Oxiliene Morency, warga Haiti, menangis setelah putrinya diangkat dari reruntuhan dalam keadaan meninggal di Les Cayes, Haiti, Sabtu (14/8/2021). | AP Photo/Joseph Odelyn

Internasional

Ratusan Tewas Akibat Gempa Haiti

Ratusan tewas setelah gempa bumi besar melanda Haiti barat daya.

LES CAYES - Sekurangnya 304 orang meninggal dunia dan 1.800 lainnya cedera dan hilang setelah gempa bumi besar melanda Haiti barat daya pada Sabtu (14/8) waktu setempat. Penduduk di negara kepulauan Karibia itu bergegas mencari keselamatan dan membantu menyelamatkan orang-orang yang terperangkapdi puing-puing rumah, hotel, dan bangunan lain yang runtuh.

Gempa bumi berkekuatan 7,2 skala richter melanda Haiti, dan hampir meratakan beberapa kota serta memicu tanah longsor.  Bencana ini makin menambah penderitaan warga Haiti yang tengah bergulat menghadapi pandemi, pembunuhan presiden, dan jurang kemiskinan yang semakin dalam.

Survei Geologi AS mencatat, pusat gempa berada sekitar 125 kilometer barat ibu kota Port-au-Prince. Kerusakan yang meluas, diperkirakan akan memburuk pada awal pekan depan, sebab Badai Tropis Grace akan mencapai Haiti Senin malam atau Selasa pagi waktu setempat.

Gempa susulan terasa sepanjang hari dan hingga larut malam. Banyak penduduk yang sekarang kehilangan tempat tinggal atau ketakutan akan kemungkinan rumah mereka yang retak runtuh membuat mereka tetap berada di jalanan untuk tidur.

Di kota pesisir Les Cayes yang rusak parah, di bawah kegelapan yang hanya ditembus oleh senter, beberapa orang memuji Tuhan karena selamat dari gempa bumi. "Kita hidup hari ini karena Tuhan mengasihi kita," kata Marie-claire Jean-Pierre, yang rumahnya runtuh sesaat setelah dia dan putranya melangkah keluar ketika mereka merasakan tanah mulai bergetar.

photo
Warga mencari penyintas gempa bumi di di Les Cayes, Haiti, Sabtu (14/8/2021). - (AP Photo/Joseph Odelyn)

Perdana Menteri Haiti Ariel Henry mengatakan, pemerintah tengah mengirimkan bantuan ke daerah-daerah yang hancur. 

Seorang mantan senator bahkan menyewa pesawat pribadi untuk memindahkan orang-orang yang terluka dari Les Cayes ke Port-au-Prince untuk mendapatkan bantuan medis. Henry pun mengumumkan keadaan darurat satu bulan untuk seluruh negeri.

Ia memastikan, tidak akan meminta bantuan internasional sampai tingkat kerusakan diketahui. "Yang paling penting adalah memulihkan sebanyak mungkin orang yang selamat di bawah reruntuhan," kata Henry. "Kami telah mengetahui bahwa rumah sakit setempat, khususnya di Les Cayes, kewalahan dengan orang-orang yang terluka," ujarnya menambahkan.

Direktur Kantor Perlindungan Sipil Haiti Jerry Chandler mengatakan, bahwa jumlah korban tewas mencapai 304 pada Sabtu malam. Petugas penyelamat dan pengamat mampu menarik banyak orang ke tempat yang aman dari puing-puing.

Sebagian kerusakan struktural termasuk setidaknya 860 rumah hancur dan lebih dari 700 rusak. Rumah sakit, sekolah, kantor dan gereja juga terkena dampak dari musibah ini.

photo
Pengungsi tidur di lapangan seiring masih terjadinya gempa susulan di di Les Cayes, Haiti, Sabtu (14/8/2021). - (AP Photo/Joseph Odelyn)

Laporan rumah sakit yang kewalahan datang ketika Haiti berjuang dengan pandemi dan kurangnya sumber daya untuk menghadapinya. Bulan lalu, negara berpenduduk 11 juta orang itu menerima batch pertama vaksin virus corona yang disumbangkan AS, melalui program PBB untuk negara-negara berpenghasilan rendah.

Gempa juga terjadi lebih dari sebulan setelah Presiden Jovenel Moise ditembak mati di rumahnya sehingga menjerumuskan negara itu ke dalam kekacauan politik. Sang istri, Martine Moise, yang terluka parah dalam serangan itu, mencicit sebuah pesan di Twitter yang menyerukan persatuan di antara warga Haiti: "Mari kita bahu-membahu untuk membawa solidaritas."

Presiden AS Joe Biden mengesahkan tanggapan segera dan menunjuk Administrator USAID Samantha Power sebagai pejabat senior yang mengoordinasikan upaya AS untuk membantu Haiti. "USAID akan membantu menilai kerusakan dan membantu dalam pembangunan kembali," kata Biden.

Dia  menyebut AS sebagai teman dekat dan abadi bagi rakyat Haiti. Argentina dan Chili juga termasuk di antara negara-negara pertama yang menjanjikan bantuan.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat