Pasien Covid-19 menjalani perawatan di tenda darurat khusus Covid-19 Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito, Yogyakarta, Ahad (4/7/2021). Penambahan tempat tidur harus diimbangi jumlah nakes yang merawat pasien Covid-19. | Wihdan Hidayat / Republika

Nasional

Percepat Konversi Tempat Tidur Pasien Covid-19

Penambahan tempat tidur harus diimbangi jumlah nakes yang merawat pasien Covid-19.

JAKARTA – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta beberapa daerah mempercepat konversi tempat tidur atau bed untuk pasien Covid-19 di tengah lonjakan yang kian tinggi. Dia menyebut beberapa daerah masih relatif sedikit dalam mengalokasikan kapasitas tempat tidur untuk pasien Covid-19.

“Banyak provinsi lain seperti Jawa Timur, Bali, dan Yogyakarta yang masih sedikit konversinya ke tempat tidur Covid-19. Sehingga kalau kita lihat keterpakaian tempat tidurnya tinggi, itu karena memang tempat tidur yang dialokasikan untuk Covid-19 masih sangat rendah,” kata Budi saat rapat dengan Komisi IX DPR, Senin (5/7).

Budi mengatakan jumlah tempat tidur perawatan pasien yang kini tersedia di berbagai rumah sakit di Indonesia berkisar 389 ribu unit. Pada saat terjadi krisis pandemi Covid-19 di awal 2021, Kemenkes sudah mengeluarkan Surat Edaran (SE) agar 30 persen tempat tidur dialokasikan untuk pasien Covid-19. “Total ada 130 ribu tempat tidur dari 389 ribu unit yang memang kita minta dialokasikan untuk Covid-19,” ujar dia.

Dia melaporkan, sebelum aktivitas Lebaran 2021, jumlah pasien Covid-19 berkisar 23 ribu orang dengan jumlah tempat tidur perawatan yang tersedia pada saat itu berjumlah 75 ribu unit. Artinya, jumlah bed yang tersedia masih 3,5 kali lipat lebih banyak dari jumlah pasien.

Namun dalam lima pekan terakhir jumlah pasien Covid-19 naik dari 23 ribu orang menjadi 81 ribu orang. Jumlah tempat tidur untuk pasien Covid-19, kata Budi, secara dinamis sudah dinaikkan dari 75 ribu menjadi 98 ribu dengan estimasi kapasitasnya sebanyak 130 ribu atau 30 persen dari total tempat tidur.

Kemenkes bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) juga menyediakan rumah sakit cadangan di Wisma Haji Pondok Gede berkapasitas 900 kamar serta 51 unit ICU. RS cadangan ini diproyeksikan untuk merawat pasien bergejala sedang dan mulai beroperasi pada Rabu (7/7).

Kondisi keterisian tempat tidur untuk pasien Covid-19 di DI Yogyakarta sudah hampir 100 persen. Dinas Kesehatan DIY menyebut, hal ini dibuktikan dengan dibangunnya tenda darurat di beberapa rumah sakit. “BOR (bed occupancy rate) sudah hampir penuh,” kata Kepala Dinkes DIY, Pembayun Setyaningastutie.

Namun, persoalan muncul ketika jumlah tempat tidur untuk pelayanan pasien Covid-19 ditambah, tetapi tenaga kesehatan tak mencukupi. Penambahan tempat tidur untuk pasien Covid-19 harus diimbangi dengan jumlah nakes yang merawat pasien.

Nakes di berbagai daerah terus bertumbangan terpapar Covid-19. Jumlah sumber daya untuk penanganan Covid-19 menjadi kian terbatas.

photo
Relawan PMI Kabupaten Semarang menyemprotkan cairan disinfektan di area isolasi warga positif Covid-19 Rusunawa Pringapus saat giat PPKM Darurat di Pringapus, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (3/7/2021). - (ANTARA FOTO/Aji Styawan)

Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebelumnya menyatakan bahwa perawat yang terkonfirmasi positif terus bertambah seiring lonjakan kasus Covid-19 dalam beberapa pekan terakhir. Bahkan, di Pulau Jawa saja butuh 3.000 relawan perawat untuk ditempatkan di rumah sakit rujukan Covid-19 karena keterbatasan nakes.

Kondisi tersebut juga terjadi di DIY. Pembayun mengatakan, beberapa perawat sudah isolasi mandiri karena terkonfirmasi positif. Begitu juga dengan dokter. Nakes yang terpapar Covid-19 ini otomatis membuat sumber daya menangani pasien Covid-19 terus berkurang.

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, juga mengumumkan membutuhkan tambahan nakes guna memaksimalkan penanganan pasien terpapar Covid-19 di daerah itu. Langkah itu dilakukan karena jumlah nakes yang berkurang karena terkonfirmasi positif Covid-19.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by DPP PPNI (dpp_ppni)

“Kalau memungkinkan ada relawan yang ditempatkan di RSUD, itu pasti akan banyak membantu. Sebab saat ini kami memiliki persoalan pada penanganan Covid-19 akibat minimnya jumlah nakes,” kata Direktur Utama RSUD Kabupaten Bekasi, Sumarti.

Dia mengaku kondisi itu terjadi setelah sekitar 60 nakes di RSUD Kabupaten Bekasi ikut terpapar Covid-19 usai menangani pasien yang masuk pascalibur Lebaran 2021. Puluhan tenaga kesehatan yang terdiri atas dokter, tenaga pendamping pasien, perawat, hingga bagian administrasi itu kini tengah menjalani isolasi mandiri.

“Hampir semua profesi yang bekerja di RSUD ada yang isoman. Karena sudah divaksin Covid-19 mereka tidak mengalami gejala berat sehingga kondisinya tidak memburuk pula,” ujar Sumarti.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat