lanjut Wibi, Oktober ini akan datang tim survei, dan November, kepastian lokasi sudah bisa didapat. "Ini bukan di Sentul ya, sudah pasti. Pasti bukan di Sentul karena bukan di sirkuit," ungkap dia.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat