Ilustrasi Hikmah Hari ini | Republika

Hikmah

Memuliakan Tetangga

Memuliakan tetangga dengan berbuat baik adalah salah satu akhlak mulia seorang Muslim.

Oleh SIGIT INDRIJONO

 

OLEH SIGIT INDRIJONO

Allah SWT berfirman, "Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri." (QS an- Nisa' [4]: 36).

Ayat di atas menerangkan tentang perintah untuk berbuat baik, salah satunya terhadap tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh. Suatu keutamaan perintah karena disandingkan dengan perintah untuk menyembah Allah SWT dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun.

Pada tafsir Ibnu Katsir untuk ayat di atas mengenai tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh disebutkan bahwa Ali Ibnu Abu Talhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, yang dimaksud dengan jari dzil qurba adalah tetangga yang ada hubungan kerabat, sedang jaril junubi adalah tetangga yang tidak ada hubungan kerabat.

Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah berbuat baik kepada tetangganya” (HR Bukhari dan Muslim). Hadis di atas menerangkan tentang indikator keimanan seseorang dari sikapnya dalam kehidupan bertetangga. Menunjukkan bahwa hak dan kedudukan tetangga bagi seorang Muslim adalah hal yang utama.

Memuliakan tetangga dengan berbuat baik adalah salah satu akhlak mulia seorang Muslim. Dengan berbuat baik kepada tetangga akan terbentuk hubungan harmonis antartetangga dan memberikan kemaslahatan bersama.

Dalam kehidupan bertetangga ada berbagai latar belakang yang berbeda, yaitu suku bangsa, agama, budaya, dan tingkat sosial. Islam telah mengatur adab bertetangga berkaitan dengan hal tersebut, seperti diterangkan pada beberapa hadis, di samping ayat dan hadis di atas.

Saling menghormati, peduli kesulitan tetangga dengan tolong-menolong, saling bersilaturahim dan bertenggang rasa, serta tidak mengganggu adalah adab yang harus diperhatikan.

Ikut senang dan berbahagia ketika tetangga mendapat karunia dan tidak dengki. Ikut bersedih dan berempati ketika tetangga mengalami musibah dan kesulitan.

Pada situasi dan kondisi tertentu, kedudukan tetangga jauh lebih penting daripada saudara atau kerabat. Tetangga merupakan orang yang pertama membantu dan menolong kita saat dalam kesulitan. Sehingga, tidak selayaknya kita bersikap tidak peduli, tidak bertegur salam, bahkan tidak saling mengenal dengan tetangga.

Kita bisa mengambil hikmah dari kisah sekitar 1.200 tahun yang lampau tentang empati  kepada tetangga yang mengalami kelaparan karena miskin. Adalah Muwaffaq, seorang tukang sepatu di Kota Damsyik yang memberikan uang tabungannya untuk beribadah haji kepada tetangganya yang terpaksa memasak bangkai keledai karena sudah tiga hari tak makan.

Wallahu a’lam.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat