ILUSTRASI Menurut surah al-Fathir ayat 32, golongan yang terbaik dalam menyikapi Alquran ialah saabiqum bilkhairaati bi iznil laah. | DOK ANTARA Aloysius Jarot Nugroho

Opini

Alquran, Jin, dan Manusia

Alquran menjelaskan bagaimana pergantian kepemimpinan atau kekhilafahan dari jin ke manusia.

IRHAM AMAL TOMAGOLA; Pendakwah 

Tidak henti-hentinya Alquran  menginspirasi dan membuktikan bahwa dia mampu menjawab dan memberi solusi atas semua persoalan dan pergulatan hidup pada semua lini kehidupan.

Mengapa? karena sejak awal penciptaan Jin dan Manusia, kedua makhluk dan keturunannya tidak hanya diberi amanah untuk memakmurkan bumi saja tapi keduanya dibekali dengan syari'at bagaimana mengatur dan melangsunglan kehidupan di bumi yang sesuai dengan tujuan penciptaan. 

Pada kenyataannya, bangsa Jin yang pertama kali diserahi tugas mengemban amanah kekhalifahan di bumi ternyata gagal melaksanakan dan mempertanggung-jawabkan tugas dan amanah tersebut. Kegagalan tersebut tergambar dan terbaca dari pertanyaan dan pernyataan sekaligus keberatan para malaikat atas "Kebijakan" Allah Subhanahu wa ta'ala yang hendak menciptakan lagi makhluk baru yang bernama Adam untuk "menggantikan" tugas dan peran bangsa Jin yang gagal اَتجعل فيها من يفسد فيها و يسفك الدماء, (albaqarah ayat 30). Persaksian para malaikat akan kegagalan bangsa Jin mengemban tugas didasari dua hal yang menonjol yaitu merebaknya kerusakan dan ketidakadilan pada semua lini kehidupan dan tingginya angka penumpahan darah. 

Pada titik inilah justeru Allah subhanahu wa ta'ala "Berkeinginan" membuat kebijakan baru "mengganti" kepemimpinan dan kekhalifahan di bumi. Pertanyaan dan keberatan para malaikat itu dijawab dengan : اِنی اَعلم ما لا تعلمون, pada ayat yang sama, walaupun tidak bisa dipungkiri bahwa apa yang ditakutkan para malaikat itu ada juga kebenarannya. Dari pemandangan dialog ini kita bisa saksikan sebuah sinyal yang terang-tegas betapa suksesi pergantian kepemimpinan adalah sebuah keniscayaan.

Mari kita lihat pemandangan yang lain. Dalam rentang waktu yang sangat panjang, lebih dari dua ribu tahun, Allah subhanahu wa ta'ala  mengamanatkan tugas kepemimpinan berupa kenabian dan kerasulan hanya kepada bangsa Yahudi keturunan Israil (Ya'qub AS putra Ishaq bin Ibrahim), dan lagi-lagi sejarah menceritakan betapa sepak terjang bangsa terlaknat ini memahat jejak-jejak "prestasi" menjijikkan berupa kebiadaban dan ceceran darah di mana-mana. Atas semua prestasi tersebut, turunlah kebijakan langit yang baru, "ganti kepemimpinan". 

Mengapa? agar kerusakan dan kebiadaban tidak terus berlanjut. Layarpun ditutup lalu diganti dengan tokoh yang baru, dialah Muhammad ﷺ yang bukan yahudi tidak pula nasrani tapi dia adalah seorang arab keturunan Isma'il bin Ibrahim. Hal ini mengingatkan kita kepada harapan nabi Ibahim yang diabadikan dalam Al-qur'an agar anak keturunannya semuanya menjadi pemimpin yang kemudian ditolak, lihat albaqarah ayat 124.

Pada pemandangan yang lain kita saksikan, alqur'an menampilkan contoh tiga macam hewan yang dipimpin oleh betina yaitu, lebah, laba-laba dan semut lalu apa protes seekor burung hud-hud menyaksikan sebuah kerajaan besar yang bernama Saba' tapi dipimpin oleh seorang wanita ( اِمراَة ) ?

Karena sepanjang pengetahuannya sebagai seekor burung yang dianugerahi Allah ﷻ pengetahuan-pengetahuan yang justeru tidak diberikan kepada rasul dan raja Sulaiman yang nota bene adalah pemimpinnya, sepanjang pengetahuannya baru kali ini sebuah negeri besar dipimpin oleh wanita, dan al-qur'an menggaris bawahi bahwa kepemimpinan wanita hanya ada dalam dunia hewan..! Hud-hud menyebutnya dengan kata "wanita" (اِمراَة) bukan "ratu" (ملكة), lihat surah an-naml ayat 23. 

Lalu bandingkan dengan sabda rasulullah ﷺ bahwa tidak akan pernah beruntung sebuah bangsa yang mengangkat dan menyerahkan urusan mereka kepada seorang wanita : لنيفلحقومولوااَمرهمالیامراَة, ...رواهالبخاری.

Sekarang, dalam konteks keindonesiaan kita, Indonesia memang dipipimpin oleh pejantan, tetapi tetap dalam kendali sang betina...والله اَعلم

 

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat