NEW YORK -- Para pejabat tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Jumat (2/6) memperingatkan Dewan Keamanan bahwa lebih dari 400 ribu orang di Tigray, Ethiopia kini tengah berjuang melawan kelaparan. Ada banyak risiko akibat bentrokan di wilayah itu, meski telah ada gencatan senjata sepihak oleh pemerintah federal.  

Penjabat kepala bantuan PBB Ramesh Rajasingham mengatakan kepada dewan, situasi kemanusiaan di Tigray telah memburuk dalam beberapa pekan terakhir. Orang yang menderita kelaparan pun terus mengalami peningkatan.

"Lebih dari 400 ribu orang diperkirakan telah melewati ambang kelaparan dan 1,8 juta orang lainnya berada di ambang kelaparan. Beberapa menyatakan bahwa jumlahnya bahkan lebih tinggi. Sebanyak 33 ribu anak-anak kekurangan gizi parah," kata Rajasingham.

Pemerintah Ethiopia mendeklarasikan gencatan senjata sepihak pada Senin (28/6). Meski begitu, tetap ada laporan tentang bentrokan lanjutan di beberapa wilayah, saat tekanan internasional menyerukan agar semua pihak mundur.

Seorang perempuan pengungsi dari Tigray memegangi anaknya yang kekurangan gizi saat sedang diberi asupan oleh petugas di klinik Medecins Sans Frontieres (MSF) clinic, di pengungsian Umm Rakouba, Sudan, 5 Desember 2020 lalu. (AP Photo/Nariman El-Mofty) - (AP Photo/Nariman El-Mofty)

SHARE    

Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, mengatakan, Pemerintah Ethiopia harus benar-benar menunjukkan gencatan senjata ini dilakukan untuk mengatasi bencana kemanusiaan. Ia mendesak pihak-pihak yang berkonflik untuk memanfaatkan momen gencatan senjata.

Apabila gencatan senjata ini gagal, maka akan ada konsekuensi yang menghancurkan Ethiopia dan Afrika. "Saya memperingatkan bahwa setiap penolakan akses bantuan bukanlah indikasi gencatan senjata kemanusiaan, tetapi  dari pengepungan," ujarnya.

Duta Besar Ethiopia untuk PBB, Taye Atske Selassie Amde mengatakan, tujuan gencatan senjata bukan untuk mengepung, tapi untuk menyelamatkan nyawa. Amde mengatakan kepada Dewan Keamanan bahwa, gencatan senjata diumumkan untuk meningkatkan akses bantuan. 

Pemerintah, menurutnya, berharap gencatan senjata ini juga bisa memicu lahirnya dialog. "Seharusnya ini mendorong teman-teman kita untuk memberikan dukungan dan mengurangi tekanan yang tidak membantu," kata Amde.

Pengungsi dari Tigray berkumpul di pengungsian Umm Rakouba. - (AP/Nariman El-Mofty)

SHARE    

Kepala urusan politik dan perdamaian PBB, Rosemary DiCarlo, menjelaskan,  pasukan Eritrea telah ditarik ke daerah-daerah yang berdekatan dengan perbatasan. Sementara pasukan dari wilayah tetangga Amhara, tetap berada di daerah Tigray barat yang mereka rebut.

"Singkatnya, ada potensi untuk lebih banyak konfrontasi dan penurunan cepat dalam situasi keamanan, yang sangat memprihatinkan," kata DiCarlo. 

Sementara Rusia dan Cina mengungkapkan, tidak keberatan dengan pertemuan publik Dewan Keamanan di Tigray pada Jumat, pekan lalu. Mereka mengatakan, konflik itu adalah urusan internal Ethiopia. 

Rusia dan Cina pun memiliki hak veto dewan, bersama dengan Amerika Serikat, Prancis, dan Inggris. "Kami percaya bahwa campur tangan Dewan Keamanan dalam menyelesaikannya adalah kontraproduktif," ujar Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat