Ilustrasi gula aren. | ANTARA FOTO

Bodetabek

Permintaan Gula Aren Melonjak Selama Pandemi

Permintaan gula aren di pasar naik hingga 100 toros dari 50 toros per dua pekan.

LEBAK -- Permintaan gula aren di Kabupaten Lebak, Banten sejak dua bulan terakhir, meningkat drastis. Jika biasanya permintaan hanya 100 toros, saat ini mencapai 200 toros. Hal itu karena gula aren banyak digunakan untuk minuman herbal, seperti minuman jahe.

“Harga gula aren dijual Rp 400 ribu per toros dan jika laku 200 toros maka menghasilkan Rp 80 juta, " kata Sam'un, seorang bandar gula aren di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Senin (5/7).

Sam’un mengaku, melonjaknya permintaan gula aren tentu berdampak terhadap pendapatan ekonomi masyarakat desa. Pasalnya, para perajin yang berlokasi di pelosok desa di Kabupaten Lebak, menggantungkan pemasukan dari usaha gula aren.

Dia menuturkan, perajin memproduksi gula aren karena terdapat perkebunan pohon aren sebagai bahan bakunya. Sentra pohon aren di Kabupaten Lebak, tersebar di Kecamatan Cirinten, Sobang, Cibeber, Cijaku, Cilograng, Malingping, Leuwidamar, hingga Muncang. "Kami menampung gula aren dari pelaku usaha itu," kata Sam’un menjelaskan.

Menurut dia, meningkatnya permintaan gula aren itu bermula sejak pandemi Covid-19 datang. Sam’un menuturkan, pendapatannya benar-benar bertambah 100 persen per bulan karena gula aren kini sangat laku di pasaran.

Dia menjelaskan, selain untuk jahe, gula aren juga dimanfaatkan untuk pelaku usaha aneka makanan kuliner. "Kami beruntung selama ini permintaan pasaran gula aren terpenuhi dari perajin itu," ucap Sam’un.

Agus, seorang pedagang asal Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, juga turut merasakan kenaikan permintaan gula aren. Bahkan, kata dia, menjelang pelaksanaan Idul Adha 1442 Hijriyah, biasanya pembelian gula aren meningkat. Dia mendeteksi, pelanggannya biasa merupakan perajin aneka makanan yang memborong dalam jumlah banyak.

Agus menjelaskan, selama ini, produk gula aren di Kabupaten Lebak memiliki keunggulan dibuat secara organik dan memiliki rasa manis, serta beraroma harum. Selain itu, gula aren buatan masyarakat dikenal tahan lama tanpa bahan pengawet.

"Kami dua bulan terakhir ini permintaan pasar naik hingga 100 toros dari 50 toros per dua pekan," kata Agus menjelaskan.

Herlina (50), seorang pembeli, menyatakan, ia sengaja membeli dengan mendatangi langsung ke penampung gula aren di Pasar Rangkasbitung dibandingkan ke perajin. Selain lebih murah, juga kualitas sudah terjamin. "Kami membeli gula aren mencapai 40 toros dan dijual di Bandung, " kata Herlina yang menjual kembali gula aren keluar kota.

Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Kabupaten Lebak, Yudawati, mengatakan, usaha gula aren di wilayahnya berkembang pesat karena permintaan cukup tinggi. Hal itu menjadikan gula aren sebagai produk unggulan Kabupaten Lebak, karena bisa memacu pendapatan ekonomi masyarakat perdesaan.

Dia mencatat, jumlah perajin gula aren di Kabupaten Lebak mencapai 11 ribu unit usaha, yang sanggup menyerap tenaga kerja 22 ribu orang. Selain itu, sambung dia, bisnis gula aren juga mampu menghidupi para bandar, pengepul, hingga pedagang pengecer.

"Kami terus meningkatkan mutu dan kualitas dengan memberikan pembinaan kepada perajin karena gula aren mampu menyumbangkan kesejahteraan keluarga," kata Agus.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat