Ilustrasi Hikmah Hari ini | Republika

Hikmah

Zikir Penyubur Hati

Ibarat hujan, zikir membasahi hati dan menyuburkannya sehingga yang akan tumbuh darinya adalah hal-hal baik.

Oleh FAJAR KURNIANTO

 

OLEH FAJAR KURNIANTO

Allah mengaruniai manusia hati (kalbu). Melalui hati, Allah menunjukkan manusia pada hal baik untuk dilakukan dan pada hal buruk untuk dijauhi.

Namun, petunjuk Allah itu tidak selalu sampai kepada hati manusia ketika hati itu kering, bahkan keras seperti batu serta tertutup tabir (hijab) akibat dosa dan maksiat atau perilaku buruk yang membuatnya jauh dari Allah SWT. Orang yang jauh dari Allah akan jauh pula dari petunjuk-Nya.

Allah menyindir manusia yang hatinya keras, bahkan lebih keras daripada batu, tanpa pernah punya keinginan untuk melunakkannya dengan bertobat dan mendekatkan diri kepada Allah. “Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras sehingga (hatimu) seperti batu, bahkan lebih keras. Padahal dari batu-batu itu pasti ada sungai-sungai yang (airnya) memancar darinya. Ada pula yang terbelah lalu keluarlah mata air darinya. Dan ada pula yang meluncur jatuh karena takut kepada Allah. Dan Allah tidaklah lengah terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS al-Baqarah [2]: 74).

Hati yang kering dan keras membuat seseorang tidak dapat menerima petunjuk Allah yang bermanfaat bagi kehidupannya. Hidupnya jauh dari keberkahan, kelapangan, dan kemudahan. Sebaliknya, orang yang berhati keras dekat dengan kesempitan dan kesulitan.

Padahal, seperti dikatakan pada ayat ini, batu yang keras saja masih bisa tertembus air. Artinya, kondisi batu yang kita anggap keras itu masih bisa berubah ketika terus-menerus terkena air. Lalu, mengapa hati manusia tak juga mempan oleh nasihat baik?

Hati manusia sesungguhnya lebih bisa berubah karena sesuai dengan namanya, qalb, berarti mudah berbolak-balik atau labil, berubah-ubah. Tentu saja hati orang beriman mesti teguh atau balik pada hal-hal baik sehingga hatinya menjadi lunak dan subur. Untuk itu, Nabi Muhammad SAW menyuruh orang yang hatinya kering dan keras untuk banyak mengingat Allah atau berzikir.

Ibnu Qayyim al-Jauziyah dalam kitabnya, Asrar ash-Shalah, mengatakan bahwa hati manusia bagaikan tanah. Dari waktu ke waktu, hati dan jiwa manusia kerap mengalami kekeringan.

Karena itulah, Allah terus menyeru hamba-hamba-Nya untuk menghadiri perjamuan dan perjumpaan dengan-Nya. Sedikitnya lima kali dalam sehari Allah mengundang mereka dengan shalat untuk menyirami hati mereka serta menyuburkan dan menyegarkannya lagi. Itu adalah wujud kasih sayang Allah kepada mereka.

Setiap hamba, Ibnu Qayyim melanjutkan, mesti terus memohon agar dicurahi hujan rahmat sehingga hatinya tidak terus kekeringan. Sebab, hati yang kering akan membuatnya lalai, enggan, dan malas-malasan melakukan ibadah dan kebaikan. Ketika seorang hamba lalai dan malas, itu pertanda hatinya tengah mengalami kekeringan.

Solusinya adalah senantiasa mengingat Allah dan menghadap dengan tulus kepada-Nya. Dengan demikian, rahmat Allah akan menyirami hatinya seperti hujan deras yang menyirami bumi.

Ibarat hujan, zikir membasahi hati dan menyuburkannya sehingga yang akan tumbuh darinya adalah hal-hal baik. Wallahu a’lam.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat