Sejumlah guru melaksanakan siaran langsung pembelajaran secara daring saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kota Blitar, Jawa Timur, Senin (12/7/2021). Kegiatan MPLS harus bersifat edukasi. | ANTARA FOTO/IRFAN ANSHORI

Nasional

Masa Pengenalan Sekolah Digelar Daring

Kegiatan yang dilakukan dalam masa pengenalan lingkungan sekolah harus bersifat edukasi.

JAKARTA—Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang digelar secara daring diminta tetap dibuat menarik dan kreatif. Direktur Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Muhammad Hasbi juga meminta kegiatan MPLS yang digelar sejak Senin (12/7) harus tetap mematuhi rambu-rambu.

"Dalam MPLS ini ada rambu-rambu yang harus dilaksanakan supaya kita bisa menghindari tradisi yang berkembang di masa orientasi sekolah (MOS) dulu," kata Hasbi, dalam telekonferensi, Rabu (14/7).

Ia menjelaskan, MPLS menjadi kegiatan yang merupakan kewajiban bagi guru dan sekolah. Pelaksanaannya tidak boleh melibatkan siswa, kakak kelas, ataupun alumni sebagai penyelenggara MPLS.

Kegiatan yang dilakukan dalam MPLS harus bersifat edukasi. Hasbi menegaskan, tidak dibenarkan untuk melakukan kekerasan di dalam MPLS ini meskipun sebagian besar wilayah di Jawa dan Bali masih melaksanakan secara daring.

Kemendikbudristek juga berpesan, MPLS tidak boleh mewajibkan penggunaan atribut lain selain atribut sekolah, tidak meminta biaya dari siswa, dan tidak memberikan tugas yang tidak relevan dengan kegiatan di sekolah.

Bagi sekolah yang membutuhkan tenaga siswa untuk pelaksanaannya, harus dipilih dan dijaga sifatnya sesuai dengan peraturan. "Bagi sekolah yang terpaksa menggunakan, memanfaatkan tenaga siswa karena keterbatasan guru, siswa harus dipilih memiliki sifat yang terjaga dengan baik, dan juga jauh dari pelaku tindak kekerasan," kata dia.

photo
Peserta Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kota Blitar mengikuti pembelajaran secara daring dari rumahnya di Blitar, Jawa Timur, Senin (12/7/2021). Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Timur menetapkan MPLS bagi siswa baru tingkat SMA/MA/SMK/SMALB/SMKLB tahun ajaran 2021/2022 dilakukan secara daring hingga Jumat (16/7/2021) karena masih berada pada masa PPKM Darurat - (ANTARA FOTO/IRFAN ANSHORI)

Direktur Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kemendikbudristek, Bakrun menambahkan, MPLS harus bersifat menyenangkan. Sebab, saat ini masih dilaksanakan pada masa pandemi yang penuh tekanan. Perasaan menyenangkan dalam mengikuti MPLS menjadi penting. "Maka waktunya tidak boleh lama-lama. Kalau lebih dari tiga jam itu harus istirahat. Karena biasanya kalau lebih dari itu ditinggal tidur nanti," kata Bakrun.

Di Jawa Timur, Gubernur Khofifah Indar Parawansa menuturkan, meskipun harus dilakukan secara daring, ia berharap guru lebih efektif dalam proses transfer ilmu pengetahuan. Keefektifan pembelajaran akan benar-benar bisa menekan terjadinya learning loss dan character loss.

"Meski harus dilakukan secara daring, namun lewat MPLS ini akan tercipta interaksi positif antarsiswa dan warga sekolah. Semoga pandemi segera berakhir sehingga pembelajaran tatap muka bisa dilaksanakan," katanya.

Di Purbalingga, Jawa Tengah, kegiatan MPLS bagi siswa baru tingkat SMP dilakukan secara tatap muka dengan bergilir. Hal ini antara lain dilakukan oleh SMP Negeri 1 Purbalingga.

"Pelaksanaannya tetap di sekolah, tapi dilakukan secara bergilir per kelompok. Dengan demikian, tidak banyak yang masuk sekolah karena hanya khusus bagi siswa baru dan pengurus OSIS,” kata Kepala SMP Negeri 1 Purbalingga, Runtut Pramono, Rabu (15/7).

Sedangkan, siswa kelas VIII dan IX tetap melakukan kegiatan belajar mengajar secara virtual. “Siswa baru ini setelah melakukan MPLS juga akan melakukan kegiatan belajar secara virtual,” jelasnya. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat