Calon penumpang membawa tas dan koper untuk membeli tiket bus Damri tujuan Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Pool Damri Botani Square, Pajajaran, Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (2/4/2020). | ARIF FIRMANSYAH/ANTARA

Ekonomi

PMN Damri untuk Perkuat Modal

Damri hingga semester I 2021 masih mencatat penurunan jumlah penumpang.

JAKARTA  — Perum Damri saat ini sudah mengusulkan penyertaan modal negara (PMN) 2022 ke Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada 31 Maret 2021 sebesar Rp 500 miliar dan rencananya yang akan turun sebesar Rp 250 miliar.

Direktur Utama Perum Damri Setia N Milatia Moemin mengatakan, jika PMN tersebut diberikan, akan digunakan untuk penguatan modal perusahaan dan peningkatan proses bisnis. "Jadi supaya kita bisa berkontribusi lebih banyak lagi bagi pembangunan ekonomi di seluruh Indonesia," kata Milatia dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (2/9).

Jika dilihat dari dukungan PMN 2022, Milatia mengharapkan akan memperkuat struktur modal dan organisasi Damri. Sejak 75 tahun Damri berdiri, PMN yang sudah diterima secara kumulatif hanya Rp 19 miliar. Perkuatan struktur modal ini dibutuhkan Damri di luar dari hibah dalam bentuk bus dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Untuk itu, ia menegaskan, Damri perlu memperkuat struktur modal dan organisasi perusahaan.

Dalam proses tersebut, terdapat penguatan modal usaha dan penatan fungsi kerja perusahaan. "Kami juga akan melakukan penguatan bisnis perusahaan, meningkatkan inovasi pada semua lini bisnis, dan peningkatan kualitas dan kapasitas SDM," ujar Milatia.

Damri juga sudah membuat perhitungan apabila PMN 2022 diberikan senilai Rp 250 miliar. Ia mengatakan, PMN tersebut dapat membantu percepatan pemulihan dan menekan kerugian serta meningkatkan laba perusahaan.

"Apabila kami diberikan PMN sebesar Rp 250 miliar, kami membandingkan jika tidak ada PMN maka pemulihan kinerja perusahaan mengalami tantangan pada perbaikan kinerja keuangan,” kata Milatia.

Jika Damri tidak dibantu PMN, Milatia khawatir saat pandemi Covid-19 selesai membuat perusahaan tidak siap menghadapi peningkatan demand penumpang. Misalnya, kata Milatia, jika trafik penumpang di bandara meningkat, otomatis demand penumpang DAMRI juga naik.

Terlebih, Milatia mengatakan, saat pandemi Covid-19, DAMRI mengalami perubahan bisnis akibat digitalisasi. Terdapat beberapa fungsi di Damri yang harus diganti untuk menyesuaikan dengan kebutuhan digitalisasi.

Milatia menilai, jika menggunakan PMN 2022 sebesar Rp 250 miliar dengan pendekatan konservatif dan terjadi penurunan kasus Covid-19, pertumbuhan pada 2022 bisa mencapai 40 persen. Selanjutnya, Milatia memprediksi pertumbuhan yang dialami DAMRI bisa mencapai 67 persen pada 2023.

"Lalu, apa 2024 bisa pertumbuhannya mencapai 113 persen dan 2025 bisa mencapai 140 persen. Lalu, pada 2026, ini fase kami harus meremajakan aset sehingga bisa turun 67 persen,” kata Milatia.

Sebelumnya, Damri hingga semester I 2021 masih mencatat penurunan jumlah penumpang. Hal tersebut berdampak kepada perkembangan bisnis yang dialami Damri semenjak terdampak pandemi Covid-19.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by DAMRI (damriindonesia)

“Posisi sementara, sampai akhir semester I tahun ini, perusahaan masih dalam mencatatkan kerugian,” kata Kepala Divisi Sekretariat Perusahaan Damri Sidik Pramono kepada Republika.

Sidik menjelaskan, jumlah penumpang Damri pada semester I 2021 hanya sekitar 34 persen dari jumlah penumpang pada periode yang sama 2020. Sementara itu, jika dibandingkan jumlah penumpang pada semester I 2019 saat kondisi masih normal, Sidik mengatakan, jumlah penumpang pada semester I 2021 hanya sekitar 15,3 persennya.

Sektor transportasi darat merupakan salah satu bidang usaha paling terdampak akibat pandemi Covid-19. “Pembatasan kegiatan masyarakat dengan beragam kondisi sejak awal 2021 sangat memengaruhi capaian kinerja perusahaan, baik pada sisi pergerakan armada, jumlah pelanggan, pengguna, dan kemudian pada total pendapatan,” kata Sidik.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat