KILANG BALONGAN. Suasana malam kilang minyak Balongan Pertamina, Indramayu, Jawa Barat, Jumat (18/5). Kadiv Humas, Security dan Formalitas BP Migas Gde Pradnyana menyatakan cadangan minyak Indonesia tinggal tersisa 4,3 milyar barel diperkirakan hanya ak | ANTARA

Ekonomi

Pertamina Ungkap Audit Investigasi Kilang Balongan

Pertamina melibatkan empat investigator eksternal untuk mengaudit hasil investigasi Kilang Balongan

JAKARTA — PT Pertamina (Persero) memaparkan hasil investigasi yang telah dilakukan terhadap insiden kebakaran Kilang Balongan di Indramayu, Jawa Barat, pada 29 Maret 2021 lalu. Dari hasil investigasi ditemukan memang adanya kebocoran kilang yang disebabkan sambaran petir.

Pertamina melibatkan empat investigator eksternal untuk mengaudit hasil investigasi Kilang Balongan, yaitu Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Ditjen Migas Kementerian ESDM), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Lembaga Afiliasi Penelitian Indonesia (LAPI) ITB, dan investigator luar negeri Det Norske Veritas.

"Kami jadikan hasilnya (audit investigasi) ini untuk improvement dan apa saja lesson learned dari hasil investigasi karena ini yang paling penting,” kata Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VII DPR RI di Jakarta, Rabu (29/9).

Pertamina telah mendapatkan pelajaran dari hasil investigasi tersebut guna meningkatkan fasilitas pengaman yang tidak hanya di kilang, tetapi dijadikan standar untuk sektor hulu dan hilir Pertamina.

Setelah adanya insiden kebakaran yang melalap tiga tangki penampungan bahan bakar minyak (BBM) di wilayah Kilang Balongan, Pertamina ditaksir merugi hingga 8 juta dolar AS atau setara dengan Rp 115 miliar. Kerugian tersebut dihitung dari asumsi biaya produksi BBM sebesar 20 dolar AS per barel, jika selama shutdown kilang Pertamina kehilangan 400 ribu barel, maka kerugian tersebut bisa mencapai 8 juta dolar AS.

Direktur Utama Kilang Pertamina Internasional Djoko Priyono mengatakan, peristiwa kebakaran terjadi di area offside kilang antara pertankian sehingga area pemerosesan minyak tidak ada masalah. 

Terdapat empat tangki yang terbakar, yaitu tangki E, F, G, dan H dari 71 tangki dengan luasan sekitar hampir dua haktare dari total 180 hektare (ha). "Tangki G yang ini terjadi explotion pada 28 Maret 2021. Semua dioperasikan di bawah kapasitas maksimum operasinya," ujar Djoko.

Berdasarkan alat lightning detection system milik PT PLN (Persero) menyebutkan, hasil pengukuran sepanjang pukul 23.00 WIB hingga 01.00 WIB hari terdapat 241 kali sambaran petir. Adapun hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan ada kumpulan awan dan sambaran petir dengan radius 17 kilometer (km) saat malam kebakaran tersebut.

Sementara itu, dari hasil investigasi serta analisis empat tim investigator menduga kebocoran disebabkan oleh sambaran petir yang menyebabkan degradasi pada dinding tangki G yang menyebabkan penipisan dinding tangki, lalu disusul robek dan kebocoran dinding tersebut akibat tekanan mekanik dari dalam tangki yang berisi bahan bakar minyak.

Insiden kebakaran terjadi akibat sambaran petir di tangki G yang menghasilkan segitiga api berupa oksigen, vapor hydrocarbon, serta sambaran petir yang memicu ledakan.

Sebelumnya, Menteri ESDM Arifin Tasrif meminta Pertamina menggunakan teknologi terbaru dalam bidang migas untuk mengantisipasi kebakaran, seperti yang terjadi di Kilang Pertamina Balongan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

"Kami minta untuk dilakukan evaluasi dan pengamanan harus sesuai standar internasional yang berlaku, serta mengacu teknologi terbaru yang saat ini digunakan pada industri sejenis," kata Arifin. 

Arifin mengatakan, dengan teknologi terbaru, diharapkan kejadian di Kilang Pertamina Balongan, Kabupaten Indramayu, tidak lagi terjadi di tempat lainnya dan ini bisa dijadikan pelajaran bagi Pertamina.

Selain itu, Arifin juga meminta Pertamina mengkaji dan mengevaluasi sistem kerja yang saat ini diterapkan pada seluruh kilang minyaknya. "Pertamina harus melakukan evaluasi untuk mengidentifikasi apa saja yang diperlukan dari sistem pengamanan kilang-kilangnya," ujarnya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat