Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Jumat (3/9/2021). Kementerian BUMN mengumumkan rancangan penggabungan empat BUMN di bidang pelabuhan yakni PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) I, II, III, dan IV yang akan berintegr | ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

Ekonomi

Merger Pelindo Kurangi Kesenjangan Ekonomi

Erick Thohir berharap merger Pelindo turunkan biaya logistik nasional.

JAKARTA — PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) I, III, dan IV (Persero) resmi merger pada Jumat (1/10). Integrasi Pelindo diharapkan dapat berkontribusi terhadap pengurangan kesenjangan perekonomian, khususnya kesenjangan perekonomian antarwilayah.

Chairman Supply Chain Indonesia Setijadi menyebutkan, distribusi produk domestik bruto (PDB) masih didominasi wilayah Jawa sebesar 58,75 persen dan Sumatra sebesar 21,36 persen pada 2020. Ia berharap merger Pelindo pada akhirnya berperan melalui pelabuhan-pelabuhannya di empat wilayah. Khususnya, wilayah yang berkontribusi terhadap PDB masih rendah, yaitu Kalimantan sebesar 7,94 persen persen, Sulawesi sebesar 6,66 persen, Bali-Nusa Tenggara sebesar 2,94 persen, dan Papua sebesar 2,35 persen.

Menurut Setijadi, hal tersebut sesuai dengan Undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN. “Selain mengejar keuntungan, salah satu maksud dan tujuan pendirian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lainnya adalah memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada umumnya,” kata Setijadi di Jakarta, Ahad (3/10).

Setijadi mengatakan, tantangan Pelindo setelah merger kini di depan mata. Tantangan pertama yang perlu dituntaskan setelah merger Pelindo terbentuk adalah peningkatan dan standardisasi pelayanan di semua pelabuhan. Dia menyampaikan, peningkatan standardisasi semua pelabuhan Pelindo harus didukung standarisasi proses, sumber daya manusia (SDM), dan teknologi atau fasilitas dengan sistem informasi yang terintegrasi. 

Selain itu, dia mengatakan, penataan hub and spoke juga diperlukan. Setijadi menyatakan, penataan hub and spoke dapat menjadi strategi penting meningkatkan daya saing pelabuhan Indonesia secara global, termasuk dalam mengalihkan pengiriman yang selama ini melalui Singapura.

Pelindo I, II, III, dan IV resmi melebur ke dalam PT Pelindo II yang menjadi surviving entity. Merger Pelindo resmi setelah Presiden Joko Widodo menandatangani Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2021. Wakil Menteri II BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan bahwa merger Pelindo menjadi langkah penting dalam rangka meningkatkan value creation bagi BUMN pelabuhan. Kartika menyebut, merger Pelindo mengemban tujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kepelabuhanan nasional.

Kartika berharap manfaat dari merger pelindo dapat segera terealisasi. Ia juga berharap dengan terwujudnya merger Pelindo yang sudah direncanakan sejak lama dapat memberikan optimisme kepada masyarakat Indonesia. "Kepelabuhanan nasional akan terus tumbuh dan pada akhirnya dapat bersaing dengan pemain besar pelabuhan dunia," kata Kartika.

Kementerian BUMN juga merombak susunan jajaran komisaris dan direksi Pelindo II. Hal tersebut berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor SK-335/MBU/10/2021 Perihal Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota-Anggota Dewan Komisaris Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pelabuhan Indonesia II dan Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor

SK-334/MBU/10/2021 Perihal Pemberhentian, Perubahan Nomenklatur Jabatan, Dan Pengangkatan Anggota-Anggota Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pelabuhan Indonesia II.

Komisaris independen (Plt komisaris utama) PT Pelindo II, yakni Marsetio. Komisaris independen yaitu Irma Suryani Chaniago dan Heru Sukanto. Sementara komisaris, yaitu Antonius Ranier Haryanto, Agus H Purnomo, Didi Sumedi, dan Sudung Situmorang.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by BUMN Pelabuhan Indonesia (pelindo)

Sementara itu, direktur utama Pelindo II masih dijabat Arif Suhartono, wakil direktur utama ditempati Hambra dan direktur keuangan dan manajemen risiko dijabat Mega Satria. Selanjutnya, direktur sumber daya manusia dan umum diisi Ihsanuddin Usman, direktur strategi dijabat Prasetyo, direktur investasi dijabat Boy Robyanto, dan direktur pengelola dijabat Putut Sri Muljanto.

Menteri BUMN Erick Thohir berharap merger atau penggabungan empat BUMN layanan jasa pelabuhan dapat menurunkan tingginya biaya logistik di Indonesia. "Saya rasa kenapa Pelindo harus dimergerkan, kita tahu biaya logistik di Indonesia itu dibandingkan negara lain masih tinggi, (biaya logistik) kita 24 persen, negara-negara lain 11 persen," kata Erick.

Upaya menurunkan biaya logistik memang tidak mudah. Oleh karena itu, ia berharap dengan merger tersebut akan terjadi efisiensi dan penurunan biaya logistik.

Erick menilai komitmen pemerintah dalam menurunkan tingginya biaya logistik mulai terlihat. Erick berharap merger ini dapat menjadi lokomotif bagi Pelindo Group untuk lebih kompetitif dan menjadi perusahaan global ke depan.

"Selama ini, kita tutup mata kita bahwa peti kemas kita, pelabuhan peti kemas, kita itu punya potensi yang luar biasa, dan terbukti dengan hasil merger, kini kita langsung masuk ke ranking delapan besar dunia," ujar Erick.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat