Warga Palestina mengunjungi bangkai Boeing 707 yang diubah menjadi kafe di Wadi Al-Badhan, Nablus, Tepi Barat, Rabu (11/8/2021). | Majdi Muhammad/AP

Kisah Mancanegara

Di Tepi Barat, Si Kembar Ubah Jet Jadi Kafe

Gagasan mengubah pesawat menjadi kafe dan restoran muncul pada akhir 1990-an.

OLEH DWINA AGUSTIN

Wilayah Tepi Barat tidak memiliki bandara sipil dan untuk terbang, warga Palestina harus ke Yordania. Namun, kini mereka akhirnya bisa naik pesawat berkat sepasang saudara kembar, Khamis dan Ata al-Sairafi.

Si kembar berusia 60 tahun ini telah mengubah pesawat Boeing 707 tua menjadi kafe dan restoran untuk dinaiki pelanggan. Lokasinya di agak luar Kota Nablus, Tepi Barat.

"Sebanyak 99 persen warga Palestina tidak pernah naik pesawat. Hanya duta besar, diplomat, menteri, dan walikota kami yang menggunakannya. Sekarang mereka bisa melihat pesawat terbang dan itu sesuatu untuk mereka," kata Khamis.

Setelah seperempat abad berusaha, kedua saudara ini membuka "Restoran Maskapai Penerbangan Palestina-Yordania dan Kedai Kopi al-Sairafi" pada 21 Juli. Banyak orang lain datang untuk mengambil foto di dalam dengan harga lima shekel per orang.

photo
Warga Palestina mengunjungi bangkai Boeing 707 yang diubah menjadi kafe di Wadi Al-Badhan, Nablus, Tepi Barat, Rabu (11/8/2021). - (Majdi Muhammad/AP)

Pelanggan mengatakan, mereka termotivasi untuk berkunjung setelah melihat foto-foto pesawat yang direnovasi beredar secara daring. "Sudah lama saya ingin melihat tempat ini. Seandainya saja saya bisa melihat tempat ini sebelum diubah menjadi kafe,” kata pelanggan, Majdi Khalid.

Gagasan mengubah pesawat menjadi kafe dan restoran muncul pada akhir 1990-an. Ketika itu Khamis melihat pesawat Boeing yang terlantar di dekat Kota Safed, Israel utara.

Pesawat itu digunakan oleh Pemerintah Israel dari 1961 hingga 1993. Menurut Channel 12 TV, pesawat ini menerbangkan Perdana Menteri Menachem Begin ke Amerika Serikat pada 1978 untuk menandatangani perjanjian damai Israel dengan Mesir.

Kemudian pesawat tersebut dibeli oleh tiga mitra bisnis Israel yang bermimpi mengubahnya menjadi restoran. Namun, proyek itu gagal.

Setelah melacak salah satu pemilik pesawat, si kembar setuju untuk membelinya seharga 100.000 dolar AS pada 1999. Mereka menghabiskan tambahan 50.000 dolar AS untuk lisensi, izin, dan untuk mengangkutnya ke Tepi Barat.

Khamis mengatakan, wali kota Nablus saat itu, Ghassan Shakaa, dengan cepat menyetujui transportasi dan renovasi pesawat. Memindahkan pesawat ke Nablus adalah operasi selama 13 jam karena membutuhkan pembongkaran sayap dan penutupan sementara jalan di Israel dan Tepi Barat. Pada saat itu, Israel dan Palestina terlibat dalam pembicaraan damai dan pergerakan bolak-balik relatif mudah.

photo
Warga Palestina mengunjungi bangkai Boeing 707 yang diubah menjadi kafe di Wadi Al-Badhan, Nablus, Tepi Barat, Rabu (11/8/2021). - (Majdi Muhammad/AP)

Tapi, mereka mengatakan proyek ditunda setelah pecahnya intifadah Palestina kedua pada akhir 2000. Sebuah pos pemeriksaan militer Israel dibangun di dekatnya. Ini mencegah pelanggan dari Nablus untuk mencapai lokasi. Pos pemeriksaan berdiri selama tiga tahun dan militer Israel mengambil alih situs tersebut, proyek impian tersebut pun runtuh.

"Mereka (militer Israel, Red) bahkan membangun tenda di bawah sayap pesawat," kata Ata.

Selama hampir 20 tahun, pesawat dan situs itu ditinggalkan. Kemudian, setelah belasan tahun menabung, mereka memutuskan pada 2020 untuk bangkit. Namun, krisis virus korona, termasuk lockdown berulang kali, menghantam ekonomi Palestina dan rencana ini kembali tertunda.

Setelah berbulan-bulan bekerja, pesawat hampir siap melayani sepenuhnya. Interiornya baru dicat, dilengkapi dengan listrik, dan sembilan meja serta pintu-pintunya terhubung ke dua jalur jet tua yang memungkinkan pelanggan untuk naik dengan aman. Hidung pesawat dicat dengan warna bendera Palestina dan ekornya dengan warna bendera Yordania.

Kafe sudah buka dan kedua bersaudara ini berharap untuk membuka restoran bulan depan. Mereka berencana memasang dapur di bawah badan pesawat untuk menyajikan makanan kepada pelanggan di dalamnya.

Tapi, tujuan jangka panjang mereka untuk membangun kembali taman hiburan dan kolam renang masih jauh. "Insya Allah, saya berharap proyek ini berhasil dan menjadi yang terbaik,” kata Ata. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat