Penampakan mobil dan truk yang terendam banjir di jalan raya B265 di Erftstadt, Jerman, Sabtu (17/7/2021). | EPA-EFE/SASCHA STEINBACH

Internasional

Korban Banjir di Eropa Terus Bertambah

Banjir kali ini merupakan salah satu bencana alam terparah di Eropa.

BERLIN - Korban meninggal dunia dalam banjir di Jerman barat dan Belgia naik menjadi 183 jiwa, Sabtu (17/7) waktu setempat. Luapan sungai dan banjir bandang mampu meruntuhkan ratusan rumah, menghancurkan jalan, dan kabel listrik sehingga banyak komunikasi terputus.

Jumlah korban pun berpotensi terus bertambah, karena ribuan orang masih dinyatakan hilang atau tidak dapat dijangkau. Beberapa daerah saat ini masih tidak dapat diakses karena ketinggian air yang tinggi.

Banjir kali ini menjadi bencana alam terburuk di Jerman, selama lebih dari 50 tahun terakhir dengan 143 orang meninggal. Sementara di Belgia, jumlah korban meninggal naik menjadi 27.

Penduduk dan pemilik bisnis berjuang untuk mengambil harta benda mereka di kota-kota yang hancur. "Semuanya hancur total. Anda tidak lagi bisa mengenali pemandangannya," kata Michael Lang, pemilik toko anggur di kota Bad Neuenahr-Ahrweiler di Ahrweiler, Jerman, sambil menahan air mata.

"Anda tidak dapat membayangkan perubahan yang terjadi di pedesaan. Interior, botol anggur, dekorasi, semuanya hancur," ujar Lang, berdiri di depan sisa-sisa tokonya yang berada di pusat bersejarah kota.

photo
Petugas penyelamat bertugas mengevakuasi korban banjir di di jalan raya B265 di Erftstadt, Jerman, Sabtu (17/7/2021). - (EPA-EFE/SASCHA STEINBACH)

Senasib, Wolfgang Huste juga berusaha mati-matian untuk menyelamatkan yang tersisa dari toko buku antiknya yang didirikan pada 1988. "Saya sudah 33 tahun menjadi penjual barang antik, pedagang barang seni, dan pelelangan serta buku,  kondisinya tidak pernah membuat hati berdarah sebanyak ini,” ujar Huste.

Menurutnya, selama ini, ia menyimpan buku dari tahun 1510, 1520. Kini buku-buku yang tak tergantikan tersebut, telah tertutup lapisan lumpur yang tebal.

Huste juga sejatinya, nyaris tak selamat dalam bencana tersebut. "Seandainya saya menunggu satu menit lagi saya akan tenggelam," kenangnya ketika berupaya melarikan diri dari air banjir. "Mayat tersapu di jalan, dua orang dewasa, satu anak, mereka tidak bisa menyelamatkan diri," lanjut Huste mengingat banjir yang bermula pada Kamis (15/7).

Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier mengunjungi Erftstadt di negara bagian North Rhine-Westphalia. "Kami berduka dengan mereka yang kehilangan teman, kenalan, anggota keluarga. Nasib mereka mencabik-cabik hati kita," ujar Steinmeier.

Sekitar 700 warga dievakuasi pada Jumat (16/7) malam setelah sebuah bendungan jebol di kota Wassenberg dekat Cologne. Namun Wali Kota Wassenberg Marcel Maurer mengatakan, ketinggian air telah stabil sejak malam. Meski demikian, Bendungan Steinbachtal di Jerman barat tetap berisiko jebol.

Phak berwenang mengatakan, sekitar 4.500 orang telah dievakuasi dari rumah-rumah di hilir dekat bendungan tersebut. Steinmeier mengatakan, akan memakan waktu beberapa pekan sebelum bendungan rusak sepenuhnya. Ia memperkirakan, kondisi ini akan membutuhkan beberapa miliar euro dalam dana rekonstruksi.

Kanselir Jerman Angela Merkel juga diperkirakan akan melakukan perjalanan pada Ahad (18/7) waktu setempat, ke Rhineland Palatinate, negara bagian yang merupakan rumah bagi desa Schuld yang hancur. Selama beberapa hari terakhir, banjir juga telah memutus aliran listrik dan komunikasi dari seluruh komunitas.

Sebagian besar banjir melanda negara bagian Rhineland Palatinate di Jerman dan Rhine-Westphalia Utara dan Belgia timur. RWE (RWEG.DE), produsen listrik terbesar di Jerman, mengatakan, tambang terbukanya di Inden dan pembangkit listrik tenaga batubara di Weisweiler, terkena dampak yang amat signifikan.

Di provinsi Luksemburg dan Namur di Belgia selatan, pihak berwenang masih terus bergegas memasok air minum ke rumah-rumah. Perlahan, ketinggian air mulai turun, sehingga memungkinkan penduduk memilah barang-barang yang rusak karena terendam.

Perdana Menteri Belgia Alexander De Croo dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, juga mengunjungi beberapa daerah pada Sabtu sore. De Croo kemudian menyatakan 20 Juli sebagai hari berkabung nasional. "Kami masih menunggu jumlah korban terakhir, tetapi ini bisa menjadi banjir paling dahsyat yang pernah terjadi di negara kami," katanya, dikutip dari BBC, Jumat (16/7).

Saat ini, berbagai upaya perbaikan kini mulai dikejar. Operator jaringan kereta api Belgia Infrabel menerbitkan rencana perbaikan jalur. Beberapa di antaranya akan kembali beroperasi hanya pada akhir Agustus. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat