Hikmah Republika Hari ini | Republika

Hikmah

Sehat dengan Hidup Bersih

Kita bisa berikhtiar maksimal menjaga diri dengan membiasakan hidup bersih.

Oleh NUR FARIDAH

OLEH NUR FARIDAH

Hingga saat ini, pandemi Covid-19 belum berakhir di negeri ini. Kecenderungannya malah naik. Jumlah orang yang terpapar sudah melewati dua juta jiwa. Lima puluh ribu di antaranya meninggal dunia.

Ini menjadi peringatan untuk kita terus hidup dengan protokol kesehatan, seperti memakai masker, menjauhi kerumunan, mencuci tangan, dan melakukan vaksinasi sebagai bentuk ikhtiar. Pendemi ini sekaligus mengingatkan kita keharusan untuk membiasakan hidup bersih. Allah berfirman, “Sungguh Allah menyukai orang-orang yang bertobat dan bersuci” (QS at-Taubah [9]: 108). 

Tentang ayat di atas, Imam ath-Thabari dalam Tafsir ath-Thabari menjelaskan, ayat tersebut turun berkenaan dengan orang-orang yang hadir di dalam masjid yang dibangun berdasarkan ketakwaan (Quba) sejak awal. Di dalamnya ada orang-orang yang gemar membersihkan diri dengan air setelah buang hajat. Allah menyukai orang-orang yang membersihkan diri dengan air.

Dalam sumber lain, ath-Thabari juga menyebutkan bahwa saat Allah berfirman bahwa di dalam masjid tersebut ada orang-orang yang suka membersihkan diri, Rasulullah bertanya kepada orang-orang, “Apa yang membuat kalian dipuji Allah?” Mereka menjawab, “Rasulullah, kami membersihkan bekas buang hajat kami dengan air.”

Di sini, Allah memuji orang-orang yang membersihkan kotoran dengan air. Dengan demikian, bersuci atau membersihkan diri dengan air adalah sesuatu yang baik dan membuat pelakunya disukai Allah. Perintah untuk membersihkan diri tak hanya ketika akan beribadah, seperti shalat, yaitu dengan berwudhu, tetapi juga di luar ibadah.

Misalnya, mandi setelah beraktivitas di luar, mencuci tangan, dan sejenisnya. Wudhu itu sudah menggambarkan protokol kesehatan karena di dalamnya ada perintah untuk membasuh anggota tubuh, seperti muka, tangan, dan kaki. Jadi, wudhu juga sangat bermanfaat dilakukan sebagai sarana membersihkan diri.

Allah mencintai atau menyukai orang-orang yang bersih. Orang lain juga akan lebih suka dengan orang yang bersih. Orang yang hidup kotor akan dijauhi orang. Minimal, orang akan segan berdekatan dengannya. Orang yang bersih biasanya menjadi gambaran bagaimana kehidupannya sehari-hari.

Allah mewajibkan orang beriman untuk shalat dalam sehari lima kali. Dalam setiap shalat itu kita  diperintahkan untuk bersuci atau membersihkan diri. Ini memberi pelajaran bahwa seseorang harus membiasakan membersihkan diri, minimal lima kali dalam sehari.

Bahkan, bagi orang yang belum batal sekalipun dianjurkan untuk kembali berwudhu yang dalam fikih disebut “tajdid wudhu” (memperbarui wudhu). Dengan kata lain, senantiasa memperbarui kesucian atau kebersihannya.

Bersuci atau membersihkan diri adalah sesuatu baik, tidak hanya bagi diri yang bersangkutan, tetapi juga bagi orang lain dan lingkungan. Kita tak pernah tahu kapan dan di mana virus atau bakteri menempel atau masuk di tubuh kita.

Namun, kita bisa berikhtiar maksimal menjaga diri dengan membiasakan hidup bersih. Setelah itu, kita serahkan semuanya kepada Allah, tempat kita memohon diberikan kesehatan. Wallahu a’lam.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat