Sejumlah siswa mengikuti kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) di SDN Anyelir 1, Depok, Jawa Barat, Selasa (28/9/2021). | ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha

Nasional

Puluhan Pelajar di Tangerang Positif Covid-19

Pemkot Tangerang belum menyimpulkan kasus Covid-19 ini bisa disebut klaster PTM.

TANGERANG – Sebanyak 25 siswa jenjang sekolah menengah pertama (SMP) di Kota Tangerang, Banten, dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19. Mereka merupakan para siswa dari sekolah-sekolah di Kota Tangerang yang telah menjalankan pembelajaran tatap muka (PTM) di tengah pandemi Covid-19 sejak 13 September 2021 lalu.

Dinas Kesehatan Kota Tangerang diketahui menggelar screening tes Covid-19 bagi para siswa dan guru serta staf dari sejumlah SMP yang sudah melaksanakan PTM. Testing tersebut dilakukan selama dua hari, yakni pada 28 dan 29 September 2021 dengan menyasar 1.000 orang, di antaranya siswa, guru, serta staf sekolah.

“Hasilnya, dari 500-500 sampling yang kami lakukan dalam dua hari totalnya dari 1.000 itu ada 27 yang positif," ujar Wali Kota Tangerang Arief Wismansyah, Kamis (30/9).

Dari 27 orang yang positif Covid-19 tersebut, sebanyak 25 orang di antaranya merupakan siswa. Sementara satu orang merupakan guru dan satu orang lainnya merupakan staf tata usaha (TU). Sebagian besar dari mereka termasuk orang tanpa gejala (OTG). Arief menyebut, puluhan orang tersebut sudah divaksinasi Covid-19.

Namun, Pemkot Tangerang belum mengambil kesimpulan apakah ini bisa disebut sebagai klaster PTM. Arief mengatakan, pihaknya akan melakukan tracing kepada keluarga daripada 27 orang yang positif Covid-19 tersebut untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 yang lebih luas.

“Jangan sampai akhirnya (pelaksanaan PTM) jadi klaster. Itu pun jadi bagian dalam antisipasi gelombang ketiga (Covid-19),” ujar dia.

Dia melanjutkan, dengan adanya hasil tersebut, Pemkot Tangerang akan melakukan tindakan lebih ketat. Yakni dengan membentuk Satgas Covid-19 di masing-masing kelas di sekolah yang melaksanakan PTM.

Sementara Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Depok telah menyiapkan strategi surveilans atau deteksi Covid-19 untuk mencegah terjadinya penularan selama PTM Terbatas. Rencananya, PTM Terbatas dijadwalkan mulai berlangsung pada Senin 4 Oktober 2021 mendatang.

Kepala Disdik Kota Depok, Wijayanto, mengatakan, salah satu strategi yang akan dilakukan adalah pelacakan dan testing melalui metode active case finding atau jemput bola. Yaitu dengan menggandeng Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok guna melakukan tes antigen ke sekolah-sekolah yang menggelar PTM Terbatas secara acak.

photo
Sejumlah siswa SMK Negeri 3 Palangkaraya mengikuti pelajaran praktik tata busana di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Rabu (29/9/2021). Meski pembelajaran tatap muka (PTM) belum digelar di kota itu, sekolah tersebut melaksanakan pelajaran praktik secara tatap muka dengan membatasi jumlah siswa guna mencegah penularan Covid-19 serta mengantisipasi terjadinya klaster sekolah. - (ANTARA FOTO/Makna Zaezar)

Menurut Wijayanto, jika ditemukan kasus Covid-19 di salah satu satuan pendidikan, maka kagiatan PTM terbatas di lokasi tersebut akan dihentikan. Penghentian aktivitas PTM terbatas dilakukan dalam kurun waktu tertentu. “Nanti akan kita hentikan misalnya selama tujuh hari, juga bakal dilakukan penyemprotan disinfektan,” ujar dia.

Dokter spesialis anak, Soedjatmiko, mengatakan, pada dasarnya PTM harus siap dari berbagai pihak, yaitu sekolah, guru, orang tua, hingga murid. PTM, kata dia, perlu kesiapan pihak sekolah, guru untuk mengawasi dan memberi contoh, orang tua untuk melatih anak-anak dan kewaspadaan, serta murid untuk selalu pakai masker.

Kalau pihak-pihak terkait belum siap, dia melanjutkan, baik sekolah umum atau pesantren yang berisiko besar tertular Covid-19 maka sebaiknya menunda PTM sampai siap. Sebab, kalau ada satu orang terinfeksi virus, ia khawatir yang lainnya bisa ikut terinfeksi.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro mengingatkan masyarakat agar terus meningkatkan benteng kesehatan keluarga untuk menghindari penularan virus. Apalagi saat ini aktivitas sosial dan ekonomi telah kembali dibuka sehingga meningkatkan mobilitas masyarakat.

Upaya untuk mempertahankan benteng kesehatan keluarga ini juga penting untuk mendukung PTM yang sudah mulai diselenggarakan. “Protokol kesehatan keluarga juga penting untuk memastikan pembelajaran tatap muka berlangsung dengan lancar dan aman,” kata Reisa.

Reisa melanjutkan, sejumlah ahli juga telah memperhatikan titik lengah yang memungkinkan terjadinya penularan pada saat PTM di sekolah berlangsung, yakni pada saat peserta didik berinteraksi bersama keluarga di rumah.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat