Petugas kesehatan mendata warga yang akan melakukan tes usap PCR Covid-19 di Puskesmas Kecamatan Gambir, Jakarta, Jumat (23/7/2021). Jumlah testing harian meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan Juni. | Prayogi/Republika.

Nasional

Kemampuan Testing Meningkat, Kini 4 per 1.000 Orang

Jumlah testing harian meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan Juni.

JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tetap fokus pada peningkatan pemeriksaan (testing) spesimen Covid-19, meski kasus baru menunjukkan angka penurunan. Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmidzi mengatakan, penurunan kasus, terutama di Jawa-Bali hampir 60 persen sejak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.

"Di Jawa-Bali, penurunan kasus terbesar ada di DKI Jakarta. Keterisian tempat tidur (BOR) di rumah sakit, baik tempat isolasi maupun perawatan ICU jauh menurun," katanya saat berbicara di konferensi virtual FMB9 bertema "Kejar Vaksinasi Demi Indonesia Lebih Sehat", Kamis (5/8).

Pihaknya juga mencatat tingkat positif kasus (positivity rate) dari yang semula sempat mendekati 40 persen kini 20-an persen. Nadia mengakui memang masih perlu upaya untuk menurumkan positivity rate kurang dari lima persen atau sesuai ketentuan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Namun, kata Nadia, keterisian pasien di Wisma Atlet dan rumah sakit tidak sebanyak sebelumnya.

Kemenkes mengungkapkan, selama PPKM ada peningkatan kemampuan testing pemerintah. Yang semula hanya mampu melakukan testing dua per 1.000 penduduk setiap pekan menjadi empat per 1.000 penduduk setiap pekan.

Kalau masyarakat terus konsisten melakukan testing, Kemenkes optimistis laju penularan virus isa dikendalikan selama PPKM. "Meski ada tren yang baik, kami masih harus terus konsisten terutama testing. Sebab, kasus kematian masih tinggi," katanya.

Nadia menambahkan, sebagian besar pasien Covid-19 yang datang ke rumah sakit dalam kondisi berat atau kritis sehingga kematian tidak bisa dihindarkan. Apalagi, varian Delta dalam waktu singkat menular ke orang banyak serta memiliki risiko meningkatkan keparahan penyakit. 

"Untuk itu, kami mendorong masyarakat untuk deteksi dini dengan testing," ujarnya.

Pihaknya meminta masyarakat jangan takut dites Covid-19. Efeknya, kata Nadia, perlahan bisa dilakukan relaksasi PPKM. "Kuncinya penguatan protokol kesehatan dan testing yang sangat membantu dalam menghadapi penularan," ujarnya. 

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, mengonfirmasi jumlah orang yang diperiksa harian meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan Juni 2021. Jumlah pemeriksaan spesimen harian juga naik sebesar 94,71 persen.

“Sejauh ini secara nasional selama sepekan terakhir, upaya testing memperlihatkan perkembangan yang baik, yaitu jumlah rata-rata pemeriksaan spesimen harian di bulan Juli mengalami peningkatan 94,71 persen dibandingkan Juni 2021,” kata Wiku saat konferensi pers, Kamis (5/8).

Wiku menekankan, upaya kerja sama dalam memaksimalkan testing ini penting dan menjadi prioritas karena mampu menekan angka transmisi virus Covid-19, mencegah keparahan penyakit, mengurangi angka kematian.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Kementerian Kesehatan RI (@kemenkes_ri)

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat