Petugas Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian Jakarta Pusat memberikan obat tetes mata untuk domba saat pemeriksaan kelayakan hewan kurban di Senen, Jakarta, Kamis (15/7/2021). | ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA

Tajuk

Semangat Berkurban

Mari jadikan masa sulit yang kita hadapi saat ini sebagai ladang ibadah terbaik.

Kita kembali merayakan hari raya Idul Adha dalam kondisi pandemi Covid-19 pada Selasa (20/7). Ini merupakan Lebaran kurban kedua yang kita lalui dalam situasi masih berjuang melawan penyebaran virus Covid-19. Seperti tahun lalu juga, umat Muslim Indonesia masih harus menahan diri untuk dapat melaksanakan ibadah haji di Tanah Suci.

Di Tanah Air, penyebaran Covid-19 belum memperlihatkan tren penurunan yang signifikan. Mengutip Worldometers, Indonesia masih masuk dalam lima besar negara dengan kasus harian tertinggi di dunia pada Ahad (18/7). Di peringkat pertama ada Inggris dengan penambahan 54.674 kasus positif. Kemudian Indonesia dengan penambahan 51.952 kasus positif, India 41.222 kasus positif, Brasil 34.339 kasus positif, dan Rusia 25.116 kasus positif.

Pemerintah Indonesia pun masih menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat sampai akhir Juli 2021 untuk mengurangi penularan Covid-19. Tak bisa kita pungkiri, ini merupakan masa-masa yang sulit untuk hampir sebagian besar masyarakat Indonesia.

Bagi mereka yang sakit, harus menghadapi antrean panjang hanya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan berupa bantuan pernafasan. Sementara bagi yang sehat, banyak yang terpaksa harus ke luar dan berjibaku mencari nafkah meskipun pemerintah tegas meminta masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar rumah.

 
Akan tetapi, keterbatasan itu tidak semestinya menjadi halangan bagi kita untuk tetap menjalankan ibadah. Masih banyak kegiatan ibadah lain yang dapat kita lakukan dan menjiwai semangat berkurban.
 
 

Memang, ada banyak keterbatasan dalam menjalankan ibadah pada Idul Adha kali ini. Mereka yang sudah mengantre bertahun-tahun untuk dapat menginjakkan kaki di Tanah Suci terpaksa harus bersabar lagi dan kembali menunggu. Di beberapa wilayah, pelaksanaan shalat Ied juga terpaksa ditiadakan. Begitu pula dengan pelaksanaan pemotongan hewan kurban.

Akan tetapi, keterbatasan itu tidak semestinya menjadi halangan bagi kita untuk tetap menjalankan ibadah. Masih banyak kegiatan ibadah lain yang dapat kita lakukan dan menjiwai semangat berkurban.        

Justru, pada masa sulit seperti ini, semangat berkurban yang menjadi jiwa dari momentum Idul Adha harus benar-benar kita praktikkan. Uluran tangan untuk meringankan beban sesama menjadi hal yang sangat penting dilakukan. Lakukan apa yang kita bisa untuk membantu mereka yang membutuhkan.

Kalau ada tetangga yang kebetulan saat ini terpapar Covid-19, mari kita ulurkan tangan untuk membantu dan menolong mereka, bukan malah dikucilkan. Bantuan juga dapat kita berikan kepada mereka yang tengah berjuang untuk mencari nafkah untuk keluarganya. Sekecil apapun bantuan yang kita berikan, itu bisa berarti banyak bagi mereka yang membutuhkan.

 
Mari jadikan masa sulit yang kita hadapi saat ini sebagai ladang ibadah terbaik.
 
 

Jika memberikan uluran tangan masih menjadi hal yang sulit untuk dilakukan, maka tindakan minimal yang bisa kita lakukan adalah dengan tidak ikut menyesatkan orang lain. Jangan sampai kita ikut menyebarkan informasi yang salah atau belum jelas kebenarannya mengenai covid.

Saring dan periksa kembali setiap kebenaran dari informasi yang kita terima melalui media sosial. Karena pada kenyataannya, banyak orang yang terpapar covid dan terlambat penanganannya hanya karena percaya dengan informasi yang diterimanya dari kerabat atau saudara. Padahal, itu merupakan informasi yang tidak jelas pertanggungjawabannya.

Mari jadikan masa sulit yang kita hadapi saat ini sebagai ladang ibadah terbaik. Mari kita jalani semangat berkurban pada momentum Idul Adha tahun ini dengan lebih peduli terhadap orang lain. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat