Polisi berdiri di depan mural bergambar Presiden Haiti Jovenel Moise, yang dibunuh beberapa waktu lalu. | AP/Joseph Odelyn

Internasional

Istri Moise Kembali ke Haiti

Martine terlihat mengenakan rompi antipeluru setelah tiba dengan pesawat di bandara Haiti.

PORT AU PRINCE -- Istri mendiang presiden Haiti, Martine Moise, dilaporkan telah kembali ke Haiti, Sabtu (17/7) waktu setempat. Dia sempat dirawat di rumah sakit di Miami, Florida, Amerika Serikat (AS) karena luka yang diderita dalam serangan pembunuhan presiden 7 Juli lalu.

Dilansir dari laman BBC, Martine terlihat mengenakan selempang lengan dan rompi antipeluru setelah tiba dengan pesawat di bandara Port-au-Prince. Dalam sebuah cicitan di Twitter, seorang pejabat Haiti mengatakan Martine telah kembali ke negara itu untuk mempersiapkan pemakaman suaminya yang akan digelar pekan depan.

Diapit oleh agen keamanan, Martine terlihat disambut oleh Perdana Menteri Sementara Claude Joseph dan pejabat lainnya di landasan. Martine tidak banyak berkomentar sejak serangan di kediamannya itu.

Dari ranjang rumah sakit, beberapa waktu lalu dia sempat merekam pesan audio. Dia mendeskripsikan saat para pembunuh menembak suaminya dengan peluru setelah menerobos masuk ke rumah mereka di tengah malam.

Martine mengatakan, serangan itu terjadi begitu cepat sehingga suaminya tidak dapat mengucapkan sepatah kata pun. Awal pekan ini, dia mencicit: "Rasa sakit ini tidak akan pernah berlalu."

photo
Tersanka pembunuh Presiden Haiti Jovenel Moise diborgol di kantor polisi di Port-au-Prince, Haiti, Kamis (8/7/2021). - (AP/Jean Marc Hervé Abélard)

Suaminya, Jovonel Moise (53 tahun) telah menjadi presiden Haiti, negara termiskin di Amerika, sejak 2017. Masa jabatannya sulit karena dia menghadapi tuduhan korupsi dan rentetan demonstrasi luas yang menentangnya awal tahun ini.

Koresponden mengatakan, bahwa sebagai saksi atas serangan itu, Martine dapat membantu penyelidik memahami siapa yang melakukan pembunuhan itu dan mengapa. Hingga saat ini, banyak detail seputar serangan itu tetap menjadi misteri.

Polisi Haiti mengatakan, sekelompok tentara bayaran asing yang terdiri dari 26 orang Kolombia dan dua orang Amerika Haiti merupakan kelompok yang melakukan pembunuhan itu. Sedikitnya 20 orang telah ditahan, sementara tiga orang tewas oleh polisi dan lima masih buron.

Polisi Haiti juga telah menangkap seorang dokter Haiti yang berbasis di Florida, Christian Emmanuel Sanon. Dia disinyalir sebagai dalang dalam pembunuhan itu.

Penyelidik meyakini Sanon berhubungan dengan perusahaan keamanan Venezuela yang berbasis di AS. Perusahan itu mengatur perekrutan orang Kolombia yang sekarang dituduh membunuh Moise. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat