Ilustrasi Hikmah Hari ini | Republika

Hikmah

Memuliakan Anak Yatim

Anak yatim adalah sosok yang harus dimuliakan, dikasihi, dipelihara, dan diperhatikan.

Oleh AHMAD AGUS FITRIAWAN

OLEH AHMAD AGUS FITRIAWAN

Alquran secara tegas menyatakan bahwa anak yatim adalah sosok yang harus dimuliakan, dikasihi, dipelihara, dan diperhatikan.

Allah SWT berfirman, “Mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakanlah, “Memperbaiki keadaan mereka adalah baik” (QS al-Baqarah [2]: 220).

Terlebih, pada masa pandemi Covid-19, Kementerian Sosial (Kemensos) sejauh ini telah mendata 28 ribu anak yatim, piatu, ataupun yatim piatu karena orang tuanya meninggal akibat Covid-19 (Republika.co.id, 23 Sep 2021).

Menurut pakar tafsir Alquran dari Pusat Studi Alquran (PSQ) Jakarta, KH Muchlis M Hanafi, kata ishlah yang dimaksud mencakup segala tindakan yang membawa perbaikan dan kebaikan. Hal itu dilakukan melalui pendidikan yang baik, mengajarkannya mengenal kehidupan, memelihara mereka dari segala bentuk penyakit, menolak bala dengan memenuhi segala kebutuhan mereka berupa sandang, pangan, dan papan, serta memelihara dan mengembangkan harta mereka.

Islam juga melarang keras tindakan merendahkan anak yatim dan menghardiknya, sebagaimana dalam Alquran surah ad-Dhuha ayat kesembilan. Bahkan, memperlakukan anak yatim secara tidak baik dan terhormat dipersamakan dengan mendustakan hari pembalasan (surah al-Ma’un ayat 1-2). 

Dari situ, memuliakan anak yatim sama halnya melaksanakan perintah agama dan mereka yang memuliakan anak yatim akan memperoleh keutamaan.

Dikutip dalam buku berjudul Dahsyatnya Doa Anak Yatim oleh M Khallurrahman Al-Mahfani tentang keutamaan memuliakan anak yatim: Pertama, dekat dengan Rasulullah di surga, sedekat jari telunjuk dengan jari tengah (HR Bukhari, No 5304).

Kedua, dijamin masuk surga. Rasulullah SAW bersabda: “Orang yang memelihara anak yatim di kalangan umat Muslimin, memberikannya makan dan minum, pasti Allah akan masukkan ke dalam surga, kecuali ia melakukan dosa yang tidak bisa diampuni” (HR Tirmidzi).

Ketiga, meraih predikat abrar (saleh atau taat kepada Allah) (QS al-Insan: 5-6). Keempat, memperoleh pertolongan Allah SWT. Kelima, menghindarkan dari siksa akhirat.

Rasulullah SAW bersabda bahwa Allah SWT berfirman: “Demi yang Mengutusku dengan Hak, Allah tidak akan menyiksa pada hari kiamat nanti orang yang menyayangi anak yatim, lemah lembut pembicaraan dengannya, menyayangi keyatiman dan kelemahannya" (HR Thabrani).

Keenam, investasi amal untuk akhirat. Rasulullah SAW bersabda: “Jika manusia mati, terputuslah amalnya, kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang selalu mendoakannya” (HR Muslim).

Ketujuh, menggapai keberuntungan dan menjadi yang terbaik. Ini menjadi satu bentuk ibadah sosial dalam rangka mengajak kebaikan (amar makruf) dan melarang berbuat maksiat (nahi mungkar). 

Rasulullah SAW bersabda, “Siapa saja yang menyeru kepada kebaikan, baginya pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya itu” (HR Muslim).

Wallahu a’lam.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat